Netizen Harus Hati-hati Beli Produk Murah di Medsos, Ini Alasannya

Jum'at, 03 Juli 2020 - 19:03 WIB
loading...
Netizen Harus Hati-hati...
Masyarakat diminta memastikan toko penjual di media sosial sebagai akun yang terpercaya ketika bertransaksi dengan penjual online di medsos. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Bagi para pengguna media sosial, hendaknya berhati-hati sebelum memutuskan untuk membeli barang secara online. Sebab berbelanja lewat media sosial seperti Instagram, sangat berbeda jika dibandingkan konsumen berbelanja di e-commerce, di mana pemilik lapak telah terverifikasi oleh pengelola e-commerce .(Baca juga: UMKM Belum Melek Digital Masih Jadi Kendala)

Pastikan toko penjual merupakan akun yang terpercaya. Jika ada diskon atau potongan harga, sebaiknya cek dulu ke merek yang bersangkutan mengenai kebenaran program diskon tersebut.

Selain itu, dari sisi harga, bisa dibandingkan sengan harga normal dengan harga yang ditawarkan penjual lewat media sosial. Jangan sampai tergoda harga murah, tapi ternyata tidak sesuai dengan yang diinginkan.

Salah satu akun di Instagram yang menjual harga miring adalah @galaxy_jaya12. Akun ini menjual ponsel berbagai merek dengan harga jauh di bawah harga aslinya.

Dalam keterangannya, akun ini jelas menyebut pusat penjualan handphone BM (black market). Perlu diingat jika saat ini sudah ada aturan mengenai ponsel BM melalui blokir IMEI.

Mengikuti tren, di Instagram muncul juga toko-toko sepeda yang menjual dengan harga jauh di bawah harga asli. Misalnya saja akun @pusat_sepeda_brompton yang menjual sepeda merek brompton dengan kisaran Rp1,5 jutaan. Padahal menurut situs iprice, harga sepeda Brompton mulai dari Rp25 jutaan.

Harga murah tersebut, menurut penjual, karena tidak ada stempel pajak pada sepeda. Mereka juga tidak melayani pembayaran di tempat atau COD (cash on delivery).

SINDOnews mencoba mengonfirmasi kepada pihak yang penjual, tapi hingga berita ini diturunkan belum juga direspons.

Modus dan Motif Kejahatan Siber
Banyaknya akun di media sosial yang menjual barang-barang dengan harga jauh di bawah harga asli, termasuk akun yang dipromosikan oleh platform medsos, memang patut ducurigai.

Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, berpendapat, akun-akun tersebut bisa jadi merupakan akun penipu yang berharap korbannya untuk mentransfer sejumlah uang.

Kebanyakan akun tersebut memiliki follower yang sangat banyak. Jadi bukan akun yang baru dibuat untuk melakukan penipuan.

Ada juga kemungkinan membajak akun Instagram yang memiliki follower banyak atau membeli follower dan mengganti nama akun menjadi seperti penjualan yang sah. "Wah ini genre baru yang mengalami kemunduran yah. Jadi penipunya mengharapkan korbannya percaya terhadap akun-akun yang di-create atau di curi," ujar Alfons kepada SINDOnews melalui pesan singkat, Jumat (3/7/2020).

Salah satu fitur yang dimanfaatkan oleh penipu ini adalah mudahnya mengganti nama user instagram. Sehingga penipu dengan mudah melakukan penggantian nama akunnya dan disesuaikan dengan tema penipuan yang ingin dilakukan.

"Misalnya dia ingin membuat akun penipuan berjualan sepeda Brompton, maka ia tinggal mengubah nama akunnya sesuai dengan tema sepeda dan menggunggah gambar-gambar sepeda brompton dengan spesifikasi lengkap dan harga yang menarik diskon, sampai dengan 90%," bebernya.
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1071 seconds (0.1#10.140)