Bahayakan Kesehatan, Apple Hapus Aplikasi Rokok Elektrik dari App Store
A
A
A
MENLO PARK - Merespons peringatan yang dikeluarkan oleh ahli kesehatan, yang menyatakan bahwa penyebaran produk vape dan rokok elektrik sejenis lainnya sangat berbahaya, Apple akhirnya menghapus semua aplikasi yang berkaitan dengan tersebut di App Store.
Sejak Juni lalu, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat ini telah berhenti menerima aplikasi terkait vape. Selain itu, Apple juga sudah tidak mengizinkan penjualan isi ulang rokok elektrik atau cartridges melalui platform miliknya.
“Sampai hari ini, aplikasi tersebut tidak lagi tersedia untuk diunduh,” kata Apple dalam pernyataan resminya, dikutip dari The Verge, Minggu (17/11/2019).
Jika ditotal, setidaknya ada 181 aplikasi yang telah dihapus dari App Store, termasuk gim dan aplikasi yang memungkinkan penggunanya mengontrol hal-hal seperti pencahayaan pada perangkat vape. Kendati demikian, pengguna yang sudah terlanjur mengunduh aplikasi tersebut masih bisa menggunakannya.
Langkah yang diambil Apple ini menyusul kabar bahwa produk vape telah menewaskan setidaknya 42 orang yang disebabkan kerusakan paru-paru. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan, kerusakan itu kemungkinan besar disebabkan oleh pengentalan bahan kimia yang ada di dalam vape.
Apple pun kini lebih selektif dalam memasukan aplikasi ke dalam App Store. “Kami tak pernah berhenti mengevaluasi aplikasi dan berkonsultasi untuk menentukan risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan para pengguna,” tambah Apple.
Sejak Juni lalu, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat ini telah berhenti menerima aplikasi terkait vape. Selain itu, Apple juga sudah tidak mengizinkan penjualan isi ulang rokok elektrik atau cartridges melalui platform miliknya.
“Sampai hari ini, aplikasi tersebut tidak lagi tersedia untuk diunduh,” kata Apple dalam pernyataan resminya, dikutip dari The Verge, Minggu (17/11/2019).
Jika ditotal, setidaknya ada 181 aplikasi yang telah dihapus dari App Store, termasuk gim dan aplikasi yang memungkinkan penggunanya mengontrol hal-hal seperti pencahayaan pada perangkat vape. Kendati demikian, pengguna yang sudah terlanjur mengunduh aplikasi tersebut masih bisa menggunakannya.
Langkah yang diambil Apple ini menyusul kabar bahwa produk vape telah menewaskan setidaknya 42 orang yang disebabkan kerusakan paru-paru. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan, kerusakan itu kemungkinan besar disebabkan oleh pengentalan bahan kimia yang ada di dalam vape.
Apple pun kini lebih selektif dalam memasukan aplikasi ke dalam App Store. “Kami tak pernah berhenti mengevaluasi aplikasi dan berkonsultasi untuk menentukan risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan para pengguna,” tambah Apple.
(wbs)