5 Robot Humanoid Paling Mirip Manusia, Ada Sophia dan Ameca

Rabu, 13 Desember 2023 - 09:49 WIB
Robot humanoid dapat meniru aspek perilaku manusia, bicara, dan bahkan memiliki emosi menggunakan kecerdasan buatan dan model pembelajaran mesin. (Foto: Wikimedia Commons)
JAKARTA - Robot humanoid yang sangat mirip manusia terus bermunculan. Berbekal teknologi canggih, robot-robot ini tak hanya pintar tapi juga bertingkah layaknya manusia.

Sejarah mencatat, Elektro sebagai robot humanoid pertama yang diciptakan pada tahun 1930an. Dia mampu berjalan, berbicara hingga 700 kata, hingga mengembangkan balon. Kini seiring kemajuan zaman, robot humanoid yang makin canggih terus bermunculan. Mayoritas bahkan diciptakan tak sekadar menampilkan tindakan mirip manusia untuk tujuan hiburan.

Robot humanoid modern dapat meniru aspek perilaku manusia, bicara, dan bahkan memiliki emosi menggunakan kecerdasan buatan dan model pembelajaran mesin. Mereka dirancang dengan aplikasi praktis, seperti bantuan pribadi, manufaktur dan pemeliharaan, eksplorasi luar angkasa, hingga misi pencarian dan penyelamatan.

Berikut 5 robot humanoid paling mirip manusia dilansir dari Interesting Engineering, Rabu (13/12/2023).

1. Sophia



Sophia adalah robot humanoid ciptaan Hanson Robotics. Perusahaan ini memang berkonsentrasi menciptakan robot humanoid dengan kecerdasan buatan untuk berbagai aplikasi, seperti perawatan kesehatan, penelitian, dan hiburan.



Setelah diaktifkan pada 14 Februari 2016, Sophia berhasil menyita perhatian dunia karena penampilannya mirip manusia dan ekspresi wajah yang meniru emosi manusia. Sophia tampil di berbagai acara dan melakukan wawancara dengan perwakilan media. Robot ini juga tampil dalam berbagai konferensi internasional.



Ditenagai oleh kecerdasan buatan dan jaringan saraf, Sophia memiliki kemampuan pemrosesan bahasa alami yang memungkinkannya terlibat dalam percakapan, menjawab pertanyaan, membuat kontak mata dengan lawan bicaranya, dan mengkoordinasikan gerakan tubuh dengan ucapan. Sophia juga dilatih untuk membedakan gerakan dan emosi manusia.

Sophia menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk belajar dari interaksi dan meningkatkan responsnya seiring waktu. Menurut penciptanya, David Hanson, Sophia dirancang untuk aplikasi layanan, mulai dari menemani manula di panti jompo hingga pelayanan pelanggan, terapi, dan aplikasi pendidikan.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More