Makam Bendahara Kuil Ramses II Ditemukan di Saqqara, Muminya Sudah Hilang Dicuri
loading...
Peti mati itu milik seorang pejabat bernama Ptah-im-wea, yang hidup sekitar 3.300 tahun yang lalu pada masa pemerintahan Raja Ramses II. Foto/Live Science/Courtesy of the Egyptian Ministry of Tourism and Antiquities
A
A
A
KAIRO - Sarkofagus berusia 3.300 tahun yang diketahui sebagai penjaga piramida ditemukan di pemakaman Saqqara, Mesir. Namun, mumi di dalam sarkofagus granit berwarna merah muda ini sudah hilang dicuri perampok.
Sarkofagus atau peti mati ini diukir dari granit merah muda, dibuat untuk seorang pejabat bernama "Ptah-im-wea,". Menurut hieroglif yang tertulis di atasnya, dia hidup pada masa Ramses II (memerintah sekitar tahun 1279 SM hingga 1213 SM) dan dikelola sebuah kuil yang dibangun Ramses II di Thebes (Luxor modern).
Prasasti hieroglif menjelaskan bahwa Ptah-im-wea bertugas mengawasi ternak kuil. Dia adalah kepala perbendaharaan kuil dan bertanggung jawab untuk persembahan kepada semua dewa.
Namun, Ptah-im-wea tidak dimakamkan di dekat kuil yang dia kelola untuk Ramses II. Sebaliknya, peti matinya ditempatkan di samping piramida yang dibangun 1.000 tahun sebelumnya di Saqqara, sebuah kota kuno yang terkenal dengan pekuburannya yang luas.
Para arkeolog menemukan sarkofagus di dekat piramida Raja Unas (memerintah sekitar tahun 2353 SM hingga 2323 SM), di selatan koridor tempat orang-orang naik ke piramida. Bukan hal yang aneh jika orang-orang di Mesir kuno ingin dikuburkan di dekat piramida yang dibangun oleh firaun yang hidup di zaman yang jauh lebih awal.
Misalnya, permakaman yang berusia sekitar 2.500 tahun telah ditemukan di dekat piramida Giza, yang berasal dari sekitar 4.500 tahun yang lalu, menunjukkan bahwa orang menganggap situs itu suci. Hieroglif peti mati menyerukan perlindungan almarhum dan memiliki penggambaran Horus, dewa langit berkepala elang dan putra dewa Osiris dan Isis.
Meskipun mumi dalam sarkofagus sudah dirampok di zaman kuno, para arkeolog menemukan jejak resin yang menunjukkan mumi telah beristirahat di dalam peti mati. Tim tidak menemukan artefak lain di dekat peti mati.
Ramses II memerintah Mesir pada saat kerajaannya meluas dari Suriah hingga Sudan. Peti mati itu ditemukan oleh misi arkeologi yang dipimpin oleh Ola El Aguizy, seorang profesor Egyptology di Universitas Kairo.
Sarkofagus atau peti mati ini diukir dari granit merah muda, dibuat untuk seorang pejabat bernama "Ptah-im-wea,". Menurut hieroglif yang tertulis di atasnya, dia hidup pada masa Ramses II (memerintah sekitar tahun 1279 SM hingga 1213 SM) dan dikelola sebuah kuil yang dibangun Ramses II di Thebes (Luxor modern).
Prasasti hieroglif menjelaskan bahwa Ptah-im-wea bertugas mengawasi ternak kuil. Dia adalah kepala perbendaharaan kuil dan bertanggung jawab untuk persembahan kepada semua dewa.
Namun, Ptah-im-wea tidak dimakamkan di dekat kuil yang dia kelola untuk Ramses II. Sebaliknya, peti matinya ditempatkan di samping piramida yang dibangun 1.000 tahun sebelumnya di Saqqara, sebuah kota kuno yang terkenal dengan pekuburannya yang luas.
Para arkeolog menemukan sarkofagus di dekat piramida Raja Unas (memerintah sekitar tahun 2353 SM hingga 2323 SM), di selatan koridor tempat orang-orang naik ke piramida. Bukan hal yang aneh jika orang-orang di Mesir kuno ingin dikuburkan di dekat piramida yang dibangun oleh firaun yang hidup di zaman yang jauh lebih awal.
Misalnya, permakaman yang berusia sekitar 2.500 tahun telah ditemukan di dekat piramida Giza, yang berasal dari sekitar 4.500 tahun yang lalu, menunjukkan bahwa orang menganggap situs itu suci. Hieroglif peti mati menyerukan perlindungan almarhum dan memiliki penggambaran Horus, dewa langit berkepala elang dan putra dewa Osiris dan Isis.
Meskipun mumi dalam sarkofagus sudah dirampok di zaman kuno, para arkeolog menemukan jejak resin yang menunjukkan mumi telah beristirahat di dalam peti mati. Tim tidak menemukan artefak lain di dekat peti mati.
Ramses II memerintah Mesir pada saat kerajaannya meluas dari Suriah hingga Sudan. Peti mati itu ditemukan oleh misi arkeologi yang dipimpin oleh Ola El Aguizy, seorang profesor Egyptology di Universitas Kairo.
(wib)
Lihat Juga :
