Soal Kebocoran Data Pendaftar Kartu SIM, Kominfo: Bukan dari Kami
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo ) membantah menjadi dalang kebocoran data pendaftar kartu SIM. Menurut mereka, data yang bocor berasal dari pihak lain yang hingga saat ini masih dilakukan penyelidikan.
”Berdasarkan pengamatan atas penggalan data yang disebarkan oleh akun Bjorka, dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak berasal dari Kementerian Kominfo,” tulis Kominfo dalam pernyataan resminya.
Kementerian yang berada di bawah kepemimpinan Johnny G. Plate itu beralasan bahwa pihaknya tidak memiliki aplikasi untuk menampung data registrasi prabayar dan pascabayar seperti yang dikabarkan.
Mereka pun mengklaim telah melakukan penelusuran internal. Kominfo bahkan menyebut sedang melakukan penelusuran lebih lanjut terkait sumber data dan hal-hal lain terkait dengan dugaan kebocoran data tersebut.
Untuk diketahui, kebocoran data dilaporkan kembali terjadi. Kali ini menyangkut kebijakan Kominfo yang beberapa tahun lalu mengeluarkan aturan registrasi nomor hp menggunakan NIK dan KK.
Lewat sebuah postingan Twitter pada Kamis (1/9), Tegus Apriano atau dengan akun @secgron melaporkan bahwa terjadi kebocoran data pribadi para pendaftar nomor hp dengan NIK dan KK di forum BreachForums (breached.to).
Tak tanggung-tanggung, jumlah kebocoran mencapai lebih dari 1,3 miliar data yang mencakup NIK, No HP, provider, tgl registrasi, yang mana ukuran file utuhnya menyentuh 87 GB dengan format CSV.
”Tahun 2018 @kemkominfo memaksa kita utk melakukan registrasi nomor HP menggunakan NIK dan KK, dijanjikan akan terbebas dari spam. Terbebas dari spam tak didapat, kini data registrasi no HP (NIK, No HP, provider, tgl registrasi) sebanyak 1,3 miliar bocor & dijual #BlokirKominfo,” cuit @secgron. Jika dicermati, diketahui bahwa data dibagikan oleh pengguna BreachForums dengan nama akun Bjorka.
Dalam postingannya, Bjorka menuliskan bahwa data dikumpulkan dari periode pendaftaran dimulai dari 31 Oktober 2017.
Bjorka juga menerangkan bahwa data dikumpulkan dari periode pendaftaran dimulai dari 31 Oktober 2017. Tak ketinggalan ia juga membagikan sebanyak 2 juta sampel data yang bisa diunduh siapa saja secara gratis.
Diketahui operator yang tercantum di sampel data adalah Telkomsel, Indosat, Tri, XL dan Smartfren. Bjorka menyebut kegagalan untuk melakukannya pada akhir batas waktu pendaftaran akan menyebabkan penghentian sementara layanan untuk nomor ponsel.
”Berdasarkan pengamatan atas penggalan data yang disebarkan oleh akun Bjorka, dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak berasal dari Kementerian Kominfo,” tulis Kominfo dalam pernyataan resminya.
Kementerian yang berada di bawah kepemimpinan Johnny G. Plate itu beralasan bahwa pihaknya tidak memiliki aplikasi untuk menampung data registrasi prabayar dan pascabayar seperti yang dikabarkan.
Mereka pun mengklaim telah melakukan penelusuran internal. Kominfo bahkan menyebut sedang melakukan penelusuran lebih lanjut terkait sumber data dan hal-hal lain terkait dengan dugaan kebocoran data tersebut.
Untuk diketahui, kebocoran data dilaporkan kembali terjadi. Kali ini menyangkut kebijakan Kominfo yang beberapa tahun lalu mengeluarkan aturan registrasi nomor hp menggunakan NIK dan KK.
Lewat sebuah postingan Twitter pada Kamis (1/9), Tegus Apriano atau dengan akun @secgron melaporkan bahwa terjadi kebocoran data pribadi para pendaftar nomor hp dengan NIK dan KK di forum BreachForums (breached.to).
Tak tanggung-tanggung, jumlah kebocoran mencapai lebih dari 1,3 miliar data yang mencakup NIK, No HP, provider, tgl registrasi, yang mana ukuran file utuhnya menyentuh 87 GB dengan format CSV.
”Tahun 2018 @kemkominfo memaksa kita utk melakukan registrasi nomor HP menggunakan NIK dan KK, dijanjikan akan terbebas dari spam. Terbebas dari spam tak didapat, kini data registrasi no HP (NIK, No HP, provider, tgl registrasi) sebanyak 1,3 miliar bocor & dijual #BlokirKominfo,” cuit @secgron. Jika dicermati, diketahui bahwa data dibagikan oleh pengguna BreachForums dengan nama akun Bjorka.
Dalam postingannya, Bjorka menuliskan bahwa data dikumpulkan dari periode pendaftaran dimulai dari 31 Oktober 2017.
Bjorka juga menerangkan bahwa data dikumpulkan dari periode pendaftaran dimulai dari 31 Oktober 2017. Tak ketinggalan ia juga membagikan sebanyak 2 juta sampel data yang bisa diunduh siapa saja secara gratis.
Diketahui operator yang tercantum di sampel data adalah Telkomsel, Indosat, Tri, XL dan Smartfren. Bjorka menyebut kegagalan untuk melakukannya pada akhir batas waktu pendaftaran akan menyebabkan penghentian sementara layanan untuk nomor ponsel.
(dan)