Mengapa Sekarang Huawei Fokus Jualan Laptop/PC Mahal?

Rabu, 05 Mei 2021 - 19:11 WIB
Huawei MateBook X Pro dan Huawei MateBook D15 masing-masing dibanderol Rp31 juta dan Rp13 juta. Foto: dok Huawei
JAKARTA - Huawei MateBook X Pro dan Huawei MateBook D15 adalah dua laptop yang baru diluncurkan Huawei Consumer Business Group (CBG) Indonesia. Ingin tahu harganya? Masing-masing Rp31 juta dan Rp13 juta.

Wajar jika Anda bertanya-tanya seperti ini, mengapa kok Huawei tiba-tiba jualan laptop? Mengapa mahal harganya? Apakah bagus kualitasnya dibandingkan pemain yang sudah ada seperti Lenovo, Asus, hingga Hewlett Packard (HP)?



Huawei jualan laptop, menurut Sindonews, bukan seperti tahu bulat yang digorengnya dadakan.

Harus diketahui bahwa di China sendiri Huawei adalah perusahaan teknologi nomor 1. Mereka menguasai jaringan/network, smartphone, IoT, tablet, juga laptop. Semua produk mereka itu disatukan dalam ekosistem saling terhubung yang bernama skenario ā€˜1+8+Nā€™.



Angka 1 mewakili smartphone, sebagai pusat ekosistem. Yang akan terhubung dan mengontrol perangkat-perangkat lainnya.

Angka 8 adalah perangkat-perangkat lain yang terkoneksi seperti Huawei FreeBuds, Huawei MatePad Pro, dan termasuk laptop Huawei MateBook X Pro.

Huruf N, adalah perangkat IoT pihak ketiga yang bisa terhubung menggunakan Huawei HiLink dan teknologi Huawei Share.

Artinya, produk laptop tidak kalah penting dalam lini produk Huawei yang sudah populer lainnya seperti smartphone, tablet, dan aksesorisnya.

Secara brand, di China Huawei sangat kuat. Saat Sindonews mengunjungi gerai ritel Huawei di Shenzen, yang dijual pun sangat beragam. Mulai dari smartphone, aksesoris, juga laptop. Jadi, konsumen di China tidak canggung saat menggunakan laptop dengan merek Huawei.

Yang tentu berbeda dengan konsumen di Indonesia. Masalahnya, posisi brand Huawei untuk konsumen di Indonesia tidak kuat-kuat amat. Jauh dari 5 besar. Dari dulu mereka tidak pernah benar-benar serius memasarkan produk smartphone di pasar lokal.

Dan ketika akhirnya mereka mau serius, tiba-tiba saja mereka dilarang menggunakan Google Play dan solusi turunannya. Yang membuat upaya masuk ke Indonesia berkali-kali lipat lebih sulit.

Tanpa Google Play, sebagus apapun spesifikasi akan membuat konsumen berpikir dua kali. Huawei sudah berupaya keras membuat sebanyak mungkin aplikasi lokal masuk ke ekosistemnya. Tapi itu perlu waktu.



Huawei MateBook D15.

Oke, kembali ke laptop. Jika memang konsumen ingin membeli laptop Huawei, bagaimana dengan after service-nya?
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More