Pavel Durov, Mark Zuckerberg Versi Rusia
A
A
A
PAVEL Durov, 33, adalah CEO Telegram, aplikasi obrolan online yang terenkripsi. Dia menjadi kaya setelah menjual jejaring sosial VKontakte senilai USD260 juta dan kini berfokus pada Telegram dan cryptocurrency.
Figur Durov dibanding-bandingkan dengan Mark Zuckerberg versi Rusia dan Neo di film The Matrix karena selalu berpakaian serbahitam. Saat ini Durov bersama tim Telegram berbasis di Dubai. Sebelumnya dia hidup berpindah-pindah negara. Pada Februari 2018, Durov meluncurkan Initial Coin Offering (ICO) di Telegram .
ICO adalah usaha penggalangan dana untuk membangun aplikasi yang berkaitan dengan Blockchain dan implementasinya, seperti crypto currency, bitcoin, smart contract , dan smart ledger . ICO menawarkan sejumlah token kepada investor yang dihargai biasanya oleh cryptocurrency seperti bitcoin.
ICO Telegram mampu menggalang dana senilai USD850 juta dari 81 investor. Bahkan, menurut Bloomberg Technology , pada tahap kedua pada Maret 2018, penggalangan dana Telegram mampu menembus USD1,7 miliar. Ke depannya Telegram akan meluncurkan Telegram Open Network (TON), yakni ekosistem seperti ethereum yang di dalamnya ada aplikasi, layanan, serta toko untuk barang digital, bahkan fisik, dengan transaksi menggunakan cryptocurrency .
Ya, Durov memang sangat cerdas dan memiliki ide-ide brilian. Dia lahir di Leningrad, Rusia, pada 10 Oktober 1984. Namun, masa kecil nya justru banyak dihabiskan di Turin, Italia, untuk mengikuti ayahnya.
Dia kembali ke Rusia pada 2001 dan menjadi mahasiswa filologi di Universitas St Petersburg. Pria berusia 33 tahun itu masuk ke jajaran lulusan dengan nilai terbaik. Pada 2006, Durov bersama kakaknya, Nikolai Durov, bekerja sama dan membuat media sosial pertama Rusia bernama VKontakte atau VK .
Dia mengaku banyak terpengaruh konsep Facebook . Hingga kini pun VK lebih populer di Rusia dibanding Facebook. Penggunanya mencapai 350 juta orang dengan valuasi USD3 miliar. Durov akhirnya menjual sahamnya di VK kepada Ivan Tavrin, pemilik perusahaan internet besar di Rusia, Mail.ru. Ivan diketahui memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Presiden Vladimir Putin.
Dari awal Durov memang menjunjung tinggi kebebasan. Dia menjual VK karena sudah tidak sepaham dengan kedekatan Ivan Tavrin dengan Vladimir Putin. Bahkan, Durov juga konflik dengan Pemerintah Rusia karena menolak menyerahkan data para pengunjuk rasa di Ukraina kepada agen intelijen Rusia.
Dianggap sebagai pembangkang, Pemerintah Rusia pernah mencoba mengintimidasi dengan mengirimkan tim tentara ke apartemennya. Karena itu, Durov memilih kabur keluar dari Rusia. Saat itu negara tujuannya adalah New York, Amerika Serikat.
Di New York, dia mengembangkan Telegram dan berjanji menjaga kerahasiaan para penggunanya. Dia tidak akan bersedia menyerahkan data para penggunanya kepada siapa pun, termasuk pemerintah satu negara. Walau diblokir di beberapa negara, Telegram tetap laris digunakan mencapai 200 juta pengguna.
Durov sendiri memilih hidup nomaden. Dia kerap berpindah ke satu negara dengan menggunakan fasilitas Airbnb. Dia biasanya mengajak beberapa orang, termasuk programme r, untuk hidup nomaden. Dia juga kerap berlibur ke berbagai negara, salah satunya Raja Ampat, Papua.
Berpakaian Serba hitam, Mirip Neo The Matrix
Melihat akun Instagram Pavel Durov, banyak yang menyimpulkan bahwa pria berusia 33 tahun itu sosok yang misterius. Fisiknya tampan dengan badan berotot.
Dia lebih terlihat seperti model daripada CEO perusahaan teknologi yang memiliki 200 juta pengguna. Wajahnya acap dibandingbandingkan dengan Keanu Reeves di film The Matrix . Durov sendiri mengaku sangat terinspirasi dengan karakter Neo di The Matrix.
Dalam beberapa acara bahkan Durov tidak ragu berdandan ala Neo. Durov juga dianggap misterius karena menjalani kehidupan nomaden. Bersama sejumlah tim programm er, Durov hidup berpindah-pindah dari Timur Tengah, Eropa, hingga Ame rika Utara. Ketika datang ke Indo nesia, Durov juga banjir komentar dan pujian dari warga net yang mayoritas wanita.
Namun, yang menarik adalah bagaimana dia selalu mengenakan pakaian serbahitam. Ketika bertemu Menkominfo Rudiantara pun, Durov terlihat mengenakan kaus hitam dengan ukuran yang pas di badannya.
