Ajak Milenial Berhaji lewat Teknologi, BPKH Gandeng Ammana Fintek Syariah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekitar 13 juta jiwa umat Islam di Tanah Air mampu secara finansial, tapi belum mendaftar atau membayar setoran awal ibadah haji . Mereka berusia antara 25-35 tahun dan sebagian belum menikah. (Baca juga: Kemenag Siapkan Dua Skenario Ibadah Haji 2020 )
Atas dasar tersebut, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menjalin kerja sama dengan PT Ammana Fintek Syariah untuk mengelola dan menghimpun calon jamaah haji dari kalangan milenial yang ingin berhaji. Penandatanganan kerja sama yang tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) dilakukan secara akad majelis virtual, antara BPKH yang diwakili Kepala BPKH, Anggito Abimanyu dan CEO PT Ammana Fintek Syariah, Lutfi Adhiansyah.
Acara virtual tersebut turut dihadiri oleh Ary Ginanjar Agustian (Founder ESQ Leadership Center), Adiwarman Karim (anggota DSN-MUI), Aries Muftie (Anggota KEIN), dan ustaz Luqmanulhakim (Founder Gerakan Infaq Beras).
Lutfi menjelaskan, penandatanganan ini dilakukan di bulan Ramadhan berbarengan dengan acara Indonesia Bahagia. "Penandatanganan dilakukan pada hari ke-28, saat 10 hari terakhir puasa Ramadhan, di mana kami menginginkan keberkahan yang diberikan Allah SWT," kata Lutfi.
Lebih lanjut dikatakan, mimpi Ammana adalah setiap orang bisa dimudahkan untuk dapat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
Terkait kerja sama dengan BPKH, Lutfi mendukung langkah BPKH supaya masyarakat bisa mencanangkan ibadah haji selagi usia muda dengan tagar #AyoHajiMuda.
Melalui kerja sama tersebut, Ammana memberikan solusi kepada masyarakat luas dalam memperoleh penghasilan tambahan, berupa komisi dari setiap penjualan produk UMKM mitra Ammana yang sudah dibuatkan fiturnya di aplikasi Ammana. Solusi itu bagian dari ikhtiar untuk memampukan calon jamaah haji muda.
"Saya pada 2019 hampir tidak jadi berangkat Haji. Namun atas doa dan rida dari orang tua, akhirnya saya dan istri alhamdulillah pada detik-detik terakhir dapat berangkat ke Tanah Suci menunaikan ibadah haji," tutur Lutfi.
Dikatakan Lutfi, finansial menjadi faktor utama yang mendorong bisa tidaknya orang berangkat Haji. Niat dan keinginan ada, tapi belum siapnya finansial. "Atau sebaliknya, finansial sudah mencukupi, tapi belum atau tidak adanya niat dari calon haji tersebut," imbuhnya.
Sementara untuk mendukung kerja sama dengan BPKH, Ammana memiliki fitur Financial Planner. Ini teknologi yang selalu mengingatkan kepada para anggota/nasabah Ammana yang sudah mendaftar melalui fintek ini untuk mencicil membayar. Tujuannya, supaya pada akhirnya lunas dan dapat berangkat ke Tanah Suci menunaikan ibadah haji.
Sementara itu, Anggito Abimanyu, mengatakan, melalui tagline "Ayo Haji Muda", masyarakat akan langsung tersambung dengan BPKH. "Dengan mengklik Haji Muda di Google, maka akan langsung muncul BPKH. Beda dengan kalau mengklik Haji, maka akan muncul Kementerian Agama," kata Anggito.
Sejak Maret 2020, sambung dia, BPKH lebih inovatif dan motivasi, melakukan rekrutmen terbuka, membuka kesempatan bagi putra putri milenial terbaik bangsa untuk gabung di BPKH.
"Sebanyak 70% dari total 120 karyawan kami, berusia di bawah 35 tahun. Dan kami berharap tampuk kepemimpinan dipegang oleh kaum milenial yang cerdas dan berakhlak," jelas Anggito.
Terkait pandemik COVID-19, BPKH telah membantu 120.000 keluarga dan bersama MUI, membantu para dai, imam, ustaz, dan kiai.
Anggota Bidang Penempatan Investasi Langsung dan Lainnya BPKH yang juga Gerakan Ayo Haji Muda, A Iskandar Zulkarnain, menjelaskan, PT Ammana Fintek Syariah adalah satu-satunya lembaga fintek syariah yang bergabung dengan BPKH.
"Ammana satu visi misi dengan BPKH. Selain itu, dipimpin oleh kaum milenial yang memiliki dedikasi tinggi," ujar Iskandar.
Mengenai gerakan Ayo Haji Muda, Iskandar menjelaskan, lebih dari 70% pendaftar calon jamaah haji Indonesia berusia di atas 40 tahun. Jadi dengan masa tunggu 21 tahun, maka mereka berangkat baru akan berangkat di usia 61 tahun.
Untuk itulah, BPKH menggerakkan program Mina yakni Mari Tunaikan Haji Selagi Muda dengan tagline Ayo Haji Muda. Sehingga kedepannya jamaah haji berangkat ke Tanah Suci di bawah usia 50 tahun.
Mengenai kerja sama, dia menjelaskan, selama dua tahun, pendaftar ibadah haji naik sekitar 48%. Karenanya, melalui Ammana, kaum milenial yang akan mendaftar, tidak usah menunggu bank buka untuk melakukan pembayaran.
Cukup ambil handphone, buka aplikasi Ammana, dan bisa langsung bayar uang pendaftaran Haji. "Namun karena mekanisme sesuai Undang-Undang bahwa pendaftaran haji harus melalui Bank Penerima Setoran (BPS), sehingga Ammana harus bekerjasama dengan 29-31 mitra BPS yang menjadi Mitra BPKH. Ada dua metode, yaitu menabung atau langsung mendaftar," pungkas Iskandar.
