Sederet Inovasi Digital dan Teknologi Aktivitas Bisnis Pangan
Senin, 22 April 2024 - 22:55 WIB
Sementara GIS merupakan Sistem Informasi Geografis yang digunakan untuk pemetaan wilayah. Penerapan GIS di ID FOOD didukung dengan menggunakan drone RTK, drone aplikasi kebun, web-based service analysis, dan unit pelayanan jasa drone kepada mitra/tebu rakyat.
“Sektor industri tebu terbagi dalam on farm dan off farm. Di on farm, ID FOOD mengelola sebanyak 55 ribu hektare lahan tebu baik HGU maupun kemitraan. Untuk itu, pemetaan wilayah kebun yang presisi dan realtime sangat membantu kebijakan pengelolaan lahan dan produksi secara cepat dan akurat,” jelasnya.
Selain Safari dan GIS, Sistem Integrated Smart Farming ID FOOD ketiga: Precission Farming. Ini berupa drone spraying untuk pemupukan lahan. Selain itu, di lahan Hak Guna Usaha (HGU) ID FOOD, juga mengembangkan optimasi pengairan untuk tanaman dengan memanfaatkan teknologi boom sprayer dan manajemen sumber air.
Raras mengatakan, ketiga sistem yang menjadi bagian dari Sistem Integrated Smart Farming ID FOOD tersebut saat ini terus diperkuat dan dikembangkan melalui inovasi baik internal maupun eksternal.
Saat ini ID FOOD banyak melakukan pengembangan digital platform di berbagai lini. Antara lain Sistem Monitoring Sugar Mills Performance, Sistem E-Procurement “PEDRO”, Implementasi ERP, Sistem Dashboard Warehouse Monitoring and Analysis, Sistem Monitoring Tracking Logistic, Sistem Digital Touch Point, Sistem E-Auction “DILAN”, Sistem Human Capital Management “MESSI”, Sistem E-Office “NADIRA”, Sistem E-Legal “DREAM”, Sistem Manajemen Risiko “MARIO”, Sistem PPID – Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi, Supply Chain Control Tower Berbasis ERP, Sistem Konsolidasi Keuangan “FICILIA”, Sistem Dashboard Pangan Nasional, Sistem Monitoring CPP – Stunting, Sistem Monitoring CPP – Stocking, dan Sistem Project Monitoring.
“Sektor industri tebu terbagi dalam on farm dan off farm. Di on farm, ID FOOD mengelola sebanyak 55 ribu hektare lahan tebu baik HGU maupun kemitraan. Untuk itu, pemetaan wilayah kebun yang presisi dan realtime sangat membantu kebijakan pengelolaan lahan dan produksi secara cepat dan akurat,” jelasnya.
Selain Safari dan GIS, Sistem Integrated Smart Farming ID FOOD ketiga: Precission Farming. Ini berupa drone spraying untuk pemupukan lahan. Selain itu, di lahan Hak Guna Usaha (HGU) ID FOOD, juga mengembangkan optimasi pengairan untuk tanaman dengan memanfaatkan teknologi boom sprayer dan manajemen sumber air.
Raras mengatakan, ketiga sistem yang menjadi bagian dari Sistem Integrated Smart Farming ID FOOD tersebut saat ini terus diperkuat dan dikembangkan melalui inovasi baik internal maupun eksternal.
Saat ini ID FOOD banyak melakukan pengembangan digital platform di berbagai lini. Antara lain Sistem Monitoring Sugar Mills Performance, Sistem E-Procurement “PEDRO”, Implementasi ERP, Sistem Dashboard Warehouse Monitoring and Analysis, Sistem Monitoring Tracking Logistic, Sistem Digital Touch Point, Sistem E-Auction “DILAN”, Sistem Human Capital Management “MESSI”, Sistem E-Office “NADIRA”, Sistem E-Legal “DREAM”, Sistem Manajemen Risiko “MARIO”, Sistem PPID – Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi, Supply Chain Control Tower Berbasis ERP, Sistem Konsolidasi Keuangan “FICILIA”, Sistem Dashboard Pangan Nasional, Sistem Monitoring CPP – Stunting, Sistem Monitoring CPP – Stocking, dan Sistem Project Monitoring.
(wbs)
tulis komentar anda