Bersaing di Industri 4.0, Petani Diminta Kuasai Teknologi Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerjasama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi mengadakan kegiatan Webinar tentang Petani Pintar Menggunakan Teknologi Digital.
Tujuan kegiatan ini untuk mendukung perkembangan Ekonomi Digital khususnya di media sosial, peran masyarakat yang cakap akan dunia digital sangat penting, terutama dari komunitas ekonomi digital, sehingga mampu mendukung tercapainya target kumulatif sebesar 50 juta orang terliterasi di tahun 2024.
Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 berada pada level “sedang” dengan skor 3,49. Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital tahun 2021 ini menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital (digital skill), Etika Digital (digital ethics), Keamanan Digital (digital safety), dan Budaya Digital (digital culture).
Karena masih berada di level “sedang”, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD melakukan berbagai kegiatan seperti webinar Cakap Digital.
Rina Sa’adah Ketua Umum Pemuda Tani HKTI memberikan sambutannya dalam webinar mengatakan petani harus paham teknologi digital. “Reposisi pertanian dari Tradisional ke modern sudah harus kita lakukan. Anak muda sebagai generasi cakap digital harus menjadi pemegang peran penting dalam mendampingi petani dalam melakukan transisi teknologi pertanian dengan memberikan pemahaman dan inovasi dari semua sektor teknologi”, jelas Rina saat webinar dan diikuti oleh kelompok masyarakat dari berbagai komunitas Digital di DKI Jakarta dan Banten Selasa (19/7/2022).
.
“Anak muda juga harus memanfaatkan teknologi digital menciptakan paradigma baru bahwa menjadi petani itu keren, ubah pandangan yang selama ini petani dianggap tidak bisa menjamin masa depan, ciptakan hal baru dengan memanfaatkan teknologi yang ada agar kita menjadi petani modern yang sukses”, terang Rina.
Purbowo selaku program Manager Komunitas Njombangan memberikan tips agar petani aman dalam menggunakan teknologi digital. “Petani yang menjual hasil panennya melalui pasarloka seperti shopee, bukalapak, tokopedia atau toko online lain agar lebih bijak memilih aplikasi yang akan digunakan. Download dan pakai aplikasi yang legal agar menjamin keamanan data kita, hindari melakukan transaksi jual beli online menggunakan rekening pribadi dan buat satu rekening khusus untuk transaksi ini”, jelas Purbowo.
“Untuk sahabat tani yang menggunakan media digital pertanian untuk transaksi jual beli, manfaatkan aplikasi cek kontak dan cek rekening untuk meningkatkan kredibilitas kita sehingga kita menjadi penjual yang dapat dipercaya oleh pembeli”, tutup Purbowo.
Edwin Pramudita Wikanta Founder di Lumbungin aplikasi digital pertanian, memberikan materi tentang etis bermedia digital. “Dalam ruang digital kita harus memperhatikan etika, sopan santun dan ucapan. Kita harus bertanggung jawab dengan apa yang kita tulis dan sebarkan di media digital, seleksi dan analisis informasi di media digital apakah informasinya benar dan dapat dipercaya”, terang Edwin
“Etika di dunia digital ada 4 faktor utama, pertama kesadaran dimana kita harus memiliki tujuan dalam melakukan sesuatu, kedua integritas yaitu kejujuran dan hindari manipulasi data, ketiga tanggung jawab dan siap menanggung akibat dari ucapan dan tulisan kita dan keempat faktor kebajikan, yaitu hal yang kita sebar di media sosial harus memiliki hal kebaikan dan kemanfaatan dan kemanusiaan”; jelas Edwin.
Mikail Karimov selaku Head Of Operations Meraki Kreasi Bangsa memberikan materi petani pintar menggunakan teknologi digital. “Revolusi industri juga merambah dunia pertanian, mau tidak mau kita harus kita mengikuti hal itu supaya kta tidak ketinggalan jauh. Saat ini petani lokal atau di daerah masih rendah dalam menggunakan teknologi untuk mendukung produktivitas mereka sebagai petani, karena itu kita harus meningkatkan kecakapan digital” ujar Mikail.
“Teknologi pertanian digital sangat bermanfaat bagi petani, memberikan kemudahan mendapatkan informasi dan koordinasi masalah pertanian, misal soal bibit unggul, pupuk, dan akan memangkas biaya pemasaran. Selama ini petani hanya mendapat keuntungan yang kecil karena biaya pemasaran dan ekspedisi yang besar dari petani hingga sampai ke tangan pembeli. Teknologi digital yang dimanfaatkan untuk pertanian akan menciptakan ketahanan pangan dimana masyarakat bisa mendapatkan hasil pertanian yang berkualitas langsung dari petani”, tutup Mikail
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital untuk mendukung masyarakat yang memanfaatkan dunia digital sebagai sarana untuk mengembangkan usaha pertanian, melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat.
