YouTube Melarang Keras Postingan Berbau Perjuangan Rusia di Ukraina

Minggu, 13 Maret 2022 - 06:02 WIB
loading...
YouTube Melarang Keras...
YouTube melarang postingan berbau perjuangan Rusia. FOTO/ IST
A A A
NEW YORK - Kebencian Amerika Serikat semakin menggila, YouTube secara resmi memblokir media yang berafiliasi dengan Rusia secara global. Kebijakan ekstrem ini telah diumumkan YouTube lewat media sosial Twitter baru-baru ini.

"Hari ini, kami mulai memblokir saluran YouTube RT dan Sputnik di seluruh Eropa. Sejak Rusia memulai invasinya di Ukraina, kami telah berfokus pada penghapusan konten yang melanggar," cuit YouTube.



Dalam langkahnya ini, YouTube mengatakan akan melakukan penegakan kebijakan tertentu yang ada di Ukraina yang berfokus pada kebijakan yang ada dari Pedoman Komunitasnya.

"Yang menyangkal, meminimalkan, atau meremehkan peristiwa kekerasan yang terdokumentasi dengan baik. Kami sekarang menghapus konten tentang invasi Rusia di Ukraina yang melanggar kebijakan," tambah YouTube.

YouTube tampaknya ingin mengehentikan propaganda yang dibuat oleh Rusia, menghadirkan informasi yang benar, yang terjadi di negara Ukraina.

Seperti pemboman yang terjadi baru-baru ini di rumah sakit bersalin dan anak-anak di kota pelabuhan Mariupol, yang oleh media Rusia direspon dengan cepat dan mengaitkannya dengan teori konspirasi.

Termasuk menyebut bahwa korban yang digambarkan dalam foto dan video adalah aktor atau orang yang sedang bersandiwara atas cedera yang mereka alami.

Rusia juga mengeluarkan klaim palsu bahwa rumah sakit itu sendiri adalah target yang sah karena telah dikosongkan dari pasien dan staf oleh batalion pejuang Ukraina.

YouTube sendiri mengatakan bahwa mereka telah menghapus lebih dari 1.000 saluran dan lebih dari 15.000 video karena telah melanggar kebijakan, yang mencakup ujaran kebencian, hoax, konten vulgar, dan banyak lagi.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4007 seconds (0.1#10.140)