Apa Penyebab Harga Bitcoin Meroket? Begini Kata Pakar Aset Kripto
Sabtu, 19 Desember 2020 - 08:55 WIB
JAKARTA - Akhir 2020 ditutup dengan fenomena luar biasa pada dunia cryptocurrency atau aset kripto . Betapa tidak, jelang akhir Desember ini, dunia dikejutkan dengan lonjakan harga Bitcoin. Baca Juga: Tokocrypto
Selain itu, adanya peningkatan adopsi trader dan fund manager mulai melihat tren positif bitcoin sebagai aset safe haven dan menggantikan spot emas yang secara grafik mengalami penurunan beberapa bulan ini.
Chairman Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan, ini merupakan awal dari babak baru bagi Bitcoin. ”Banyak faktor yang meningkatkan kepercayaan publik terhadap aset kripto. Kepercayaan pada Bitcoin mulai pulih setelah mengalami market crash di awal 2018,” ujarnya.
Survei The Tokenist pada 4,852 individu di 17 negara menyebut, kepercayaan pada Bitcoin, pengetahuan dan kepercayaan pada mata uang digital, telah meningkat selama tiga tahun terakhir.
Lebih dari 45% dari responden mengatakan mereka lebih suka berinvestasi dalam Bitcoin daripada saham, real estate dan emas.
Survei juga menemukan bahwa ada kenaikan kepercayaan responden pada Bitcoin dibandingkan bank – bank, yakni sebesar 29% sejak 2017.
Menurut Kai, selama berapa bulan terakhir, ada perusahaan yang membeli Bitcoin. ”Mengapa? Karena pasar Bitcoin telah berada dalam posisi mature ke titik di mana sekarang menjadi proposisi investasi yang menarik bagi institutional investors. Persediaan terbatas, tidak ada inflasi, transaksi terus bergerak dengan cepat jika dibandingkan dengan membeli atau menjual emas fisik,” ungkapnya.
Ia menyebut bahwa Bitcoin dapat direkayasa menjadi perangkat lunak dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Institutional investors melihat bahwa mereka dapat mengalokasikan dana yang mereka miliki ke obligasi, hutang, ekuitas, komoditas. Dari berbagai faktor tersebut, perusahaan mulai melihat Bitcoin sebagai salah satu kelas aset untuk mengalokasikan dana mereka.
Selain itu, adanya peningkatan adopsi trader dan fund manager mulai melihat tren positif bitcoin sebagai aset safe haven dan menggantikan spot emas yang secara grafik mengalami penurunan beberapa bulan ini.
Chairman Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan, ini merupakan awal dari babak baru bagi Bitcoin. ”Banyak faktor yang meningkatkan kepercayaan publik terhadap aset kripto. Kepercayaan pada Bitcoin mulai pulih setelah mengalami market crash di awal 2018,” ujarnya.
Survei The Tokenist pada 4,852 individu di 17 negara menyebut, kepercayaan pada Bitcoin, pengetahuan dan kepercayaan pada mata uang digital, telah meningkat selama tiga tahun terakhir.
Lebih dari 45% dari responden mengatakan mereka lebih suka berinvestasi dalam Bitcoin daripada saham, real estate dan emas.
Survei juga menemukan bahwa ada kenaikan kepercayaan responden pada Bitcoin dibandingkan bank – bank, yakni sebesar 29% sejak 2017.
Menurut Kai, selama berapa bulan terakhir, ada perusahaan yang membeli Bitcoin. ”Mengapa? Karena pasar Bitcoin telah berada dalam posisi mature ke titik di mana sekarang menjadi proposisi investasi yang menarik bagi institutional investors. Persediaan terbatas, tidak ada inflasi, transaksi terus bergerak dengan cepat jika dibandingkan dengan membeli atau menjual emas fisik,” ungkapnya.
Ia menyebut bahwa Bitcoin dapat direkayasa menjadi perangkat lunak dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Institutional investors melihat bahwa mereka dapat mengalokasikan dana yang mereka miliki ke obligasi, hutang, ekuitas, komoditas. Dari berbagai faktor tersebut, perusahaan mulai melihat Bitcoin sebagai salah satu kelas aset untuk mengalokasikan dana mereka.
tulis komentar anda