CCTV Hikvision Dilarang di Inggris, Terkait Masalah HAM di Uighur

Minggu, 15 Agustus 2021 - 11:02 WIB
loading...
CCTV Hikvision Dilarang di Inggris, Terkait Masalah HAM di Uighur
Komite urusan luar negeri merekomendasikan bahwa Hikvision tidak boleh diizinkan beroperasi di Inggris. Foto/dok
A A A
LONDON - Pengawas CCTV di Inggris kritik perusahaan China yang memproduksi Hikvision karena kameranya dipakai untuk mengawasi muslim Uighur. AS sendiri bertindak tegas dengan melarang perusahaan Amerika untuk berinvestasi di Hikvision.

Dilansir BBC News, Minggu (15/8/2021), anggota parlemen di komite urusan luar negeri Inggris menerbitkan sebuah laporan yang mengatakan: "Kamera yang dibuat oleh perusahaan China Hikvision telah dikerahkan di seluruh Xinjiang, dan menyediakan teknologi kamera utama yang digunakan di kamp-kamp interniran".

Lebih dari satu juta orang Uyghur dan minoritas lainnya diperkirakan telah ditahan di kamp-kamp di wilayah barat laut Xinjiang, dimana tuduhan penyiksaan, kerja paksa dan pelecehan seksual telah muncul.



Komite urusan luar negeri merekomendasikan bahwa Hikvision tidak boleh diizinkan beroperasi di Inggris. Kamera Hikvision banyak digunakan di Inggris, termasuk oleh banyak dewan lokal.

Pada bulan Juni, Presiden Biden menandatangani perintah eksekutif yang melarang investasi AS di Hikvision.

Dalam sebuah suratnya, Hikvision menulis bahwa tuduhan komite itu tidak berdasar dan tidak didukung oleh bukti. Perusahaan juga menyebut kalau larangan itu dimotivasi oleh pengaruh politik.

Pada 16 Juli, Profesor Sampson, Komisaris Kamera Biometrik dan Pengawasan Inggris, menindaklanjuti tanggapan itu, menanyakan perusahaan apakah menerima bahwa kejahatan sedang dilakukan terhadap Uyghur dan kelompok etnis lainnya di Xinjiang.

Dalam balasan yang dikirim minggu ini, Justin Hollis, Direktur Pemasaran Hikvision untuk Inggris & Irlandia, mengatakan sulit untuk menjawab pertanyaan itu dilatar belakangi soal perdebatan seputar masalah Xinjiang datang dengan pandangan geopolitik yang bertentangan.



Namun Profesor Sampson tak puas dengan jawaban Hikvision. Perusahaan telah mengundang Profesor Sampson untuk bertemu dengan Duta Besar Prosper, tetapi komisaris mengatakan bahwa dia menginginkan jawaban atas pertanyaan dasar terlebih dahulu.

Hikvision mengatakan kepada BBC: "Kami menantikan untuk bertemu dengan Komisaris Biometrik dan Kamera Pengawasan , dan tidak ada yang perlu ditambahkan ke surat kami."
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3026 seconds (0.1#10.140)