Profil Jeff Bezos, Mimpi dan Musuh-musuh sang Lex Luthor di Dunia Nyata
loading...
A
A
A
JAKARTA - Memiliki pengaruh yang di dunia bisnis dan antariksa membuat banyak orang tertarik dengan profil Jeff Bezos. CEO dari perusahaan pesawat ruang angkasa, Blue Origin ini selalu menjadi sosok yang dibicarakan oleh semua orang. Mulai dari pernah menjadi orang terkaya nomor satu di dunia, perceraian yang nilainya fantastis dan jadi orang terkaya di dunia kedua yang berhasil mencapai luar angkasa, setelah Sir Richard Branson dengan pesawat Virgin Atlantic.
Saat ini Jeff Bezos memang seolah-olah lebih banyak fokus pada bisnis ruang angkasa. Banyak orang yang tidak lagi mengingat dia sebagai sosok yang sangat instrumental pada perusahaan teknologi Amazon dan figur penting pada penyelematan koran The
Washington Post.
Langkah-langkah bisnis Jeff Bezos sangat teliti dan determinatif. Tidak heran jika The Washington Post yang mau ambruk berhasil dia selamatkan. Tangan ajaib Jeff Bezos di dunia bisnis memang bukan didapat begitu saja. Perjalanan hidup yang keras membuatnya jadi sosok yang determinatif dan tangguh.
Saat lahir kedunia di tahun 1964, Jeff Bezos kecil sudah merasakan pahitnya rumah tangga yang tidak sempurna. Ayah biologisnya, Ted Jorgensen yang alkoholik meninggalkan ibunya, Jacklyn Gise berpisah saat dirinya berusia 17 bulan.
Pernikahan dini kedua orangtuanya, yang dilakukan saat berusia belasan tahun, membuat Jacklyn Gise pontang-panting meneruskan hidup. Jackyln berusaha keras tetap melanjutkan sekolah dan bisa masuk kuliah. Di saat yang bersamaan dia juga harus bekerja agar Jeff Bezos kecil bisa makan. Tidak jarang Jacklyn Gise membawa Jeff Bezos kecil bersekolah dan bekerja. "Ibu saya selalu datang ke sekolah dengan membawa dua tas. Satu berisi buku-buku, dan satu lagi berisi popok, susu dan mainan
yang bisa membuat saya diam selama dia bersekolah," kenang Jeff Bezos.
Sosok lain yang memengaruhi hidup Jeff Bezos selain ibunya adalah kakeknya yang seorang pegawai negeri dan peternak. Saat dia dan ibunya ditinggal pergi oleh ayahnya, mereka tinggal di rumah orang tua Jacklyn Gise. Selama umur 4 tahun hingga 16 tahun, Jeff Bezos melihat segala hal yang dilakukan oleh kakeknya itu.
"Tinggal di peternakan yang jauh dari banyak orang membuat kami berupaya melakukan segala hal tanpa bantuan orang lain. Apa yang rusak justru diperbaiki sendiri. Saya beruntung karena bisa melihat apa yang dilakukan kakek saya dengan lebih dekat,"
kenang Jeff Bezos.
Saat ini Jeff Bezos memang seolah-olah lebih banyak fokus pada bisnis ruang angkasa. Banyak orang yang tidak lagi mengingat dia sebagai sosok yang sangat instrumental pada perusahaan teknologi Amazon dan figur penting pada penyelematan koran The
Washington Post.
Langkah-langkah bisnis Jeff Bezos sangat teliti dan determinatif. Tidak heran jika The Washington Post yang mau ambruk berhasil dia selamatkan. Tangan ajaib Jeff Bezos di dunia bisnis memang bukan didapat begitu saja. Perjalanan hidup yang keras membuatnya jadi sosok yang determinatif dan tangguh.
Saat lahir kedunia di tahun 1964, Jeff Bezos kecil sudah merasakan pahitnya rumah tangga yang tidak sempurna. Ayah biologisnya, Ted Jorgensen yang alkoholik meninggalkan ibunya, Jacklyn Gise berpisah saat dirinya berusia 17 bulan.
Pernikahan dini kedua orangtuanya, yang dilakukan saat berusia belasan tahun, membuat Jacklyn Gise pontang-panting meneruskan hidup. Jackyln berusaha keras tetap melanjutkan sekolah dan bisa masuk kuliah. Di saat yang bersamaan dia juga harus bekerja agar Jeff Bezos kecil bisa makan. Tidak jarang Jacklyn Gise membawa Jeff Bezos kecil bersekolah dan bekerja. "Ibu saya selalu datang ke sekolah dengan membawa dua tas. Satu berisi buku-buku, dan satu lagi berisi popok, susu dan mainan
yang bisa membuat saya diam selama dia bersekolah," kenang Jeff Bezos.
Sosok lain yang memengaruhi hidup Jeff Bezos selain ibunya adalah kakeknya yang seorang pegawai negeri dan peternak. Saat dia dan ibunya ditinggal pergi oleh ayahnya, mereka tinggal di rumah orang tua Jacklyn Gise. Selama umur 4 tahun hingga 16 tahun, Jeff Bezos melihat segala hal yang dilakukan oleh kakeknya itu.
"Tinggal di peternakan yang jauh dari banyak orang membuat kami berupaya melakukan segala hal tanpa bantuan orang lain. Apa yang rusak justru diperbaiki sendiri. Saya beruntung karena bisa melihat apa yang dilakukan kakek saya dengan lebih dekat,"
kenang Jeff Bezos.