Rumah.com Sebut Ini Dampak UU Cipta Kerja Terhadap Industri Properti

Rabu, 21 Oktober 2020 - 19:36 WIB
Sementara pada sisi suplai properti, Rumah.com Indonesia Property Market Index –Suplai (RIPMI-S) pada kuartal Q2 2020 berada pada angka 131,6 atau naik 21% dibandingkan kuartal sebelumnya. Kenaikkan pada kuartal kedua ini tampaknya sebagai kompensasi di mana suplai pada kuartal sebelumnya tertahan dan turun sebesar 5% (QoQ) pada kuartal pertama 2020.

Indeks suplai apartemen juga mencatat adanya kenaikan. Yakni, berada pada angka 106,6 atau naik 12% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Marine mengklaim, data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia. Sebab hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan, dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.

Marine menambahkan, UU Cipta Kerja juga mengamanahkan agar pemerintah mendirikan Badan Percepatan Penyelenggaraan Perumahan. Badan ini bertujuan agar mempercepat pembangunan perumahan bagi MBR sekaligus mengatasi backlog atau minimnya pasokan dibandingkan dengan kebutuhan rumah murah. Selain mempercepat penyediaan perumahan, lembaga baru ini juga akan mengelola dana konversi hunian berimbang yang kemudian akan dimanfaatkan untuk membangun rumah susun umum di wilayah perkotaan.

Diharapkan penyediaan rumah bagi MBR bisa dipacu setelah dibentuk badan ini sehingga backlog perumahan bisa segera diselesaikan. “Masyarakat berpenghasilan rendah saat ini memang sedang mendapat perhatian khusus dari pemerintah terutama dalam kepemilikan rumah,” tambahnya.

Perhatian khusus dari pemerintah terhadap MBR juga tercermin dari hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020. Yakni, sekitar 36% responden MBR menyatakan kepuasannya terhadap langkah pemerintah menstabilkan pasar properti nasional. Sementara MBR yang menyatakan ketidakpuasannya hanya sejumlah 19% responden.

agi masyarakat atau pekerja kelas menengah yang belum memiliki rumah perlu mendapatkan perhatian sendiri dari pemerintah. Karena berbagai fasilitas atau kebijakan pemerintah selama ini belum berpihak kepada kelas menengah.

Sebagai contoh mereka tidak bisa memanfaatkan fasilitas Tapera meskipun wajib menjadi pesertanya. Sementara potensi segmen menengah cukup besar yang ditunjukkan dari hasil Rumah.com Consumer Sentiment Survey H 2020, di mana 82% responden mencari hunian dengan harga kurang dari Rp750 juta, terdiri dari 22% responden mencari hunian dengan harga Rp500 juta-750 juta dan 60% lainnya mencari rumah dengan kurang dari Rp500 juta.

Mereka juga bisa memilih lokasi hunian dengan harga yang masih terjangkau. Menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q2 2020, ada sentimen positif dari sisi penawaran di segmen kelas menengah dan menengah bawah dimana segmen terpopuler adalah rumah di kisaran harga Rp300-750 juta.

Sementara merujuk pada data pencarian Rumah.com di mana 26% dari total pencari hunian melalui situs Rumah.com mencari hunian pada kisaran harga Rp300-750 juta. Sedangkan jika ditambahkan lagi dengan pencari hunian di bawah Rp300 juta, maka besarnya mencapai 44% dari total pencarian dalam satu tahun terakhir.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More