5 Taipan Teknologi Paling Boncos di 2021, Jack Ma Posisi 2
loading...
A
A
A
BEIJING - Tahun 2021 menjadi momen dramatis di industri teknologi. Ada perusahaan yang semakin kaya, ada juga yang pendapatannya menurun drastis.
Forbes melaporkan, ada 2.660 crazy rich di dunia teknologi yang kekayaannya jika di total bertambah USD1,6 triliun selama Januari-Desember 2021.
Tapi, seperti halnya bisnis, ada yang sukses, ada pula yang boncos. Forbes mencatat 10 taipan teknologi yang justru kekayaannya menurun hingga USD152 miliar. Dan yang paling terdampak adalah taipan asal China.
Alasannya? Karena pemerintah China yang terus memperketat dan bahkan mempersempit ruang gerak layanan-layanan perusahaan yang terlalu besar dampaknya terhadap masyarakat China.
Di China, menjadi terlalu besar justru berisiko karena dianggap monopoli. Sebut saja Pinduoduo yang sahamnya tinggal 25 persen dibanding tahun lalu. Sedangkan saham Alibaba juga anjlok 50 persen.
Nah, berikut 10 taipan teknologi yang benar-benar ”boncos” di 2021:
1. Colin Zheng Huang
Kerugian: USD40,2 miliar
Kekayaan bersih: USD22,4 miliar
Ironis, ketika Pinduoduo menggeser Alibaba sebagai e-commerce terbesar di China (menurut pengguna aktif bulanan) pada Maret 2021, saham perusahaan justru anjlok 21 persen.
2. Jack Ma
Kerugian: USD21,4 miliar
Kekayaan: USD37 miliar
Jack Ma pernah jadi salah satu orang terkaya di dunia. Tapi, gara-gara terlalu vokal dalam mengkritik pemerintah China, ia kena getahnya. Pemerintah China mengkerdilkan perusahaan finansial Ant Group yang seharusnya akan mencetak IPO USD35 miliar. Lalu, menghajar Alibaba dengan denda USD2,8 miliar karena monopoli. Kapitalisasi pasar Alibaba turun hingga 46 persen.
3. Hui Ka Yan
Kerugian: USD18 miliar
Kekayaan bersih: USD9,1 miliar
Evergrande Group adalah salah satu perusahaan real estate terbesar di China. Alasannya, karena perusahaannya mengalami banyak masalah keuangan. Spesifiknya, hutang. Bahkan, Hui menyuntik USD1 miliar uangnya sendiri untuk menjaga Evergrande tetap beroperasi.
4. Zhang Yong
Kerugian: USD15,9 miliar
Kekayaan: USD7,6 miliar
Zhang adalah pendiri dan komisaris Haidilao, restoran hotpot terbesar di China. Kerugian Zhang karena berekspansi terlalu cepat. Ia membangun 1.600 cabang baru dalam waktu singkat dan langsung dihantam Covid-19. Pada November 2021, mereka memutuskan untuk menutup 300 cabang. Saham mereka turun 71 persen.
5. Tadashi Yanai
Kerugian: USD14 miliar
Kekayaan: USD30,4 miliar
Saham Fast Retailing, induk perusahaan Uniqlo dan Theory, anjlok hingga 34 persen. Ini karena banyak gerai-gerai mereka di seluruh dunia harus tutup. Belum lagi ada masalah pasokan dan demo buruh di Vietnam, Myanmar, dan China.
Forbes melaporkan, ada 2.660 crazy rich di dunia teknologi yang kekayaannya jika di total bertambah USD1,6 triliun selama Januari-Desember 2021.
Tapi, seperti halnya bisnis, ada yang sukses, ada pula yang boncos. Forbes mencatat 10 taipan teknologi yang justru kekayaannya menurun hingga USD152 miliar. Dan yang paling terdampak adalah taipan asal China.
Alasannya? Karena pemerintah China yang terus memperketat dan bahkan mempersempit ruang gerak layanan-layanan perusahaan yang terlalu besar dampaknya terhadap masyarakat China.
Di China, menjadi terlalu besar justru berisiko karena dianggap monopoli. Sebut saja Pinduoduo yang sahamnya tinggal 25 persen dibanding tahun lalu. Sedangkan saham Alibaba juga anjlok 50 persen.
Nah, berikut 10 taipan teknologi yang benar-benar ”boncos” di 2021:
1. Colin Zheng Huang
Kerugian: USD40,2 miliar
Kekayaan bersih: USD22,4 miliar
Ironis, ketika Pinduoduo menggeser Alibaba sebagai e-commerce terbesar di China (menurut pengguna aktif bulanan) pada Maret 2021, saham perusahaan justru anjlok 21 persen.
2. Jack Ma
Kerugian: USD21,4 miliar
Kekayaan: USD37 miliar
Jack Ma pernah jadi salah satu orang terkaya di dunia. Tapi, gara-gara terlalu vokal dalam mengkritik pemerintah China, ia kena getahnya. Pemerintah China mengkerdilkan perusahaan finansial Ant Group yang seharusnya akan mencetak IPO USD35 miliar. Lalu, menghajar Alibaba dengan denda USD2,8 miliar karena monopoli. Kapitalisasi pasar Alibaba turun hingga 46 persen.
3. Hui Ka Yan
Kerugian: USD18 miliar
Kekayaan bersih: USD9,1 miliar
Evergrande Group adalah salah satu perusahaan real estate terbesar di China. Alasannya, karena perusahaannya mengalami banyak masalah keuangan. Spesifiknya, hutang. Bahkan, Hui menyuntik USD1 miliar uangnya sendiri untuk menjaga Evergrande tetap beroperasi.
4. Zhang Yong
Kerugian: USD15,9 miliar
Kekayaan: USD7,6 miliar
Zhang adalah pendiri dan komisaris Haidilao, restoran hotpot terbesar di China. Kerugian Zhang karena berekspansi terlalu cepat. Ia membangun 1.600 cabang baru dalam waktu singkat dan langsung dihantam Covid-19. Pada November 2021, mereka memutuskan untuk menutup 300 cabang. Saham mereka turun 71 persen.
5. Tadashi Yanai
Kerugian: USD14 miliar
Kekayaan: USD30,4 miliar
Saham Fast Retailing, induk perusahaan Uniqlo dan Theory, anjlok hingga 34 persen. Ini karena banyak gerai-gerai mereka di seluruh dunia harus tutup. Belum lagi ada masalah pasokan dan demo buruh di Vietnam, Myanmar, dan China.
(dan)