Facebook Hadapi Investigasi Kriminal Karena Diduga Jual Data Pengguna
A
A
A
CALIFORNIA - Sebuah laporan baru dari New York Times mengurai secara rincian investigasi kriminal di AS terhadap Facebook. Perusahaan ini sebelumnya memberikan akses terhadap pihak ketiga untuk menggali data pengguna. Perusahaan ketiga yang terlibat dalam skema tersebut juga ikut diperiksa.
Juri Agung telah memanggil catatan dari "dua pembuat smartphone dan perangkat terkemuka lainnya" untuk mencapai bagian paling bawah dari kesepakatan data dengan Facebook. Menurut sumber, kedua perusahaan ini memiliki kemitraan dengan Facebook yang memberi mereka akses ke informasi pribadi penggunanya.
Pada saat ini, tidak jelas apa yang menjadi fokus investigasi kriminal. Meskipun Facebook menolak mengomentari pertanyaan terkait sifat investigasi tersebut, dia memang menawarkan pernyataan yang mengonfirmasi bahwa penyelidikan memang sedang berlangsung.
"Kami bekerja sama dengan penyelidik dan menangani penyelidikan itu dengan serius... Kami telah memberikan kesaksian publik, menjawab pertanyaan, dan berjanji bahwa kami akan terus melakukannya," kata Juru Bicara Facebook untuk The Times.
Facebook masih melakukan penyelidikan yang sedang berlangsung menyusul skandal Cambridge Analytica seputar aplikasi Kuis 2015/ Aplikasi ini memungkinkan akses tidak sah ke data pengguna yang kemudian digunakan untuk mempengaruhi pemilihan Presiden Amerika Serikat 2016.
Setelah hampir satu tahun berusaha mendapatkan kepercayaan kembali dari penggunanya, laporan baru dari The Times ini muncul. Untuk diketahui, segera setelah skandal Cambridge Analytica dipublikasikan, Facebook memudahkan pengguna untuk memeriksa pengaturan privasi mereka dan pendiri Facebook.
Mark Zuckerberg membuat janji multi-poin tentang bagaimana melindungi data pengguna sejak saat itu. Facebook, WhatsApp, dan Instagram sedang offline untuk banyak orang hari ini, kami ingin tahu apakah laporan ini memiliki korelasi dengan itu.
Juri Agung telah memanggil catatan dari "dua pembuat smartphone dan perangkat terkemuka lainnya" untuk mencapai bagian paling bawah dari kesepakatan data dengan Facebook. Menurut sumber, kedua perusahaan ini memiliki kemitraan dengan Facebook yang memberi mereka akses ke informasi pribadi penggunanya.
Pada saat ini, tidak jelas apa yang menjadi fokus investigasi kriminal. Meskipun Facebook menolak mengomentari pertanyaan terkait sifat investigasi tersebut, dia memang menawarkan pernyataan yang mengonfirmasi bahwa penyelidikan memang sedang berlangsung.
"Kami bekerja sama dengan penyelidik dan menangani penyelidikan itu dengan serius... Kami telah memberikan kesaksian publik, menjawab pertanyaan, dan berjanji bahwa kami akan terus melakukannya," kata Juru Bicara Facebook untuk The Times.
Facebook masih melakukan penyelidikan yang sedang berlangsung menyusul skandal Cambridge Analytica seputar aplikasi Kuis 2015/ Aplikasi ini memungkinkan akses tidak sah ke data pengguna yang kemudian digunakan untuk mempengaruhi pemilihan Presiden Amerika Serikat 2016.
Setelah hampir satu tahun berusaha mendapatkan kepercayaan kembali dari penggunanya, laporan baru dari The Times ini muncul. Untuk diketahui, segera setelah skandal Cambridge Analytica dipublikasikan, Facebook memudahkan pengguna untuk memeriksa pengaturan privasi mereka dan pendiri Facebook.
Mark Zuckerberg membuat janji multi-poin tentang bagaimana melindungi data pengguna sejak saat itu. Facebook, WhatsApp, dan Instagram sedang offline untuk banyak orang hari ini, kami ingin tahu apakah laporan ini memiliki korelasi dengan itu.
(mim)