Twitter Labeli Cuitan Konspirasi 5G dan COVID-19

Rabu, 10 Juni 2020 - 20:01 WIB
loading...
Twitter Labeli Cuitan Konspirasi 5G dan COVID-19
Logo Twitter. FOTO/ Ist
A A A
MENLO PARK - Twitter saat ini memeriksa cuitan yang menghubungkan 5G dengan pandemi COVID-19. Perusahaan berlogo biru itu menambahkan label "fakta tentang COVID-19" pada cuitan.

Saat mengklik cek fakta tersebut, pengguna akan dibawa ke halaman Twitter dengan judul "Tidak, 5G tidak menyebabkan virus corona," yang mencakup tautan ke artike berita, organisasi pengecekan fakta dan lembaga pemerintah, yang menolak teori konspirasi tersebut. BACA JUGA - Hadapi Gelombang Kedua COVID-19, WHO Ingatkan Semua Negara Tidak Longgarkan Aturan

"Bulan lalu, kami mengumumkan bahwa kami memperkenalkan label dan pesan peringatan baru untuk memberikan konteks dan informasi tambahan tentang beberapa Tweet yang mengandung informasi yang disengketakan atau menyesatkan terkait dengan COVID-19," kata juru bicara Twitter dikutip dari laman The Verge, Rabu (10/6/2020). BACA JUGA - Gendong Mesin 125cc, Honda Hadirkan Penantang Baru Yamaha Nouvo

Juru bicara itu menambahkan bahwa perusahaan hanya akan menghapus tweet sepenuhnya ketika mengandung ajakan bertindak yang berpotensi menyebabkan bahaya.

Namun, mereka tidak akan mengambil tindakan penegakan pada setiap Tweet yang berisi informasi yang tidak lengkap atau disengketakan tentang COVID-19. Ini sejalan dengan pembaruan kebijakan yang dibuat perusahaan pada bulan April.

Dalam beberapa kasus, Twitter dilaporkan menerapkan label karena terlalu berhati-hati, bahkan ketika cuitan tidak secara eksplisit mengatakan bahwa 5G menyebabkan virus corona.

Melihat implikasi dunia nyata terhadap teori konspirasi 5G tersebut mendorong Twitter untuk melakukan pengecekan fakta secara agresif.

Bahkan di Inggris, menara telekomunikasi dibakar dan insinyur bahkan dilecehkan akibat teori konspirasi tersebut.

Hingga saat ini, tidak ada bukti yang bisa menghubungkan COVID-19 dengan 5G. Menurut organisasi pemeriksa fakta, Full Fact, tidak ada bukti bahwa 5G menekan sistem kekebalan, juga tidak ada bukti bahwa virus dapat berkomunikasi melalui gelombang radio. Pandemi terus menyebar tanpa infrastruktur 5G.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2006 seconds (0.1#10.140)