Kehadiran Elon Musk di Twitter Bangkitkan Kembali 12.000 Akun Bermasalah

Minggu, 04 Desember 2022 - 06:30 WIB
loading...
Kehadiran Elon Musk di Twitter Bangkitkan Kembali 12.000 Akun Bermasalah
Elon Musk mulai memegang peranan di Twitter sejak Oktober 2022 lalu. Foto/IST
A A A
JAKARTA - Kehadiran pemilik Twitter baru, Elon Musk , berdampak pada kembalinya akun-akun bermasalah di sosial media berlogo burung biru itu. Tidak main-main, sebanyak 12.000 akun Twitter yang bermasalah sudah aktif lagi mencuit sejak Elon Musk memegang peranan penting di Twitter per Oktober 2022 lalu.

Jumlah itu dikhawatirkan akan semakin bertambah karena Elon Musk memberikan amnesti masal buat pemilik akun Twitter yang pernah kena black list. Salah satu yang mendapat manfaat dari amnesti itu adalah Presiden Amerika Serikat ke-45, Donald Trump.

Dilaporkan Gizmodo, ahli perangkat lunak berbasis di Jerman, Travis Brown telah mengumpulkan seluruh daftar akun-akun bermasalah di Twitter yang telah kembali aktif. Dalam daftar itu terdapat 12.000 pengguna bermasalah yang sudah mencuit seperti dulu lagi.



Kehadiran Elon Musk di Twitter Bangkitkan Kembali 12.000 Akun Bermasalah


Masalahnya adalah para pemilik akun Twitter bermasalah itu pernah masuk dalam daftar hitam karena ulah mereka yang mengkhawatirkan. Cuitan-cuitan mereka kerap berupa provokasi, hoax, dan rasis.

"Jumlah ini hanyalah puncak dari gunung es. Platformer melaporkan bahwa Elon Musk kemungkinan akan menghidupkan lagi 62.000 akun bermasalah dengan pengikut 10.000 orang," tulis Gizmodo.



Di tempat lain, Center for Countering Digital Hate juga mengatakan sejak Elon Musk memegang Twitter, ujaran kebencian yang ada di sosial media itu sangat tinggi.

Kelompok minoritas seperti LGBTQ, masyarakat latin, yahudi, dan muslim jadi bulan-bulanan ujaran kebencian di Twitter. Hal ini kontradiktif dengan sesumbar Elon Musk yang mengatakan Twitter telah berhasil mengendalikan ujaran kebencian dengan baik selama dia pegang.

"Elon Musk sekali lagi diekspos sebagai pengguna dan pengiklan yang menyesatkan, mengklaim bahwa misi tercapai meskipun dia gagal memenuhi standar yang dia nyatakan sendiri untuk menekan kefanatikan yang kejam," kata Imran Ahmed, CEO Center for Countering Digital Hate.

(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2148 seconds (0.1#10.140)