Adobe, Perusahaan Software yang Sukses Berkat Layanan Cloud
A
A
A
Sebagai perusahaan software, posisi Adobe saat ini tidak hanya sehat. Tapi juga kuat. Hasil finansial perusahaan merefleksikan kesuksesan mereka. Bisnis Software as a Service (Saas) membuat Adobe memiliki valuasi yang tinggi, dengan saham meroket dalam beberapa tahun terakhir.
Sekarang, Adobe masih menumbuhkan produk mereka. Berkat layanan berlangganan cloud. Pendapatan dari berlangganan saat ini mewakili 86% dari total pendapatan perusahaan pada 2017 sebesar USD7,3 miliar. Perusahaan berusia 35 tahun tersbeut menumbuhkan pendapatan 25% per tahun, dan saham mereka meningkat 20% selama 2018.
Bahkan di antara perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia, Adobe tumbuh dengan cepat. Lima tahun yang lalu, saham Adobe dan Salesforce sama-sama dihargai USD40. Sekarang Salesforce USD107 dan Adobe USD183. Menurut CEO Shantanu Narayen, penghasilan Adobe naik di semua lini bisnis.
Tapi, sebagian besar berasal Adobe Creative Cloud, yang menampung Photoshop, InDesign dan Dreamweaver. Bahkan media digital, yang meliputi Creative Cloud dan Document Cloud menyumbang USD1,55 miliar dari total pendapatan USD2,2 miliar di kuartal terakhir 2018. Sebagian besar dari itu, USD1,30 miliar berasal dari Document Cloud dengan USD243 juta.
Adobe telah banyak dikenal sebagai perusahaan software perangkat kreatif. Namun, di tangan Narayen, Adobe merambah bidang pemasaran, analisis, dan periklanan. Baru-baru ini mereka membeli Magento seharga USD 1,6 miliar, memberikannya akses untuk masuk ke ecommerce. Adobe juga mengincar persaingan dengan Salesforce, yang juga memiliki komponen pemasaran yang kuat.
Saat ini Adobe memiliki valuasi USD10 miliar. CEO Adobe Shantanu Narayen mengatakan kepada analis bahwa akuisisi Magento menjadikan Adobe satu-satunya perusahaan dengan kepemimpinan dalam pembuatan konten, pemasaran, periklanan, analisis, dan sekarang e-commerce. ”Kami memberikan pengalaman real time baik di web, seluler, sosial, dalam produk atau di dalam toko,” ungkapnya.
Narayen memang diakuis sukses membawa Adobe untuk melampaui akar utama layanan mereka sebagai software untuk Desktop. Lalu, berubah menjadi layanan berbasis cloud, pemasaran digital, dan analitik. ”Adobe saat ini berusia 35 tahun. Dan aplikasi Creative Cloud yang berkembang seperti Dreamweaver, Illustrator, Photoshop dan Premiere Pro masih menarik bagi para seniman dan perancang web yang menggunakan alat multimedia untuk berbagi gambar dan ide,” ungkapnya.
”Ketika Anda melihat sejarah Adobe, kami selalu percaya setiap orang memiliki cerita untuk diceritakan," kata Narayen. "Pada intinya, kami adalah perusahaan produk, dan ketika produk adalah DNA Anda, Anda harus berinvestasi dalam inovasi dan Anda tidak pernah bisa berpuas diri,” ungkapnya.
Sekarang, Adobe masih menumbuhkan produk mereka. Berkat layanan berlangganan cloud. Pendapatan dari berlangganan saat ini mewakili 86% dari total pendapatan perusahaan pada 2017 sebesar USD7,3 miliar. Perusahaan berusia 35 tahun tersbeut menumbuhkan pendapatan 25% per tahun, dan saham mereka meningkat 20% selama 2018.
Bahkan di antara perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia, Adobe tumbuh dengan cepat. Lima tahun yang lalu, saham Adobe dan Salesforce sama-sama dihargai USD40. Sekarang Salesforce USD107 dan Adobe USD183. Menurut CEO Shantanu Narayen, penghasilan Adobe naik di semua lini bisnis.
Tapi, sebagian besar berasal Adobe Creative Cloud, yang menampung Photoshop, InDesign dan Dreamweaver. Bahkan media digital, yang meliputi Creative Cloud dan Document Cloud menyumbang USD1,55 miliar dari total pendapatan USD2,2 miliar di kuartal terakhir 2018. Sebagian besar dari itu, USD1,30 miliar berasal dari Document Cloud dengan USD243 juta.
Adobe telah banyak dikenal sebagai perusahaan software perangkat kreatif. Namun, di tangan Narayen, Adobe merambah bidang pemasaran, analisis, dan periklanan. Baru-baru ini mereka membeli Magento seharga USD 1,6 miliar, memberikannya akses untuk masuk ke ecommerce. Adobe juga mengincar persaingan dengan Salesforce, yang juga memiliki komponen pemasaran yang kuat.
Saat ini Adobe memiliki valuasi USD10 miliar. CEO Adobe Shantanu Narayen mengatakan kepada analis bahwa akuisisi Magento menjadikan Adobe satu-satunya perusahaan dengan kepemimpinan dalam pembuatan konten, pemasaran, periklanan, analisis, dan sekarang e-commerce. ”Kami memberikan pengalaman real time baik di web, seluler, sosial, dalam produk atau di dalam toko,” ungkapnya.
Narayen memang diakuis sukses membawa Adobe untuk melampaui akar utama layanan mereka sebagai software untuk Desktop. Lalu, berubah menjadi layanan berbasis cloud, pemasaran digital, dan analitik. ”Adobe saat ini berusia 35 tahun. Dan aplikasi Creative Cloud yang berkembang seperti Dreamweaver, Illustrator, Photoshop dan Premiere Pro masih menarik bagi para seniman dan perancang web yang menggunakan alat multimedia untuk berbagi gambar dan ide,” ungkapnya.
”Ketika Anda melihat sejarah Adobe, kami selalu percaya setiap orang memiliki cerita untuk diceritakan," kata Narayen. "Pada intinya, kami adalah perusahaan produk, dan ketika produk adalah DNA Anda, Anda harus berinvestasi dalam inovasi dan Anda tidak pernah bisa berpuas diri,” ungkapnya.
(don)