Ini Rekomendasi Rumah.com di saat KPR Syariah Jadi Tren
Rabu, 26 Agustus 2020 - 23:29 WIB
Marine mengatakan, kelompok berpenghasilan sedang dan tinggi cenderung untuk memilih KPR konvensional, yaitu masing-masing 37% dan 34% responden dibandingkan yang memilih KPR syariah. Persentasenyea 31% responden dan 28% responden.
Berdasarkan Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020, pembiayaan dengan KPR Syariah cenderung lebih diminati oleh generasi muda. Yakni 37% responden yang berusia 22-29 tahun dan 36% responden berusia 30-39 tahun menyukai KPR Syariah dibandingkan konvensional.
Marine mengatakan, bahwa selama tiga tahun terakhir ini para responden survei Rumah.com Consumer Sentiment Study mulai secara spesifik menyatakan, produk pembiayaan KPR yang diminatinya khususnya KPR syariah. Kondisi ini didorong oleh kebutuhan konsumen akan kepastian besaran cicilan bulanan (fixed rate) sehingga menjadi alasan utama mengapa memilih KPR syariah.
"Alasan lain tentunya karena ada fenomena sentimen keagamaan atau 'hijrah' yang cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir," tambahnya.
Marine menambahkan, di tengah penurunan indeks harga dan kenaikkan suplai properti yang saat ini terjadi, konsumen bisa memanfaatkan momentum baik tersebut untuk melakukan pembelian rumah menggunakan fasilitas KPR syariah. Apalagi bagi mereka yang memiliki preferensi terhadap besaran cicilan yang tetap maupun karena pertimbangan keyakinan agama.
"Saat ini pasar properti sedang mengalami penurunan indeks harga dan kenaikan suplai sehingga berada berada pada kondisi buyer’s market. Oleh karenanya penyedia suplai properti melakukan koreksi harga untuk menjaga daya tarik properti. Konsumen akan dimanjakan dengan suku bunga rendah, pilihan properti lebih banyak, dan daya tawar yang lebih tinggi," tuturnya.
Rumah.com Indonesia Property Market Index Q2 2020 menunjukkan kenaikkan suplai properti hampir di semua wilayah Indonesia. Hal ini menjadi indikasi adanya optimisme dari penyedia suplai properti. Pengembang dan penyedia suplai properti lebih optimistis dengan situasi pada Q2 2020.
Setelah pada kuartal sebelumnya menahan diri untuk meluncurkan unit-unit baru, pada kuartal ini penyedia suplai properti sudah mulai menghadirkan suplai-suplai baru. Ini terlihat dari peningkatan suplai properti pada Q2 2020 ini.
Marine menjelaskan Rumah.com Indonesia Property Market Index –suplai Q2 2020 berada pada angka 131,6 atau naik sebesar 21% (quarter-on-quarter) dan 46% (year-on-year). Sementara harga Q2 2020 mencatat indeks pada angka 110,6 atau turun 1,7% dari kuartal sebelumnya. Secara tahunan, indeks masih menunjukkan kenaikan sebesar 2,3%.
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) ini diyakini memiliki akurasi cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti nasional. Karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Berdasarkan Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020, pembiayaan dengan KPR Syariah cenderung lebih diminati oleh generasi muda. Yakni 37% responden yang berusia 22-29 tahun dan 36% responden berusia 30-39 tahun menyukai KPR Syariah dibandingkan konvensional.
Marine mengatakan, bahwa selama tiga tahun terakhir ini para responden survei Rumah.com Consumer Sentiment Study mulai secara spesifik menyatakan, produk pembiayaan KPR yang diminatinya khususnya KPR syariah. Kondisi ini didorong oleh kebutuhan konsumen akan kepastian besaran cicilan bulanan (fixed rate) sehingga menjadi alasan utama mengapa memilih KPR syariah.
"Alasan lain tentunya karena ada fenomena sentimen keagamaan atau 'hijrah' yang cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir," tambahnya.
Marine menambahkan, di tengah penurunan indeks harga dan kenaikkan suplai properti yang saat ini terjadi, konsumen bisa memanfaatkan momentum baik tersebut untuk melakukan pembelian rumah menggunakan fasilitas KPR syariah. Apalagi bagi mereka yang memiliki preferensi terhadap besaran cicilan yang tetap maupun karena pertimbangan keyakinan agama.
"Saat ini pasar properti sedang mengalami penurunan indeks harga dan kenaikan suplai sehingga berada berada pada kondisi buyer’s market. Oleh karenanya penyedia suplai properti melakukan koreksi harga untuk menjaga daya tarik properti. Konsumen akan dimanjakan dengan suku bunga rendah, pilihan properti lebih banyak, dan daya tawar yang lebih tinggi," tuturnya.
Rumah.com Indonesia Property Market Index Q2 2020 menunjukkan kenaikkan suplai properti hampir di semua wilayah Indonesia. Hal ini menjadi indikasi adanya optimisme dari penyedia suplai properti. Pengembang dan penyedia suplai properti lebih optimistis dengan situasi pada Q2 2020.
Setelah pada kuartal sebelumnya menahan diri untuk meluncurkan unit-unit baru, pada kuartal ini penyedia suplai properti sudah mulai menghadirkan suplai-suplai baru. Ini terlihat dari peningkatan suplai properti pada Q2 2020 ini.
Marine menjelaskan Rumah.com Indonesia Property Market Index –suplai Q2 2020 berada pada angka 131,6 atau naik sebesar 21% (quarter-on-quarter) dan 46% (year-on-year). Sementara harga Q2 2020 mencatat indeks pada angka 110,6 atau turun 1,7% dari kuartal sebelumnya. Secara tahunan, indeks masih menunjukkan kenaikan sebesar 2,3%.
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) ini diyakini memiliki akurasi cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti nasional. Karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
tulis komentar anda