Sama seperti Mark Zuckerberg, alasan memilih warna hitam karena dia mengaku orang yang tidak mau pusing dengan gaya berbusananya, termasuk tidak menggunakan aksesori apa pun. Durov bahkan tidak mengenakan jam tangan, hanya sebuah ponsel pintar. (Danang)
Figur Durov dibanding-bandingkan dengan Mark Zuckerberg versi Rusia dan Neo di film The Matrix karena selalu berpakaian serbahitam. Saat ini Durov bersama tim Telegram berbasis di Dubai. Sebelumnya dia hidup berpindah-pindah negara. Pada Februari 2018, Durov meluncurkan Initial Coin Offering (ICO) di Telegram .
ICO adalah usaha penggalangan dana untuk membangun aplikasi yang berkaitan dengan Blockchain dan implementasinya, seperti crypto currency, bitcoin, smart contract , dan smart ledger . ICO menawarkan sejumlah token kepada investor yang dihargai biasanya oleh cryptocurrency seperti bitcoin.
ICO Telegram mampu menggalang dana senilai USD850 juta dari 81 investor. Bahkan, menurut Bloomberg Technology , pada tahap kedua pada Maret 2018, penggalangan dana Telegram mampu menembus USD1,7 miliar. Ke depannya Telegram akan meluncurkan Telegram Open Network (TON), yakni ekosistem seperti ethereum yang di dalamnya ada aplikasi, layanan, serta toko untuk barang digital, bahkan fisik, dengan transaksi menggunakan cryptocurrency .
Ya, Durov memang sangat cerdas dan memiliki ide-ide brilian. Dia lahir di Leningrad, Rusia, pada 10 Oktober 1984. Namun, masa kecil nya justru banyak dihabiskan di Turin, Italia, untuk mengikuti ayahnya.
Dia kembali ke Rusia pada 2001 dan menjadi mahasiswa filologi di Universitas St Petersburg. Pria berusia 33 tahun itu masuk ke jajaran lulusan dengan nilai terbaik. Pada 2006, Durov bersama kakaknya, Nikolai Durov, bekerja sama dan membuat media sosial pertama Rusia bernama VKontakte atau VK .
Dia mengaku banyak terpengaruh konsep Facebook . Hingga kini pun VK lebih populer di Rusia dibanding Facebook. Penggunanya mencapai 350 juta orang dengan valuasi USD3 miliar. Durov akhirnya menjual sahamnya di VK kepada Ivan Tavrin, pemilik perusahaan internet besar di Rusia, Mail.ru. Ivan diketahui memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Presiden Vladimir Putin.
Dari awal Durov memang menjunjung tinggi kebebasan. Dia menjual VK karena sudah tidak sepaham dengan kedekatan Ivan Tavrin dengan Vladimir Putin. Bahkan, Durov juga konflik dengan Pemerintah Rusia karena menolak menyerahkan data para pengunjuk rasa di Ukraina kepada agen intelijen Rusia.
Dianggap sebagai pembangkang, Pemerintah Rusia pernah mencoba mengintimidasi dengan mengirimkan tim tentara ke apartemennya. Karena itu, Durov memilih kabur keluar dari Rusia. Saat itu negara tujuannya adalah New York, Amerika Serikat.
Di New York, dia mengembangkan Telegram dan berjanji menjaga kerahasiaan para penggunanya. Dia tidak akan bersedia menyerahkan data para penggunanya kepada siapa pun, termasuk pemerintah satu negara. Walau diblokir di beberapa negara, Telegram tetap laris digunakan mencapai 200 juta pengguna.
Durov sendiri memilih hidup nomaden. Dia kerap berpindah ke satu negara dengan menggunakan fasilitas Airbnb. Dia biasanya mengajak beberapa orang, termasuk programme r, untuk hidup nomaden. Dia juga kerap berlibur ke berbagai negara, salah satunya Raja Ampat, Papua.
Berpakaian Serba hitam, Mirip Neo The Matrix
Melihat akun Instagram Pavel Durov, banyak yang menyimpulkan bahwa pria berusia 33 tahun itu sosok yang misterius. Fisiknya tampan dengan badan berotot.
Dia lebih terlihat seperti model daripada CEO perusahaan teknologi yang memiliki 200 juta pengguna. Wajahnya acap dibandingbandingkan dengan Keanu Reeves di film The Matrix . Durov sendiri mengaku sangat terinspirasi dengan karakter Neo di The Matrix.
Dalam beberapa acara bahkan Durov tidak ragu berdandan ala Neo. Durov juga dianggap misterius karena menjalani kehidupan nomaden. Bersama sejumlah tim programm er, Durov hidup berpindah-pindah dari Timur Tengah, Eropa, hingga Ame rika Utara. Ketika datang ke Indo nesia, Durov juga banjir komentar dan pujian dari warga net yang mayoritas wanita.
Namun, yang menarik adalah bagaimana dia selalu mengenakan pakaian serbahitam. Ketika bertemu Menkominfo Rudiantara pun, Durov terlihat mengenakan kaus hitam dengan ukuran yang pas di badannya.
Sama seperti Mark Zuckerberg, alasan memilih warna hitam karena dia mengaku orang yang tidak mau pusing dengan gaya berbusananya, termasuk tidak menggunakan aksesori apa pun. Durov bahkan tidak mengenakan jam tangan, hanya sebuah ponsel pintar. (Danang)
(nfl)