Perbedaan Teknologi VAR di Piala Dunia 2018 dan 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada banyak hal menarik tersaji di gelaran Piala Dunia Qatar 2022 . Salah satunya adalah teknologi Video Assistant Referee (VAR).
VAR adalah teknologi yang dapat mendukung proses pengambilan keputusan wasit dalam empat situasi perubahan pertandingan.
VAR menjadi alat pendukung bagi ofisial. Dengan VAR ini wasit dapat dengan tepat menentukan gol, pelanggaran yang mengarah pada hukuman penalti, pemberian kartu, hingga mengidentifikasi kesalahan secara terperinci.
VAR sendiri sebenarnya telah digunakan dalam Piala Dunia tahun 2018 dan pada Piala Dunia 2022 ini kembali digunakan karena efektifitasnya dalam membantu pertandingan. Namun ada beberapa perbedaan signifikan antara keduanya.
Melansir dari laman resmi FIFA, Senin (28/11/2022), teknologi VAR di Piala Dunia 2022 telah ditingkatkan, termasuk penggunaan teknologi offside semi-otomatis yang menggunakan 12 kamera pelacak khusus yang lebih canggih dari sebelumnya.
Deretan kamera ini dipasang di bawah atap stadion untuk melacak bola dan hingga 29 titik data dari setiap pemain. Teknologi akan melakukannya sebanyak 50 kali per detik dan menghitung posisi tepat mereka di lapangan.
29 poin data yang dikumpulkan mencakup semua anggota tubuh dan ekstremitas yang relevan untuk melakukan panggilan offside. Untuk mendeteksi insiden offside yang ketat, sensor unit pengukuran inersia (IMU) juga ditempatkan di dalam bola.
Sensor ini diposisikan di tengah bola, mengirimkan data bola ke ruang operasi video 500 kali per detik, memungkinkan pendeteksian titik tendangan yang sangat tepat.
Teknologi baru ini memberikan peringatan offside otomatis kepada ofisial pertandingan video di dalam ruang operasi video setiap kali bola diterima oleh penyerang yang berada dalam posisi offside saat ini.
Sebelum memberi tahu wasit di lapangan, petugas video pertandingan memvalidasi keputusan yang diusulkan dengan secara manual memeriksa titik tendangan yang dipilih secara otomatis dan garis offside yang dibuat secara otomatis, yang didasarkan pada posisi kaki pemain yang dihitung.
Proses ini terjadi dalam beberapa detik dan berarti keputusan offside dapat dibuat lebih cepat dan lebih akurat.
Setelah keputusan dikonfirmasi oleh petugas video pertandingan dan wasit di lapangan, poin data posisi yang sama persis yang digunakan untuk membuat keputusan kemudian dibuat menjadi animasi 3D.
Saat bola dimainkan, animasi 3D ini, yang akan selalu menampilkan perspektif terbaik untuk situasi offside, kemudian akan ditampilkan di layar raksasa di stadion dan juga akan tersedia untuk mitra penyiaran FIFA.
Selama pertandingan, teknologi baru ini mampu mendukung ofisial pertandingan video dengan membantu mereka membuat keputusan offside yang lebih akurat dan lebih dapat direproduksi dalam periode waktu yang lebih singkat.
VAR adalah teknologi yang dapat mendukung proses pengambilan keputusan wasit dalam empat situasi perubahan pertandingan.
VAR menjadi alat pendukung bagi ofisial. Dengan VAR ini wasit dapat dengan tepat menentukan gol, pelanggaran yang mengarah pada hukuman penalti, pemberian kartu, hingga mengidentifikasi kesalahan secara terperinci.
VAR sendiri sebenarnya telah digunakan dalam Piala Dunia tahun 2018 dan pada Piala Dunia 2022 ini kembali digunakan karena efektifitasnya dalam membantu pertandingan. Namun ada beberapa perbedaan signifikan antara keduanya.
Melansir dari laman resmi FIFA, Senin (28/11/2022), teknologi VAR di Piala Dunia 2022 telah ditingkatkan, termasuk penggunaan teknologi offside semi-otomatis yang menggunakan 12 kamera pelacak khusus yang lebih canggih dari sebelumnya.
Deretan kamera ini dipasang di bawah atap stadion untuk melacak bola dan hingga 29 titik data dari setiap pemain. Teknologi akan melakukannya sebanyak 50 kali per detik dan menghitung posisi tepat mereka di lapangan.
29 poin data yang dikumpulkan mencakup semua anggota tubuh dan ekstremitas yang relevan untuk melakukan panggilan offside. Untuk mendeteksi insiden offside yang ketat, sensor unit pengukuran inersia (IMU) juga ditempatkan di dalam bola.
Sensor ini diposisikan di tengah bola, mengirimkan data bola ke ruang operasi video 500 kali per detik, memungkinkan pendeteksian titik tendangan yang sangat tepat.
Teknologi baru ini memberikan peringatan offside otomatis kepada ofisial pertandingan video di dalam ruang operasi video setiap kali bola diterima oleh penyerang yang berada dalam posisi offside saat ini.
Sebelum memberi tahu wasit di lapangan, petugas video pertandingan memvalidasi keputusan yang diusulkan dengan secara manual memeriksa titik tendangan yang dipilih secara otomatis dan garis offside yang dibuat secara otomatis, yang didasarkan pada posisi kaki pemain yang dihitung.
Proses ini terjadi dalam beberapa detik dan berarti keputusan offside dapat dibuat lebih cepat dan lebih akurat.
Setelah keputusan dikonfirmasi oleh petugas video pertandingan dan wasit di lapangan, poin data posisi yang sama persis yang digunakan untuk membuat keputusan kemudian dibuat menjadi animasi 3D.
Saat bola dimainkan, animasi 3D ini, yang akan selalu menampilkan perspektif terbaik untuk situasi offside, kemudian akan ditampilkan di layar raksasa di stadion dan juga akan tersedia untuk mitra penyiaran FIFA.
Selama pertandingan, teknologi baru ini mampu mendukung ofisial pertandingan video dengan membantu mereka membuat keputusan offside yang lebih akurat dan lebih dapat direproduksi dalam periode waktu yang lebih singkat.
(wbs)