5 Fakta Prof Sulianti Saroso, Dokter Pejuang yang Menjadi Google Doodle Hari Ini
Rabu, 10 Mei 2023 - 11:53 WIB
Pada 1947, Sulianti ikut rombongan KOWANI ke New Delhi guna menghadiri konferensi perempuan se-Asia. Di sana, dia turut menggalang pengakuan resmi bagi kemerdekaan Indonesia.
Gerakan perjuangannya ini juga membuatnya masuk daftar pejuang kemerdekaan yang pernah ditahan penjajah. Tercatat, dia pernah meringkuk di penjara sekitar dua bulan lamanya.
Saat itu, Sul telah memiliki Certificate of Public Health Administration dari Universitas London. Akhirnya, dia pun ditempatkan di Yogyakarta sebagai Kepala Jawatan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI.
Pada program kerjanya, Sulianti pernah menggalang dukungan publik untuk program kesehatan ibu dan anak, termasuk pengendalian angka kelahiran melalui pendidikan seks dan gerakan keluarga berencana (KB).
Namun, program yang disarankannya tersebut ditolak. Bahkan, dia sempat mendapat teguran juga dari Kementerian Kesehatan. Sul tetap tidak menyerah, dia masih terus memperjuangkan ide program KB miliknya.
Selain program KB, catatan sejarah bidang kesehatan Indonesia juga mencatat bahwa Sulianti ini turut berjasa dalam hal pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
‘’Ibu itu hampir-hampir tak pernah menyuntik orang atau menulis resep,’’ ucap sang putri, Dita Saroso seperti dikutip dari Indonesia.go.id, Rabu (10/5/2023).
Gerakan perjuangannya ini juga membuatnya masuk daftar pejuang kemerdekaan yang pernah ditahan penjajah. Tercatat, dia pernah meringkuk di penjara sekitar dua bulan lamanya.
3. Banyak Berjasa
Pasca revolusi kemerdekaan, Sulianti kembali bekerja di Kementerian Kesehatan. Sempat mendapat beasiswa dari WHO untuk belajar tentang tata kelola kesehatan ibu dan anak di beberapa negara Eropa, dia pulang ke tanah air pada 1952.Saat itu, Sul telah memiliki Certificate of Public Health Administration dari Universitas London. Akhirnya, dia pun ditempatkan di Yogyakarta sebagai Kepala Jawatan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI.
Pada program kerjanya, Sulianti pernah menggalang dukungan publik untuk program kesehatan ibu dan anak, termasuk pengendalian angka kelahiran melalui pendidikan seks dan gerakan keluarga berencana (KB).
Namun, program yang disarankannya tersebut ditolak. Bahkan, dia sempat mendapat teguran juga dari Kementerian Kesehatan. Sul tetap tidak menyerah, dia masih terus memperjuangkan ide program KB miliknya.
Selain program KB, catatan sejarah bidang kesehatan Indonesia juga mencatat bahwa Sulianti ini turut berjasa dalam hal pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
4. Hampir Tak Pernah Suntik Pasien
Pada kariernya sebagai dokter, Sulianti Saroso disebut hampir tidak pernah menyuntik pasiennya. Hal ini dikatakan sendiri oleh anaknya yang bernama Dita Saroso.‘’Ibu itu hampir-hampir tak pernah menyuntik orang atau menulis resep,’’ ucap sang putri, Dita Saroso seperti dikutip dari Indonesia.go.id, Rabu (10/5/2023).
tulis komentar anda