Atas dasar tersebut, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menjalin kerja sama dengan PT Ammana Fintek Syariah untuk mengelola dan menghimpun calon jamaah haji dari kalangan milenial yang ingin berhaji. Penandatanganan kerja sama yang tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) dilakukan secara akad majelis virtual, antara BPKH yang diwakili Kepala BPKH, Anggito Abimanyu dan CEO PT Ammana Fintek Syariah, Lutfi Adhiansyah.
Acara virtual tersebut turut dihadiri oleh Ary Ginanjar Agustian (Founder ESQ Leadership Center), Adiwarman Karim (anggota DSN-MUI), Aries Muftie (Anggota KEIN), dan ustaz Luqmanulhakim (Founder Gerakan Infaq Beras).
Lutfi menjelaskan, penandatanganan ini dilakukan di bulan Ramadhan berbarengan dengan acara Indonesia Bahagia. "Penandatanganan dilakukan pada hari ke-28, saat 10 hari terakhir puasa Ramadhan, di mana kami menginginkan keberkahan yang diberikan Allah SWT," kata Lutfi.
Lebih lanjut dikatakan, mimpi Ammana adalah setiap orang bisa dimudahkan untuk dapat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
Terkait kerja sama dengan BPKH, Lutfi mendukung langkah BPKH supaya masyarakat bisa mencanangkan ibadah haji selagi usia muda dengan tagar #AyoHajiMuda.
Melalui kerja sama tersebut, Ammana memberikan solusi kepada masyarakat luas dalam memperoleh penghasilan tambahan, berupa komisi dari setiap penjualan produk UMKM mitra Ammana yang sudah dibuatkan fiturnya di aplikasi Ammana. Solusi itu bagian dari ikhtiar untuk memampukan calon jamaah haji muda.
"Saya pada 2019 hampir tidak jadi berangkat Haji. Namun atas doa dan rida dari orang tua, akhirnya saya dan istri alhamdulillah pada detik-detik terakhir dapat berangkat ke Tanah Suci menunaikan ibadah haji," tutur Lutfi.
Dikatakan Lutfi, finansial menjadi faktor utama yang mendorong bisa tidaknya orang berangkat Haji. Niat dan keinginan ada, tapi belum siapnya finansial. "Atau sebaliknya, finansial sudah mencukupi, tapi belum atau tidak adanya niat dari calon haji tersebut," imbuhnya.
Sementara untuk mendukung kerja sama dengan BPKH, Ammana memiliki fitur Financial Planner. Ini teknologi yang selalu mengingatkan kepada para anggota/nasabah Ammana yang sudah mendaftar melalui fintek ini untuk mencicil membayar. Tujuannya, supaya pada akhirnya lunas dan dapat berangkat ke Tanah Suci menunaikan ibadah haji.
Sementara itu, Anggito Abimanyu, mengatakan, melalui tagline "Ayo Haji Muda", masyarakat akan langsung tersambung dengan BPKH. "Dengan mengklik Haji Muda di Google, maka akan langsung muncul BPKH. Beda dengan kalau mengklik Haji, maka akan muncul Kementerian Agama," kata Anggito.
Sejak Maret 2020, sambung dia, BPKH lebih inovatif dan motivasi, melakukan rekrutmen terbuka, membuka kesempatan bagi putra putri milenial terbaik bangsa untuk gabung di BPKH.
"Sebanyak 70% dari total 120 karyawan kami, berusia di bawah 35 tahun. Dan kami berharap tampuk kepemimpinan dipegang oleh kaum milenial yang cerdas dan berakhlak," jelas Anggito.
Terkait pandemik COVID-19, BPKH telah membantu 120.000 keluarga dan bersama MUI, membantu para dai, imam, ustaz, dan kiai.
Anggota Bidang Penempatan Investasi Langsung dan Lainnya BPKH yang juga Gerakan Ayo Haji Muda, A Iskandar Zulkarnain, menjelaskan, PT Ammana Fintek Syariah adalah satu-satunya lembaga fintek syariah yang bergabung dengan BPKH.
"Ammana satu visi misi dengan BPKH. Selain itu, dipimpin oleh kaum milenial yang memiliki dedikasi tinggi," ujar Iskandar.
Mengenai gerakan Ayo Haji Muda, Iskandar menjelaskan, lebih dari 70% pendaftar calon jamaah haji Indonesia berusia di atas 40 tahun. Jadi dengan masa tunggu 21 tahun, maka mereka berangkat baru akan berangkat di usia 61 tahun.
Untuk itulah, BPKH menggerakkan program Mina yakni Mari Tunaikan Haji Selagi Muda dengan tagline Ayo Haji Muda. Sehingga kedepannya jamaah haji berangkat ke Tanah Suci di bawah usia 50 tahun.
Mengenai kerja sama, dia menjelaskan, selama dua tahun, pendaftar ibadah haji naik sekitar 48%. Karenanya, melalui Ammana, kaum milenial yang akan mendaftar, tidak usah menunggu bank buka untuk melakukan pembayaran.
Cukup ambil handphone, buka aplikasi Ammana, dan bisa langsung bayar uang pendaftaran Haji. "Namun karena mekanisme sesuai Undang-Undang bahwa pendaftaran haji harus melalui Bank Penerima Setoran (BPS), sehingga Ammana harus bekerjasama dengan 29-31 mitra BPS yang menjadi Mitra BPKH. Ada dua metode, yaitu menabung atau langsung mendaftar," pungkas Iskandar.
(iqb)