Take Down dan Berikan Literasi Digital jadi Upaya Kominfo Berantas Hoaks
loading...
A
A
A
Pada konsep literasi digital yang diberikan, pemerintah mencoba menyentuh semua kelompok, dari orang tua, anak muda, anak usia sekolah, komunitas. Kominfo melakukannya dengan penyesuaian konsep sesuai karakter audiens.
Artinya, jika audiens senang melihat video, maka akan diberikan literasi melalui video. Jik senang bermain game, diberikan literasi melalui game yang mengedukasi. Media yang digunakan beragam agar menyentuh semua kalangan.
"Ini merupakan bagian dari trasnformasi digital, di mana ada prinsip nobody left behind. Termasuk meliterasi semua orang, supaya masyarakat bisa memanfaatkan kemajuan teknologi daripada mendapat mudharatnya," ujarnya. BACA JUGA - Ketakutan Pembuat Boeing 737 Soal Sistem Otomatis Pesawat Terkuak
Di sisi lain, Semmy mengakui bahwa para penyebar hoaks hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk menyebarkannya ke 10 kelompok berbeda. Sedangkan pihaknya membutuhkan waktu 60 untuk melawan hoaks tersebut.
"Jadi kecepatan kita lebih lambat 20 kali lipat dari pembuatnya. Ini yang perlu diantisipasi juga," tambahnya.
Untuk mengantisipasinya, pemerintah berupaya lebih dulu masuk ke ruang digital dengan menyuguhkan berita benar, agar masyarakat tidak mencari atau mendapat informasi dari sumber yang salah.
"Pengguna sosial media ratusan juta, tapi hoaks punya durasi jadi menetapnya lama. Menyebarnya mungkin hingga ratusan ribu, tapi imbasnya itu yang susah mengukurnya," tandas Semmy.
Artinya, jika audiens senang melihat video, maka akan diberikan literasi melalui video. Jik senang bermain game, diberikan literasi melalui game yang mengedukasi. Media yang digunakan beragam agar menyentuh semua kalangan.
"Ini merupakan bagian dari trasnformasi digital, di mana ada prinsip nobody left behind. Termasuk meliterasi semua orang, supaya masyarakat bisa memanfaatkan kemajuan teknologi daripada mendapat mudharatnya," ujarnya. BACA JUGA - Ketakutan Pembuat Boeing 737 Soal Sistem Otomatis Pesawat Terkuak
Di sisi lain, Semmy mengakui bahwa para penyebar hoaks hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk menyebarkannya ke 10 kelompok berbeda. Sedangkan pihaknya membutuhkan waktu 60 untuk melawan hoaks tersebut.
"Jadi kecepatan kita lebih lambat 20 kali lipat dari pembuatnya. Ini yang perlu diantisipasi juga," tambahnya.
Untuk mengantisipasinya, pemerintah berupaya lebih dulu masuk ke ruang digital dengan menyuguhkan berita benar, agar masyarakat tidak mencari atau mendapat informasi dari sumber yang salah.
"Pengguna sosial media ratusan juta, tapi hoaks punya durasi jadi menetapnya lama. Menyebarnya mungkin hingga ratusan ribu, tapi imbasnya itu yang susah mengukurnya," tandas Semmy.
(wbs)