5 Alasan Mengapa POCO M3 Pilihan Terbaik di Kelas Entry Level
loading...
A
A
A
JAKARTA - POCO M3 dikenalkan di pasar Indonesia dengan label yang berani. Yakni, ”The New Entry-Level Killer”. Tapi, layak kah POCO M3 menyandang julukan itu?
POCO memang berbeda dengan Xiaomi . Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse mengatakan, filosofi POCO adalah memberi semua yang diinginkan para fans mereka. Yakni para tech savvy atau tech geek. Karena itu, ponsel POCO adalah soal performa, fitur, dan spesifikasi.
Nah, untuk menjawab apakah fitur POCO M3 mampu “membunuh” kompetitor di kelas entry level, terlebih dulu kita harus melihat fitur-fitur apa saja yang biasa diberikan ponsel di rentang harga Rp1 juta hingga Rp2 jutaan.
Dari sisi baterai, misalnya, umumnya ponsel entry level menggunakan baterai 5.000 mAh. Lalu, kamera 12 MP-13 MP, layar HD (1366x768 piksel) atau HD+ (1600x900 piksel), prosesor Snapdragon seri 400 atau keluaran Mediatek, serta desain yang relatif seragam.
Nah, bagaimana POCO M3 jika dibandingkan ponsel entry level di pasar pada umumnya?
1. Baterai
Jika rata-rata ponsel entry level memakai baterai 5.000 mAh, maka POCO M3 bisa disebut menawarkan entry-level killer battery. Sebab, sudah mengusung baterai 6.000 mAh. Selain itu, baterainya juga memiliki teknologi high charge cycle. Diklaim berumur lebih panjang.
Daya tahannya juga mencapai 2,5 hari. Bahkan, punya fitur reverse wired charging. Sehingga mampu mengisi daya perangkat atau aksesoris lain.
Untuk mengisi baterai yang besar itu, POCO M3 sudah mendukung USB Type C dengan pengisian daya cepat 18W. Termasuk, charger 22,5W di dalam kemasan pembelian.
2. Kamera Utama
Hasil foto meenggunakan kamera 48 MP POCO M3.
Kamera POCO M3 terbilang superior dibanding kamera ponsel entry level yang hanya 12 MP/13 MP. Sebab kamera utama POCO M3 sudah beresolusi 48MP, Super Pixel 4-in-1. Hasilnya tajam bahkan dalam kondisi gelap.
Dua kamera lainnya, yakni lensa makro 2MP, 4 cm, serta depth sensor 2MP (AI Portrait Mode).
Selain moda Macro, Portrait, 48 MP, Night, dan Pro, pengguna juga bisa memanfaatkan fitur Color Focus yang memungkinkan objek foto tetap berwarna sementara latar belakang menjadi monokrom.
Untuk video, ada mode timelapse serta Movie Frame untuk membuat video sinematik. Fitur foto dan video POCO M3 sangat menarik di kelas entry level.
3. Layar
Pengguna ponsel entry level umumnya harus puas dengan layar HD+ dan resolusi 720p. Namun, POCO M3 sudah mengantongi layar 6.53 inci dengan resolusi FHD+ atau 1080p, serta kerapatan 394 piksel per inci.
Untuk bermain gim atau menonton streaming, layarnya terasa tajam dan luas. Apalagi, ditunjang dual stereo speakers yang lantang. Kegiatan hiburan terasa menyenangkan.
Begitupun bezelnya, tipis. Karena screen-to-body ratio POCO M3 mencapai 90,34%. Layar depannya pun sudah diproteksi Corning Gorilla Glass 3.
Fitur penunjang lainnya adalah TĂśV Rheinland untuk perlindungan dari sinar biru di mata, serta sertifikasi Widevine L1 agar pengalaman menonton konten di Netflix jauh lebih nyaman. Jelas soal layar, POCO M3 berada di atas kompetitornya.
4. Performa
Untuk kelas entry level, performa sangat penting. Sebab, Snapdragon 400 atau Mediatek dan RAM 2GB/3GB yang digunakan di ponsel entry level umumnya hanya bisa melakukan fungsi-fungsi “basic”.
Adapun POCO M3 memakai Snapdragon 662 yang biasa digunakan smartphone kelas mid-range. Bahkan, hasil benchmark AnTuTu-nya mencapai 191.161 atau lebih tinggi dibanding Snapdragon 665.
Pengguna bisa memilih opsi RAM 4GB atau 6GB dengan teknologi LPDDR4X. Adapun penyimpanan internal 64GB/128 GB sudah mengadopsi UFS 2.2 yang lebih cepat dibanding eMMC yang biasa dipakai di kelas entry level.
