Menunggu Alvin Tse Selanjutnya di Xiaomi Indonesia

Sabtu, 04 Juni 2022 - 21:20 WIB
loading...
Menunggu Alvin Tse Selanjutnya...
Alvin Tse mengakhiri jabatan sebagai Country Director Xiaomi Indonesia dan melanjutkan kariernya sebagai General Manager di Xiaomi India. Foto: dok Xiaomi Indonesia
A A A
JAKARTA - Tak dapat dipungkiri, Alvin Tse telah mewarnai industri ponsel pintar Indonesia selama dia menjabat sebagai Country Director Xiaomi Indonesia sejak akhir Oktober 2019. Sosoknya dikenal baik oleh Xiaomi Fans, konsumen, publik, warganet, media, serta influencers.

Begitu pula sebagai sosok pucuk dari brand produk teknologi yang mudah dijangkau untuk berbagi saran serta menyampaikan keluhan. Alvin juga dikenal sebagai orang yang mampu mengartikulasikan dengan baik alasan-alasan kenapa produk di tangannya layak dipertimbangkan untuk dibeli.

Hingga kemudian hari Jumat (3/6) tiba. Melalui akun media sosialnya yakni @atytse, Alvin mengumumkan bahwa dia akan melanjutkan kariernya di pasar yang tidak kalah sengit kompetisinya. Yakni, sebagai General Manager di Xiaomi India. Setelah 2,5 tahun berkiprah, posisi Country DIrector untuk Xiaomi Indonesia digantikan oleh Wentao Zhao yang juga terbilang bukan orang lama.

Wentao punya jam terbang tinggi untuk penjualan smartphone di pasar Indonesia, dia termasuk di dalam tim yang memastikan kinerja Xiaomi di Indonesia pada era Alvin Tse hingga mencatatkan sejumlah pencapaian.

Namun, dengan jabatan baru yang dia emban, tentu banyak ekspektasi yang harus dia panggul di pundaknya. Haruskah Wentao menjadi “Alvin Tse” selanjutnya untuk pasar di Indonesia?

Sebelum melanjutkan tulisan, penulis perlu menyampaikan disclaimer bahwa penulis adalah mantan jurnalis yang berkesempatan untuk menjadi bagian dari Xiaomi Indonesia selama dua tahun (2020 hingga April 2022). Dengan demikian, penulis bisa menghadirkan perspektif dari luar sekaligus dari dalam.

Tidak lagi ghoib
Alvin datang ke Indonesia di saat yang tepat dan melakukan hal yang juga tepat. Ketika pertama kali bertugas, salah satu masalah yang dia temukan di pasar Indonesia adalah masalah kelangkaan stok yang membuat konsumen tidak bisa membeli. Di tengah kegeraman mereka, muncullah istilah “ghoib” sebagai cara untuk melepaskan diri dari frustasi melihat tipisnya kemungkinan mereka untuk bisa mendapatkan smartphone setiap Xiaomi menggelar flash sale.

Sebutan “ghoib” cukup merugikan karena hal tersebut menggerus hal yang paling penting dalam membangun brand apapun di pasar yakni kepercayaan. Bagaimana bisa percaya kepada brand ketika pengguna malah kesulitan untuk mendapatkan produk saat dijual, kekesalan makin bertambah begitu tahu barang yang sama dijual kembali dengan harga yang jauh lebih tinggi oleh pihak ketiga. Ada rasa ketidakadilan di sana.

Alvin menaruh prioritas untuk menyelesaikan masalah ini, dan salah satunya mengupayakan solusi untuk mempermudah konsumen agar bisa mendapatkan produk. Kini makin mudah untuk mendapatkan produk Xiaomi karena juga hadir di platform lokapasar seperti JD.id, Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Akulaku, atau blibli.com. Bagi mereka yang memilih untuk membeli secara langsung, Xiaomi juga berekspansi secara strategis sehingga kini ada sekitar 80 lebih Xiaomi Stores, 400 lebih Xiaomi Shops, serta Xiaomi Preferred Partner yang jumlahnya ribuan di berbagai titik di Indonesia.

