Ini Keunggulan Seatru, Solusi eFishery Agar Petani Udang Bisa Panen Sepanjang Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - eFishery , startup aquatech yang labanya disebut mengalahkan Gojek, punya solusi baru agar petambak udang dapat panen sepanjang tahun. Caranya, dengan mengontrol mikroba secara efektif melalui rekomendasi pemberian dosis yang tepat bagi para petambak udang.
Hal tersebut dilakukan lewat kerjasama dengan Aqua Pharma dan Kytos. Ketiga perusahaan mengembangkan platform yang disebut Seatru, berdasarkan proyek penelitian berbasis di Indonesia selama 2 tahun.
”Tujuannya menyediakan layanan untuk memberikan informasi akurat mengenai kondisi budidaya udang secara menyeluruh. Sehingga dapat meningkatkan hasil panen sepanjang tahun,” ujar Gibran Huzaifah, CEO eFishery.
Konsep Seatru dapat memberikan informasi secara spesifik dalam mengukur indikator kesehatan udang secara akurat dan merekomendasikan dosis yang tepat untuk memberikan kesempatan hidup atau survival rate yang lebih baik lagi.
”Ini karena penyakit adalah tantangan paling besar yang dihadapi petambak udang dan dapat menyebabkan kegagalan panen hanya dalam lima hari saja,” beber Gibran. Karena itu, butuh metode pencegahan penyakit yang efektif dengan pengembangan teknologi analisa yang tepat. Termasuk, dikombinasikan melalui pemberian rekomendasi dosis yang sesuai atas penggunaan produk ramah lingkungan seperti Aqualisan.
Nantinya, Seatru dapat mengantisipasi penyakit dari patogen (organisme penyebab penyakit berbahaya) berkat solusi manajemen kesehatan ramah lingkungan yang disesuaikan dengan kondisi tambak masing-masing dan pemberian dosis yang tepat.
”Petambak udang terkendala kurangnya data valid mengenai kualitas air dan kesehatan udang, sehingga sering menimbulkan wabah penyakit yang tidak terduga. Seatru dapat membantu petambak untuk melakukan manajemen pencegahan, menggunakan produk Aqualisan (desinfektan) untuk meningkatkan produktivitas keberlanjutan dan profitabilitas,” beber Markus Wu, Business Development Manager Aqua Pharma Group.
Menurut WWF, lebih dari 55% udang yang dikonsumsi di seluruh dunia merupakan hasil dari budidaya, dengan pertumbuhan pasar sebesar 10% selama dekade terakhir. Kerugian tahunan industri udang sebagai akibat dari penyakit diperkirakan mencapai USD3 miliar per tahun.
Lihat Juga: Curi Perhatian Ratusan Investor, 4 Startup Finalis Grab Ventures Velocity Ikuti Coaching Intensif
Hal tersebut dilakukan lewat kerjasama dengan Aqua Pharma dan Kytos. Ketiga perusahaan mengembangkan platform yang disebut Seatru, berdasarkan proyek penelitian berbasis di Indonesia selama 2 tahun.
”Tujuannya menyediakan layanan untuk memberikan informasi akurat mengenai kondisi budidaya udang secara menyeluruh. Sehingga dapat meningkatkan hasil panen sepanjang tahun,” ujar Gibran Huzaifah, CEO eFishery.
Konsep Seatru dapat memberikan informasi secara spesifik dalam mengukur indikator kesehatan udang secara akurat dan merekomendasikan dosis yang tepat untuk memberikan kesempatan hidup atau survival rate yang lebih baik lagi.
”Ini karena penyakit adalah tantangan paling besar yang dihadapi petambak udang dan dapat menyebabkan kegagalan panen hanya dalam lima hari saja,” beber Gibran. Karena itu, butuh metode pencegahan penyakit yang efektif dengan pengembangan teknologi analisa yang tepat. Termasuk, dikombinasikan melalui pemberian rekomendasi dosis yang sesuai atas penggunaan produk ramah lingkungan seperti Aqualisan.
Nantinya, Seatru dapat mengantisipasi penyakit dari patogen (organisme penyebab penyakit berbahaya) berkat solusi manajemen kesehatan ramah lingkungan yang disesuaikan dengan kondisi tambak masing-masing dan pemberian dosis yang tepat.
”Petambak udang terkendala kurangnya data valid mengenai kualitas air dan kesehatan udang, sehingga sering menimbulkan wabah penyakit yang tidak terduga. Seatru dapat membantu petambak untuk melakukan manajemen pencegahan, menggunakan produk Aqualisan (desinfektan) untuk meningkatkan produktivitas keberlanjutan dan profitabilitas,” beber Markus Wu, Business Development Manager Aqua Pharma Group.
Menurut WWF, lebih dari 55% udang yang dikonsumsi di seluruh dunia merupakan hasil dari budidaya, dengan pertumbuhan pasar sebesar 10% selama dekade terakhir. Kerugian tahunan industri udang sebagai akibat dari penyakit diperkirakan mencapai USD3 miliar per tahun.
Lihat Juga: Curi Perhatian Ratusan Investor, 4 Startup Finalis Grab Ventures Velocity Ikuti Coaching Intensif
(dan)