Dunia Penyiaran Terancam, ATVSI Berinovasi Mengembangkan Teknologi 5G

Kamis, 01 Agustus 2024 - 15:27 WIB
Ketua Umum ATVSI Tovan Ekonomroho menyebut dunia broadcasting di Indonesia mengalami tekanan luar biasa. Foto/Syifa Fauziah
JAKARTA - Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) menggelar acara ATVSI Business Forum bertajuk 5G Broadcasting: Challenge & Opportunity di SCTV Tower, Selasa (30/7/2024). Acara ini membahas dinamika penyiaran yang berlangsung sangat cepat di berbagai aspek, baik pola bisnis, regulasi, sistem, teknologi, dan masih banyak lagi.

Ketua Umum ATVSI Tovan Ekonomroho menjelaskan tema tersebut diusung karena pihaknya melihat teknologi penyiaran merupakan salah satu aspek yang paling dinamis perkembangannya.

“Acara ini sangat penting untuk mengajak para pemangku kepentingan untuk peduli dan memberi perhatian terhadap kondisi penyiaran di Indonesia saat ini,” ujar Tovan dalam acara ATVSI Business Forum ‘5G Broadcasting: Challenge & Opportunity’.



Tovan menceritakan kondisi broadcasting atau penyiaran di Indonesia saat ini yang semakin terancam. “Demokrasi memiliki empat pilar, legislatif, eksekutif, judisieri, dan free media. Saya ingin banyak menyampaikan juga bahwa pilar keempat demokrasi kita, free media, sedang terancam. Bukan dari dalam, tapi dari luar. Saat ini, industri kami ini mengalami tekanan yang sangat luar biasa sekali,” kata Tovan.



Hal itu karena dunia penyiaran seakan tergerus oleh munculnya platform seperti YouTube, Instagram, TikTok. Lantaran itu, dia meminta pemerintah untuk memperhatikan kondisi penyiaran di Indonesia.

“Kalau tidak kita perhatikan, kalau kita tidak mewaspadai, itu nanti bisa menguasai pilar keempat demokrasi (free media). Saat ini, kami, saya selaku Direktur Utama TV One, juga melihat bahwa ancaman ini sangat luar biasa sekali. Tuntutan terhadap market yang sedemikian besar, itu memaksa kami untuk berinovasi,” katanya.

Untuk itu, pihaknya berinovasi untuk mengembangkan 5G di dunia penyiaran. Menurutnya, inovasi 5G broadcasting ini menjadi solusi siaran-siaran TV bisa disampaikan lewat handphone tanpa harus membayar data. “Itu salah satu benefit-nya, dan masih banyak benefit-benefit yang lain,” katanya.



Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tidak menutup hadirnya inovasi 5G broadcasting di Indonesia. Namun, menurut Direktur Penyiaran Ditjen PPI Kominfo, Geryantika Kurnia pihaknya tidak akan buru-buru dalam mengembangkan 5G broadcasting di Indonesia.

“Kami tak akan buru-buru pindah ke 5G, karena harus lihat dulu, sistemnya belum mature. Dampak terhadap broadcaster, coast yang ini efisien atau tidak, dan dampak dari masyarakatnya sendiri karena mereka baru pindah dari analog ke digital,” tuturnya.

Meskipun beberapa negara sudah melakukan uji coba, menurut dia, Indonesia harus melihat keberhasilan di negara lain. Jangan sampai hanya dijadikan uji coba oleh vendor. “Kayak Jerman sudah 5 sampai 6 tahun, kita pengennya kalau sudah ada yang berhasil dan masyarakatnya sudah menerima, baru kita coba,” kata Geryantika Kurnia.
(msf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More