Munculnya Perlawanan Terhadap Berita Hoax di Media Sosial

Rabu, 27 Desember 2017 - 14:30 WIB
Munculnya Perlawanan...
Munculnya Perlawanan Terhadap Berita Hoax di Media Sosial
A A A
JAKARTA - Sosial media (sosmed) sudah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan di era digital. Maka tak heran bila sosmed saat ini tak hanya menjadi tempat berbagi.Lebih dari itu, sosmed kerap dimanfaatkan menjadi sumber informasi. Walaupun terkedang banyak informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.Melihat riuhnya penggunaan sosmed di 2017, Nukman Lutfie selaku pendiri Lembaga Literasi Media Sosial melihat YouTube menjadi platform yang paling banyak digunakan. Kemudian disusul Instagram, Twitter dan platform lainnya.Namun demikian, Nukman Lutfie mengutarakan, sosmed juga memiliki segmentasi masing-masing. Di mana Facebook lebih di dominasi oleh pengguna berusia 35 tahun ke atas. Sedangkan 35 ke bawah sudah mulai beralih ke Instagram. Sementara Twitter lebih banyak di gunakan oleh orang-orang intelektual."Tapi sepanjang 2017, konten politik jadi yang paling banyak mendominasi karena ada Pilkada DKI yang ramai dibicarakan dan juga demo 212," katanyadihubungi SINDOnews, Rabu (27/12/2017).Hanya, Nukman melihat penyebaran berita hoax juga begitu ramai di sepanjang 2017. Hal ini didorong banyaknya pengguna yang tidak bijak dalam bersosmed."2017 itu hoax semakin merajalela. Orang -orang yang ditangkap karena kena UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) juga meningkat. Karena pertentangan politik dan agama jadi ada orang-orang yang sembrono menggunakan sosmed," ucapnya.Tidak berbeda juah dengan apa yang di paparkan Nukman, Koordinator Gerakan Bijak Bersosmed, Enda Nasution pun berpendapat semakin banyak orang yang memanfaatkan sosial media untuk hal yang kurang bijak. Namun bersamaan dengan itu banyak juga muncul gerakan-gerakan yang menentang berita hoax."2017 kita melihat bagaimana media sosial masih riuh rendah dengan berbagai isu yang memanas sejak Pilkada DKI. Tapi juga di 2017 kita lihat Masyarakat Anti Hoax Indonesia makin aktif dan menjadi rujukan, serta lahirnya Gerakan #Bijakbersosmed di 2017 yang mengajak masyarakat untuk lebih bijak menggunakan media sosial," ucap Enda.Tidak hanya sampai di situ, masyarakat anti-hoax pun aktif menggelar kopi darat (kopdar) untuk mensosialisasikan bagaimana caranya bijak dalam bersosmed. "Menuju akhir 2017 juga lahir Gerakan Literasi Digital Nasional dengan dukungan Kominfo dengan nama Siberkreasi," tukasnya.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6949 seconds (0.1#10.140)