Ada Peluang Fintech Bantu Para Pekerja Independen Atasi COVID-19
Senin, 14 September 2020 - 22:39 WIB
Pekerja independen di kota-kota besar paling terkena dampaknya. Sebanyak 63% responden kehilangan penghasilan, dibandingkan 49% di kota-kota yang lebih kecil.
Pekerja independen Indonesia hidup dalam tekanan. Hampir 60% responden mengatakan mereka kehilangan sumber penghasilan utamanya. Mereka tidak akan dapat mencukupi pengeluaran rumah tangganya dalam satu bulan tanpa meminjam uang.
“Dalam penurunan ekonomi akibat pandemik COVID-19, pekerja independen atau gig worker telah secara signifikan terkena dampaknya dan mereka tetap rentan mengalami kesulitan dalam hal finansial,” kata Tilman Ehrbeck, Managing Partner Flourish.
Dikatakan, ekonomi dengan sistem pekerja independen memungkinkan jutaan pekerja dalam sektor informal Indonesia, yang secara historis kurang diperhatikan oleh industri finansial, meresmikan mata pencaharian mereka dan menjadi lebih terhubung ke keuangan digital.
"Kami melakukan riset ini untuk memahami bagaimana perusahaan fintech dapat dengan lebih baik melayani para pekerja independen ini, serta individu dan usaha kecil yang rentan mengalami kesulitan, selama krisis ini dan di masa mendatang,” tuturnya.
Cara Baru Mengatasi Dampak Pandemik
Laporan Flourish juga mengungkap bagaimana pekerja independen menyesuaikan diri dengan krisis COVID-19. "Di antara 66% dari mereka yang mengurangi konsumsi, konsumsi makanan merupakan pengeluaran utama yang mereka kurangi," sebut hasil survei.
Lalu 61% responden menemukan pekerjaan baru atau pekerjaan tambahan, sebagian besar melalui platform digital. Misalnya penjualan ritel online atau pekerjaan berdasarkan permintaan.
Hampir 40% berencana untuk mencari pekerjaan baru dalam bulan-bulan mendatang. Peluang bagi fintech, meskipun secara langsung khawatir tentang krisis COVID-19, para pekerja independen di Indonesia juga fokus pada masa depan.
"Menabung demi masa depan merupakan tujuan nomor satu jangka pendek dan jangka panjang pekerja independen atau gig worker. 81% responden sangat mengkhawatirkan kemampuan mereka menabung untuk usia tua nanti," tuturnya.
Pekerja independen Indonesia hidup dalam tekanan. Hampir 60% responden mengatakan mereka kehilangan sumber penghasilan utamanya. Mereka tidak akan dapat mencukupi pengeluaran rumah tangganya dalam satu bulan tanpa meminjam uang.
“Dalam penurunan ekonomi akibat pandemik COVID-19, pekerja independen atau gig worker telah secara signifikan terkena dampaknya dan mereka tetap rentan mengalami kesulitan dalam hal finansial,” kata Tilman Ehrbeck, Managing Partner Flourish.
Dikatakan, ekonomi dengan sistem pekerja independen memungkinkan jutaan pekerja dalam sektor informal Indonesia, yang secara historis kurang diperhatikan oleh industri finansial, meresmikan mata pencaharian mereka dan menjadi lebih terhubung ke keuangan digital.
"Kami melakukan riset ini untuk memahami bagaimana perusahaan fintech dapat dengan lebih baik melayani para pekerja independen ini, serta individu dan usaha kecil yang rentan mengalami kesulitan, selama krisis ini dan di masa mendatang,” tuturnya.
Cara Baru Mengatasi Dampak Pandemik
Laporan Flourish juga mengungkap bagaimana pekerja independen menyesuaikan diri dengan krisis COVID-19. "Di antara 66% dari mereka yang mengurangi konsumsi, konsumsi makanan merupakan pengeluaran utama yang mereka kurangi," sebut hasil survei.
Lalu 61% responden menemukan pekerjaan baru atau pekerjaan tambahan, sebagian besar melalui platform digital. Misalnya penjualan ritel online atau pekerjaan berdasarkan permintaan.
Hampir 40% berencana untuk mencari pekerjaan baru dalam bulan-bulan mendatang. Peluang bagi fintech, meskipun secara langsung khawatir tentang krisis COVID-19, para pekerja independen di Indonesia juga fokus pada masa depan.
"Menabung demi masa depan merupakan tujuan nomor satu jangka pendek dan jangka panjang pekerja independen atau gig worker. 81% responden sangat mengkhawatirkan kemampuan mereka menabung untuk usia tua nanti," tuturnya.
tulis komentar anda