CEO Klaim BlackBerry Sudah Berlalu dari Zona Bahaya

CEO Klaim BlackBerry Sudah Berlalu dari Zona Bahaya
A
A
A
WATERLOO - BlackBerry pernah mendominasi pasar smartphone dalam beberapa tahun. Namun kehadiran perangkat berbasis sistim operasi Android dan iOS meruntuhkan kejayaan BlackBerry.
Untuk mengejar ketertinggalan, BlackBerry mulai mengubah strateginya. Akhirnya perusahaam berbasis di Kanada ini memutuskan mengalihkan sistem operasi ponselnya sendiri dengan merangkul bisnis baru yang mencakup perizinan merek, keamanan perusahaan, dan memberikan lisensinya kepada TCL guna merancang handset-nya.
Hasilnya pengguna telah mengenal smartphone bermerek BlackBerry dengan perangkat suksesnya bertajuk KEYone. Kesepakatan perizinan telah menghasilkan keuntungan yang cukup baik untuk perusahaan, mendulang setidaknya lebih dari USD50 juta.
Berkat pencapaian itu saham BlackBerry pun meningkat dan perusahaan memindahkannya dari NASDAQ ke New York Stock Exchange. CEO BlackBerry, John Chen dalam sebuah wawancara mengatakan, perusahaannya melakukan keputusan itu untuk dapat lebih merangkul pelanggan.
Yang ditekankan dan dinilai paling penting adalah perusahaan akhirnya telah keluar dari zona bahaya. “Transformasi BlackBerry kini telah selesai. Deklarasi ini muncul saat perusahaan berupaya untuk melakukan terobosan lebih jauh dengan keterlibatannya pada kendaraan otonom dan manajemen endpoint yang telah diidentifikasi sebagai pasar dengan pertumbuhan tinggi," ujar Chen, dikutip dari Neowin, Rabu (18/10/2017).
Untuk ponsel pintarnya, sejauh ini TCL telah merilis beberapa handset di bawah merek BlackBerry melalui BlackBerry Motion yang belum lama ini dirilis. Smartphone tersebut mengusung sistim operasi Android dan full touchscreen tanpa hadirnya keyboard, yang sebelumnya menjadi ciri khas BlackBerry.
Untuk mengejar ketertinggalan, BlackBerry mulai mengubah strateginya. Akhirnya perusahaam berbasis di Kanada ini memutuskan mengalihkan sistem operasi ponselnya sendiri dengan merangkul bisnis baru yang mencakup perizinan merek, keamanan perusahaan, dan memberikan lisensinya kepada TCL guna merancang handset-nya.
Hasilnya pengguna telah mengenal smartphone bermerek BlackBerry dengan perangkat suksesnya bertajuk KEYone. Kesepakatan perizinan telah menghasilkan keuntungan yang cukup baik untuk perusahaan, mendulang setidaknya lebih dari USD50 juta.
Berkat pencapaian itu saham BlackBerry pun meningkat dan perusahaan memindahkannya dari NASDAQ ke New York Stock Exchange. CEO BlackBerry, John Chen dalam sebuah wawancara mengatakan, perusahaannya melakukan keputusan itu untuk dapat lebih merangkul pelanggan.
Yang ditekankan dan dinilai paling penting adalah perusahaan akhirnya telah keluar dari zona bahaya. “Transformasi BlackBerry kini telah selesai. Deklarasi ini muncul saat perusahaan berupaya untuk melakukan terobosan lebih jauh dengan keterlibatannya pada kendaraan otonom dan manajemen endpoint yang telah diidentifikasi sebagai pasar dengan pertumbuhan tinggi," ujar Chen, dikutip dari Neowin, Rabu (18/10/2017).
Untuk ponsel pintarnya, sejauh ini TCL telah merilis beberapa handset di bawah merek BlackBerry melalui BlackBerry Motion yang belum lama ini dirilis. Smartphone tersebut mengusung sistim operasi Android dan full touchscreen tanpa hadirnya keyboard, yang sebelumnya menjadi ciri khas BlackBerry.
(mim)