Berbasis STEM dan VLE, Doyobi Kenalkan Coding dengan Dukungan Google

Minggu, 24 Oktober 2021 - 14:18 WIB
loading...
Berbasis STEM dan VLE,...
Melalui platform Doyobi, para guru dapat mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis STEM . FOTO Ilustrasi/ IST
A A A
JAKARTA - Pergeseran ke arah digitalisasi telah terjadi di seluruh industri selama pandemi Covid-19. Doyobi, penyedia sumber daya pengajaran berbasis STEM dan pengembangan guru melalui virtual learning environmen t (VLE) atau lingkungan pembelajaran virtual.
.


Melalui platform Doyobi, para guru dapat mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis STEM dan Abad 21 dengan cara yang menyenangkan dan interaktif, melalui kelas terpadu yang mengintegrasikan video, kuis, dan kegiatan.

Hingga saat ini, Doyobi telah digunakan oleh hampir 2.000 guru di lebih dari 10 negara, di mana Indonesia merupakan salah satu pasar terbesarnya. Selain di Indonesia, sejumlah sekolah di Afrika juga telah mengadopsi kurikulum Doyobi.

Kurikulum Doyobi juga digunakan dalam Code in the Community, yaitu program coding gratis terbesar di Singapura, yang didukung oleh Google dan pemerintah Singapura.

Baru-baru ini, Doyobi mengumumkan telah berhasil menyelesaikan putaran pendanaan pra-seri A senilai USD 2,8 juta yang dipimpin oleh Monk’s Hill Ventures.

Investor lainnya yang berpartisipasi dalam putaran ini adalah Tresmonos Capital, Novus Paradigm Capital, dan XA Network; serta sejumlah angel investor terkemuka seperti Quek Siu Rui, CEO Carousell, Oswald Yeo, dan Seah Ying Cong, co-founder Glints, serta Reuben Lai, Head of Grab Financial Group.

“Ada kesenjangan yang besar antara apa yang diajarkan di sekolah dengan apa yang perlu dipelajari anak-anak guna mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia kerja di masa depan. Rasa ingin tahu, imajinasi dan empati sama pentingnya dengan keterampilan membaca dan berhitung. Kami percaya guru merupakan bagian penting untuk mengubah pengalaman anak-anak di dalam kelas,” ucap John Tan, CEO dan Founder Doyobi dalam keterangan persnya di Jakarta Minggu (24/10/2021).

Dana tersebut akan digunakan untuk meluncurkan kursus dan pelatihan kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru. Inisiatif ini juga ditujukan untuk mengembangkan sumber daya yang dibutuhkan untuk dapat membantu guru dalam mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis STEM secara efektif serta keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21, seperti berpikir kritis dan kreatif di kelas.

Doyobi juga akan menggunakan dana tersebut untuk mendukung komunitas Teachers as Humans, yang merupakan sebuah komunitas online bagi para guru untuk saling mendukung dan mendapatkan peluang untuk mengembangkan diri secara profesional.
Berbasis STEM dan VLE, Doyobi Kenalkan Coding dengan Dukungan Google


Beberapa sekolah saat ini tercatat sudah menjadi mitra dari Doyobi, di antaranya adalah Leap Surabaya dan Codercadamy, serta sekolah swasta seperti HighScope Indonesia, Mutiara Harapan Islamic School, dan Stella Gracia School.

“Calon pemimpin di masa depan perlu dilengkapi dengan bekal dan kemampuan untuk memecahkan masalah secara inovatif dan berpikir secara visioner. Doyobi memberdayakan sekolah untuk mengembangkan keterampilan berpikir komputasional yang dibutuhkan siswa untuk memecahkan masalah di masa depan, dan mereka melakukan ini dengan mengedepankan kepentingan terbaik untuk anak-anak, yang di mana hal ini sejalan dengan nilai-nilai kami,” ujar Ilsa Nurina, Chief Human Resources and Academic Development Officer HighScope Indonesia.
.

Tujuan dari keanggotaan STEM School Leader ini adalah untuk membantu para pemimpin sekolah seperti kepala sekolah dan kepala departemen untuk belajar mengenai penerapan praktik STEM secara efektif di sekolah, serta membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan dan pola pikir siswa untuk mencapai keberhasilan di abad
ke-21.

Keanggotaan STEM School Leader dirancang oleh Doyobi dan Allan Shaw, mantan kepala sekolah The Knox School, salah satu sekolah independen terkemuka di Melbourne.

Para founder berasal dari perusahaan yang berkembang pesat di Asia Tenggara termasuk Ninja Van, GymKraft, dan Saturday Kids. EdTech Asia founder, Mike Michalec, juga menjadi bagian dari Doyobi sebagai advisor.

Sejak diluncurkan pada Agustus 2020, lingkungan pembelajaran virtual Doyobi telah digunakan oleh hampir 2.000 guru di lebih dari 10 negara. Indonesia dan Filipina adalah dua pasar terbesar Doyobi.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2174 seconds (0.1#10.140)