Ratusan Data Pengguna Twitter Bocor dan Bisa Diakses Bebas
loading...
A
A
A
MENLO PARK - Ratusan data pribadi pengguna Twitter bocor dan dan bisa diakses bebas lewat platform online.
Laporan terbaru mengungkapkan bahwa Twitter baru saja mengalami kebocoran data yang melibatkan 235 juta pengguna.
Data yang bocor berukuran sekitar 63GB dan diunggah oleh para hacker di forum gelap dan bisa diakses oleh siapa saja secara gratis.
Cybernews menyebut data yang bocor mencakup nama pengguna, alamat email, jumlah pengikut, dan tanggal pembuatan akun.
Dikatakan basis datanya bersifat publik sehingga untuk mengaksesnya hanya perlu beberapa langkah mudah.
Alon Gal, salah satu pendiri perusahaan keamanan Israel, Hudson Rock, percaya bahwa data tersebut dapat digunakan untuk menyerang akun terenkripsi.
Mereka juga dapat meretas akun populer, dan menyusup ke akun dengan nama pengguna yang baik.
“Tidak ada keraguan bahwa kelompok peretas di seluruh dunia juga akan menggunakan database ini untuk lebih membahayakan privasi pengguna kami,” kata Gal, seperti dikutip dari Gizchina, Jumat (6/1/2023).
Untuk diketahui, sekitar seminggu yang lalu, seorang hacker mengklaim memiliki akses ke sekitar 400 juta akun pengguna Twitter. Dia bahkan menawarkan data tersebut ke Elon Musk agar segera ditebus sehingga perusahaan bisa mengamankannya kembali.
Laporan terbaru mengungkapkan bahwa Twitter baru saja mengalami kebocoran data yang melibatkan 235 juta pengguna.
Data yang bocor berukuran sekitar 63GB dan diunggah oleh para hacker di forum gelap dan bisa diakses oleh siapa saja secara gratis.
Cybernews menyebut data yang bocor mencakup nama pengguna, alamat email, jumlah pengikut, dan tanggal pembuatan akun.
Dikatakan basis datanya bersifat publik sehingga untuk mengaksesnya hanya perlu beberapa langkah mudah.
Alon Gal, salah satu pendiri perusahaan keamanan Israel, Hudson Rock, percaya bahwa data tersebut dapat digunakan untuk menyerang akun terenkripsi.
Mereka juga dapat meretas akun populer, dan menyusup ke akun dengan nama pengguna yang baik.
“Tidak ada keraguan bahwa kelompok peretas di seluruh dunia juga akan menggunakan database ini untuk lebih membahayakan privasi pengguna kami,” kata Gal, seperti dikutip dari Gizchina, Jumat (6/1/2023).
Untuk diketahui, sekitar seminggu yang lalu, seorang hacker mengklaim memiliki akses ke sekitar 400 juta akun pengguna Twitter. Dia bahkan menawarkan data tersebut ke Elon Musk agar segera ditebus sehingga perusahaan bisa mengamankannya kembali.