Gandeng Yokke dan idEA, Bank Mandiri Optimalisasi Inovasi Digital

Rabu, 13 Oktober 2021 - 14:06 WIB
loading...
Gandeng Yokke dan idEA, Bank Mandiri Optimalisasi Inovasi Digital
Virtual Workshop bertajuk Transformasi Digital UMKM Merah Putih di Jakarta, Rabu (13/10/2021). FOTO/ SINDOnews
A A A
JAKARTA - Perkembangan inovasi di bidang teknologi semakin cepat seiring bergesernya di tengah pandemi Covid-19.

Semakin dinamisnya industri digital ini tentu harus diimbangi dengan strategi yang adaptif oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar mampu mengembangkan usahanya. BACA JUGA - Pentingnya Isi Kode Pos di Fitur Early Warning System (EWS) TV Digital

Berangkat dari pemahaman tersebut, Bank Mandiri dan Yokke menggandeng Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) menggelar Virtual Workshop bertajuk “Transformasi Digital UMKM Merah Putih” di Jakarta, Rabu (13/10/2021) dengan mengundang ribuan peserta pelaku UMKM.

Menurut SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso, inisiatif pelaksanaan event ini sangat selaras dengan upaya Pemerintah dalam mendorong lebih banyak pelaku UMKM untuk bertransformasi ke platform digital. Apalagi, saat ini perkembangan UMKM Digital pun semakin masif.

Jumlah ini meningkat signifikan selama pandemi Covid-19, sebelum pandemi Covid-19 pelaku UMKM yang terhubung dalam platform digital baru sebanyak 8 juta UMKM. Pemerintah menargetkan 30 juta UMKM onboarding digital pada tahun 2024 nanti.

Perlu dilakukan terobosan dan inovasi untuk mengembangkan UMKM dalam negeri agar bisa bersaing. Salah satunya adalah dengan upaya digitalisasi.

Oleh karena itu, pemerintah mengajak para pelaku ekonomi dan juga pelaku startup, berpartisipasi secara aktif mendukung proses digitalisasi ini.

"Perkembangan digital yang pesat dan masif harus disambut sebagai momentum untuk beradaptasi agar bisnis dapat tumbuh lebih cepat dan mampu bersaing, meski masih dibayangi pandemi. Kami berharap UMKM bisa bangkit dan naik kelas agar bersama-sama mendukung upaya pemulihan ekonomi," ujar Josephus.

Lebih lanjut, Josephus menambahkan saat ini dunia digital terus bergerak ke arah yang semakin canggih, untuk itu pelaku usaha secara aktif perlu menambah ilmu dan wawasan agar tak ketinggalan atau kalah saing. Apalagi, potensi ekonomi digital di Indonesia dinilai masih sangat besar.

“Pelaku usaha juga perlu dilengkapi dengan platform yang memudahkan mereka untuk mengelola usahanya, sehingga mereka tidak lagi direpotkan dengan hal-hal seperti pencatatan manual untuk penjualan dan inventori. YokkeBiz hadir menjawab kebutuhan para pelaku usaha akan platform yang dapat membantu mendigitalisasi usahanya karena memiliki integrasi lengkap ke berbagai aplikasi layanan logistik, pembukuan, online store sampai dengan integrasi dengan berbagai marketplace” ungkap Niniek S. Rahardja, Direktur Utama Yokke.

Niniek mengatakan era industri 4.0 yang penuh dengan kemajuan teknologi ini terdapat banyak peluang sekaligus alat yang tersedia untuk dapat mengelola dan mengembangkan usaha.

Sependapat dengan Niniek, Himelda Renuat selaku Chief Marketing Officer DOKU mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 telah mengakselerasi pola konsumsi barang dan jasa masyarakat dari offline ke online.

“Dalam hal ini DOKU berkomitmen untuk tidak hanya menyediakan akses ke beragam metode pembayaran pilihan pelanggan namun juga memastikan kelancaran dan keamanan setiap transaksi yang terjadi dalam platform toko online seperti YokkeBiz,” ujar Himelda.

Segendang sepenarian, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga mengapresiasi dan berkomitmen untuk bersama-sama mendorong UMKM di Indonesia agar semakin digital dan naik kelas.

Dalam pelatihan ini, idEA juga akan menggandeng beberapa pakar digital yang tergabung dalam keanggotan idEA agar dapat secara langsung memberikan wawasan baru pada pelaku usaha UMKM.

“Setiap perubahan yang terjadi di platform e-commerce member kami tentu jadi bisa langsung disosialisasikan ke pelaku usaha untuk segera menyesuaikan strategi pemasarannya. Karena dunia e- commerce yang merupakan bagian industri digital juga terus berkembang menemukan bentuk terbaiknya.” jelas Bima.

Sementara itu, penyelenggaraan Virtual Workshop “Transformasi Digital UMKM Merah Putih” dibagi menjadi lima fokus wilayah. Antara lain kawasan Jabodetabek dan Banten, Jawa Tengah dan DIY, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali, serta Sumatera, Kalimantan, Papua, dan Sulawesi.

Pembagian wilayah ini ditujukan agar dapat menyesuaikan dengan karakteristik ekonomi dan potensi di tiap kawasan. Adapun, pelatihan pertama diselenggarakan di Jabodetabek dan Banten pada hari Kamis (14/10). Sementara, pelatihan berikutnya akan digelar di wilayah berikutnya hingga 28 Oktober 2021.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2670 seconds (0.1#10.140)