Serangan Malware dengan Target Gamer Meningkat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Serangan malware berbahaya yang menargetkan para gamer meningkat hingga 13% dari paruh pertama tahun 2021 lalu. Temuan ini dilaporkan oleh pengembang software asal Rusia, Kaspersky.
Melansir dari Venturebeat, Jumat (16/9/2022), Kaspersky melaporkan bahwa antara 1 Juli 2021 dan 30 Juni 2022, lebih dari 384.000 pengguna mengalami serangan. Serangan spesifik ini berusaha meniru 28 game atau serangkaian game.
Salah satu ancaman utama adalah installer game. Ini karena reatif mudah bagi peretas untuk memodifikasi installer game agar bisa disusupkan malware berbahaya yang bisa memata-matai dan bahkan mencuri informasi penting milik korban.
Kaspersky mencatat bahwa selama periode yang diamati, malware yang sering dijumpai adalah Trojan-Spies. Malware ini mampu melacak input keyboard dan mengambil tangkapan layar tanpa terdeteksi oleh para korbannya.
Selain itu ada juga Trojan-PSW yang dapat mencuri kredensial korban, Trojan-Banker yang bisa mencuri data pembayaran, dan tak ketinggalan Trojan-GameThief yang mampu mencuri login akun game.
Kaspersky menyebut, salah satu alasan terjadinya peningkatan serangan malware dengan target gamer adalah pembajakan atau pengunduh pihak ketiga. Belum lagi selama pandemi, banyak orang yang mulai bermain game.
"Seperti yang kita lihat, penjahat dunia maya secara aktif menyalahgunakan tren ini, menciptakan semakin banyak skema dan alat baru untuk menyerang pemain dan mencuri data kartu kredit mereka dan bahkan akun game , yang dapat berisi skin mahal yang nantinya dapat dijual," kata Anton V. Ivanov, peneliti keamanan senior di Kaspersky.
"Kami berharap untuk melihat jenis serangan baru terhadap para gamer di tahun depan. Misalnya, pemogokan pada esports, yang sekarang mendapatkan popularitas besar di seluruh dunia. Itulah mengapa sangat penting untuk selalu dilindungi, agar Anda tidak kehilangan uang, kredensial, dan akun game Anda," lanjutnya.
Melansir dari Venturebeat, Jumat (16/9/2022), Kaspersky melaporkan bahwa antara 1 Juli 2021 dan 30 Juni 2022, lebih dari 384.000 pengguna mengalami serangan. Serangan spesifik ini berusaha meniru 28 game atau serangkaian game.
Salah satu ancaman utama adalah installer game. Ini karena reatif mudah bagi peretas untuk memodifikasi installer game agar bisa disusupkan malware berbahaya yang bisa memata-matai dan bahkan mencuri informasi penting milik korban.
Kaspersky mencatat bahwa selama periode yang diamati, malware yang sering dijumpai adalah Trojan-Spies. Malware ini mampu melacak input keyboard dan mengambil tangkapan layar tanpa terdeteksi oleh para korbannya.
Selain itu ada juga Trojan-PSW yang dapat mencuri kredensial korban, Trojan-Banker yang bisa mencuri data pembayaran, dan tak ketinggalan Trojan-GameThief yang mampu mencuri login akun game.
Kaspersky menyebut, salah satu alasan terjadinya peningkatan serangan malware dengan target gamer adalah pembajakan atau pengunduh pihak ketiga. Belum lagi selama pandemi, banyak orang yang mulai bermain game.
"Seperti yang kita lihat, penjahat dunia maya secara aktif menyalahgunakan tren ini, menciptakan semakin banyak skema dan alat baru untuk menyerang pemain dan mencuri data kartu kredit mereka dan bahkan akun game , yang dapat berisi skin mahal yang nantinya dapat dijual," kata Anton V. Ivanov, peneliti keamanan senior di Kaspersky.
"Kami berharap untuk melihat jenis serangan baru terhadap para gamer di tahun depan. Misalnya, pemogokan pada esports, yang sekarang mendapatkan popularitas besar di seluruh dunia. Itulah mengapa sangat penting untuk selalu dilindungi, agar Anda tidak kehilangan uang, kredensial, dan akun game Anda," lanjutnya.
(wbs)