Tujuan kegiatan ini untuk mendukung perkembangan Ekonomi Digital khususnya di media sosial, peran masyarakat yang cakap akan dunia digital sangat penting, terutama dari komunitas ekonomi digital, sehingga mampu mendukung tercapainya target kumulatif sebesar 50 juta orang terliterasi di tahun 2024.
Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 berada pada level “sedang” dengan skor 3,49. Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital tahun 2021 ini menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital (digital skill), Etika Digital (digital ethics), Keamanan Digital (digital safety), dan Budaya Digital (digital culture).
Karena masih berada di level “sedang”, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD melakukan berbagai kegiatan seperti webinar Cakap Digital.
Rina Sa’adah Ketua Umum Pemuda Tani HKTI memberikan sambutannya dalam webinar mengatakan petani harus paham teknologi digital. “Reposisi pertanian dari Tradisional ke modern sudah harus kita lakukan. Anak muda sebagai generasi cakap digital harus menjadi pemegang peran penting dalam mendampingi petani dalam melakukan transisi teknologi pertanian dengan memberikan pemahaman dan inovasi dari semua sektor teknologi”, jelas Rina saat webinar dan diikuti oleh kelompok masyarakat dari berbagai komunitas Digital di DKI Jakarta dan Banten Selasa (19/7/2022).
.
“Anak muda juga harus memanfaatkan teknologi digital menciptakan paradigma baru bahwa menjadi petani itu keren, ubah pandangan yang selama ini petani dianggap tidak bisa menjamin masa depan, ciptakan hal baru dengan memanfaatkan teknologi yang ada agar kita menjadi petani modern yang sukses”, terang Rina.
Purbowo selaku program Manager Komunitas Njombangan memberikan tips agar petani aman dalam menggunakan teknologi digital. “Petani yang menjual hasil panennya melalui pasarloka seperti shopee, bukalapak, tokopedia atau toko online lain agar lebih bijak memilih aplikasi yang akan digunakan. Download dan pakai aplikasi yang legal agar menjamin keamanan data kita, hindari melakukan transaksi jual beli online menggunakan rekening pribadi dan buat satu rekening khusus untuk transaksi ini”, jelas Purbowo.
“Untuk sahabat tani yang menggunakan media digital pertanian untuk transaksi jual beli, manfaatkan aplikasi cek kontak dan cek rekening untuk meningkatkan kredibilitas kita sehingga kita menjadi penjual yang dapat dipercaya oleh pembeli”, tutup Purbowo.
Edwin Pramudita Wikanta Founder di Lumbungin aplikasi digital pertanian, memberikan materi tentang etis bermedia digital. “Dalam ruang digital kita harus memperhatikan etika, sopan santun dan ucapan. Kita harus bertanggung jawab dengan apa yang kita tulis dan sebarkan di media digital, seleksi dan analisis informasi di media digital apakah informasinya benar dan dapat dipercaya”, terang Edwin
“Etika di dunia digital ada 4 faktor utama, pertama kesadaran dimana kita harus memiliki tujuan dalam melakukan sesuatu, kedua integritas yaitu kejujuran dan hindari manipulasi data, ketiga tanggung jawab dan siap menanggung akibat dari ucapan dan tulisan kita dan keempat faktor kebajikan, yaitu hal yang kita sebar di media sosial harus memiliki hal kebaikan dan kemanfaatan dan kemanusiaan”; jelas Edwin.
Mikail Karimov selaku Head Of Operations Meraki Kreasi Bangsa memberikan materi petani pintar menggunakan teknologi digital. “Revolusi industri juga merambah dunia pertanian, mau tidak mau kita harus kita mengikuti hal itu supaya kta tidak ketinggalan jauh. Saat ini petani lokal atau di daerah masih rendah dalam menggunakan teknologi untuk mendukung produktivitas mereka sebagai petani, karena itu kita harus meningkatkan kecakapan digital” ujar Mikail.
“Teknologi pertanian digital sangat bermanfaat bagi petani, memberikan kemudahan mendapatkan informasi dan koordinasi masalah pertanian, misal soal bibit unggul, pupuk, dan akan memangkas biaya pemasaran. Selama ini petani hanya mendapat keuntungan yang kecil karena biaya pemasaran dan ekspedisi yang besar dari petani hingga sampai ke tangan pembeli. Teknologi digital yang dimanfaatkan untuk pertanian akan menciptakan ketahanan pangan dimana masyarakat bisa mendapatkan hasil pertanian yang berkualitas langsung dari petani”, tutup Mikail
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital untuk mendukung masyarakat yang memanfaatkan dunia digital sebagai sarana untuk mengembangkan usaha pertanian, melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat.
(wbs)