Kini sebutan “ghoib” tidak lagi menjadi gelar yang harus disematkan setiap kali produk baru dijual ke pasar. Masih ada memang, temuan kata “ghoib” pada kolom komentar tapi hal itu tinggal minoritas jumlahnya dan semata-mata hanya karena ketidaktahuan bahwa kini Xiaomi memiliki banyak saluran untuk bisa membeli produk smartphone maupun ekosistem.

Tidak ada lagi smartphone murah
Menunggu Alvin Tse Selanjutnya di Xiaomi Indonesia

Perubahan mencolok yang terjadi pada era Alvin Tse adalah portofolio produk Xiaomi yang makin relevan untuk lebih banyak orang. Pada tahun-tahun awal, seri produk yang mendominasi peluncuran di Indonesia adalah Redmi dan Redmi Note yang mengincar segmen entry-level dan menengah. Pendekatan tersebut bisa dipahami karena seri tersebut tergolong volume driver yang mendatangkan pemasukan melalui penjualan dalam jumlah yang besar.

Di sisi lain, hal tersebut juga menimbulkan tantangan karena hanya itulah yang kemudian diingat oleh publik di Indonesia. Padahal Xiaomi juga menghadirkan beragam inovasi terbaru melalui fitur ponsel pintar kelas flagship serta desain premium melalui seri Mi (yang kini disebut seri Xiaomi), belum termasuk produk ekosistem. Kesan awal ini harus segera diubah agar Xiaomi bisa diterima oleh lebih banyak orang di Indonesia.

Momentum bagi Xiaomi untuk mengubah kesan ini dirintis melalui peluncuran seri Mi Note 10 yang memperkenalkan seri produk yang mengincar segmen menengah ke atas. Setelah itu seri flagship tidak pernah lagi absen untuk diperkenalkan bagi Indonesia seperti Mi 10 series, Mi 11 series, hingga seri ultrapremium Mi 11 Ultra yang juga hadir di pasar Indonesia secara resmi.

Keputusan tersebut membawa pesan yang cukup tegas bagi konsumen di Indonesia: Xiaomi serius menggarap pasar Tanah Air. Ini juga belum termasuk komitmen dalam menghadirkan produk ekosistem lebih beragam lagi sesuai strategi global yakni “SmartphoneXAIoT” yang menempatkan ponsel pintar di tengah produk ekosistem untuk menghadirkan kualitas hidup lebih baik melalui teknologi.

Tidak lagi sekadar powerbank, tapi Xiaomi sudah menghadirkan produk yang bisa dipakai untuk melengkapi kualitas hidup pengguna seperti penjernih udara, penyedot debu, TV pintar, hingga perangkat masak seperti Mi Smart Air Fryer 3.5L. Xiaomi telah mencapai satu titik dimana dia tidak lagi hanya disebut sebagai brand smartphone karena portofolio produknya sudah beragam.

Pencapaian-pencapaian tersebut dikomunikasikan dengan harapan bisa memperbaiki persepsi publik mengenai Xiaomi. Termasuk keberhasilan menjadi brand smartphone nomor 1 di Indonesia pada Q2 2021 dengan pangsa pasar 28% dan pertumbuhan 112% year-on-year tidak lain adalah untuk menunjukkan komitmen Xiaomi untuk tumbuh di Indonesia bersama para penggunanya.

Hadir di linimasa
Menunggu Alvin Tse Selanjutnya di Xiaomi Indonesia

Salah satu hal yang membuat Alvin terlihat menonjol sebagai seorang country director adalah kehadirannya di linimasa dan tidak jarang “turun ke lapangan” dengan merespon masukan dan keluhan. Beberapa pesan yang dia terima secara pribadi memang diteruskan ke tim internal untuk ditindaklanjuti untuk memunculkan solusi atau setidaknya penjelasan yang bisa menenangkan hati.

Secara pribadi, penulis pernah menanyakan hal ini kepada Alvin, kenapa tidak membiarkan komunikasi ditangani oleh saluran resmi seperti media sosial atau layanan konsumen layaknya brand yang lain. Dia beralasan bahwa hal tersebut tidak lain adalah keinginan untuk membuktikan Xiaomi sebagai brand yang menempatkan penggunanya sebagai prioritas. Itulah kenapa, dengan mendengarkan langsung serta menghadirkan solusi dengan segera, dia terlibat langsung dalam pembentukan wajah Xiaomi yang lebih akrab bagi pengguna.

Setiap hari, Alvin akan mendapatkan masukan dari pengguna tentang perkembangan terkini dari industri smartphone Indonesia baik itu masalah teknis hingga informasi terkait strategi yang dilakukan oleh kompetitor. Kiat tersebut, dengan segala keunggulan maupun tantangannya, memberinya satu langkah lebih maju dalam memahami pasar di Indonesia.

Tidak hanya hadir di kolom komentar, Alvin juga terjun langsung untuk melihat pasar dan berbincang dengan penjual untuk belajar soal kondisi pasar smartphone dari sudut pandang mereka. Hasil dari kunjungan tersebut berupa masukan serta temuan, menjadi bahan untuk merumuskan strategi berikutnya.

Ekspektasi untuk Wentao
Dengan perginya Alvin dari Xiaomi Indonesia, tentu akan ada lubang besar yang harus diisi oleh Wentao selaku penerusnya. Ada begitu banyak ekspektasi dari banyak pihak setelah Alvin membuat standar selama 2,5 tahun terakhir ini. Ada juga suara yang menginginkan agar Wentao bisa meneruskan gaya yang sudah dihadirkan oleh Alvin selama ini.

Kesempatan ini justru bisa dimanfaatkan oleh Wentao untuk mengembangkan gayanya sendiri, mengingat dia memiliki latar belakang yang berbeda dengan Alvin. Dia tidak perlu khawatir karena di belakangnya ada tim yang siap membawa Xiaomi untuk melompat lebih jauh, hanya saja kali ini akan dilakukan dengan caranya. Dia bisa mengelola sendiri pendekatannya terhadap Xiaomi Fans, mitra bisnis, publik, maupun media.

Masalah yang nantinya dihadapi Xiaomi juga sudah berbeda. Misalnya kini muncul sebutan "smartphone gacha" yang merujuk pada permainan untuk memperebutkan produk secara acak. Sebutan gacha dimaksudkan untuk kemungkinan mendapatkan smartphone dalam kondisi rusak saat dibeli. Xiaomi memang sudah menyiapkan solusi berupa program ganti unit bila hal itu terjadi, setidaknya sudah ada satu langkah maju yang bisa dilanjutkan.



Begitu pula imbas kondisi global yang berpengaruh ke pasar Indonesia yakni kelangkaan chipset yang menyebabkan rantai pasok terganggu. Sampai masalah ini terselesaikan, perlu ada strategi-strategi untuk meredam dampaknya.

Xiaomi Fans termasuk publik perlu memberi ruang bagi Country Director Xiaomi Indonesia yang baru untuk mengembangkan gayanya sendiri sebagai pucuk pimpinan perusahaan teknologi ini. Tidak harus sama persis melakukan apapun yang sudah dilakukan oleh Alvin, tapi seharusnya sama efektifnya dalam mencapai tujuan yang sudah diumumkan bersama. Ini adalah kesempatan berharga bagi Wentao, apakah akan menjadi “Alvin Tse” selanjutnya atau memperkenalkan gayanya sendiri.

Penulis : Didit Putra Erlangga, Mantan Karyawan Xiaomi Indonesia
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1199 seconds (0.1#10.140)