Sebagai tambahan, POCO M3 juga memakai 2+1 SIM Card tray, serta kartu memori hingga 512 GB.
5. Desain
Bisa dibilang desain akan jadi salah satu faktor terbesar konsumen dalam memilih POCO M3. Sebab, desain ponsel ini catchy sekali.
Terlihat dari modul kamera belakang mencolok, juga logo POCO yang dominan. Jelas akan mencuri perhatian saat diletakkan di atas meja. Tonjolan kamera kurang dari 1 milimeter membuat nyaman saat POCO M3 dimasukkan ke kantong celana atau diletakkan di atas permukaan meja.
Warna kuning POCO Yellow juga sangat mengundang perhatian. Unik dan lucu. Terlihat seperti karakter di gim viral Among Us. Warna lainnya, ada Power Black dan Cool Blue.
Di kover belakang, tekstur kulit khas membuat POCO M3 nyaman digenggam tanpa khawatir sidik jari tertinggal. Lalu, masih ada sensor sidik jari di tombol samping. Juga nyaman dijangkau jari.
Bobot POCO M3 hanya 198 gram, sehingga tidak terlalu berat. Fitur lainnya juga lengkap. Misalnya selot 3.5 mm jack headphone serta sensor IR blaster.
Kesimpulan
Membandingkan kelima fitur basic yang biasa dimiliki ponsel entry level, dapat disimpulkan bahwa POCO M3 memang paling layak beli. Layak juga mengusung tagline ”The New Entry-Level Killer”.
POCO M3 mulai bisa di pesan pada 26 Januari 2021 pukul 10 pagi di Lazada, Akulaku, Mi.com, serta sejumlah Mi Store (offline).
Harga perkenalan POCO M3 (4GB + 64GB) Rp1.799.000 dan POCO M3 (6GB + 128GB) Rp2.199.000. Sedangkan harga offline POCO M3 (4GB + 64GB) Rp1.899.000 dan POCO M3 (6GB + 128GB) Rp2.299.000.
POCO memang berbeda dengan Xiaomi . Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse mengatakan, filosofi POCO adalah memberi semua yang diinginkan para fans mereka. Yakni para tech savvy atau tech geek. Karena itu, ponsel POCO adalah soal performa, fitur, dan spesifikasi.
Nah, untuk menjawab apakah fitur POCO M3 mampu “membunuh” kompetitor di kelas entry level, terlebih dulu kita harus melihat fitur-fitur apa saja yang biasa diberikan ponsel di rentang harga Rp1 juta hingga Rp2 jutaan.
Dari sisi baterai, misalnya, umumnya ponsel entry level menggunakan baterai 5.000 mAh. Lalu, kamera 12 MP-13 MP, layar HD (1366x768 piksel) atau HD+ (1600x900 piksel), prosesor Snapdragon seri 400 atau keluaran Mediatek, serta desain yang relatif seragam.
Nah, bagaimana POCO M3 jika dibandingkan ponsel entry level di pasar pada umumnya?
1. Baterai
Jika rata-rata ponsel entry level memakai baterai 5.000 mAh, maka POCO M3 bisa disebut menawarkan entry-level killer battery. Sebab, sudah mengusung baterai 6.000 mAh. Selain itu, baterainya juga memiliki teknologi high charge cycle. Diklaim berumur lebih panjang.
Daya tahannya juga mencapai 2,5 hari. Bahkan, punya fitur reverse wired charging. Sehingga mampu mengisi daya perangkat atau aksesoris lain.
Untuk mengisi baterai yang besar itu, POCO M3 sudah mendukung USB Type C dengan pengisian daya cepat 18W. Termasuk, charger 22,5W di dalam kemasan pembelian.
2. Kamera Utama
Hasil foto meenggunakan kamera 48 MP POCO M3.
Kamera POCO M3 terbilang superior dibanding kamera ponsel entry level yang hanya 12 MP/13 MP. Sebab kamera utama POCO M3 sudah beresolusi 48MP, Super Pixel 4-in-1. Hasilnya tajam bahkan dalam kondisi gelap.
Dua kamera lainnya, yakni lensa makro 2MP, 4 cm, serta depth sensor 2MP (AI Portrait Mode).
Selain moda Macro, Portrait, 48 MP, Night, dan Pro, pengguna juga bisa memanfaatkan fitur Color Focus yang memungkinkan objek foto tetap berwarna sementara latar belakang menjadi monokrom.
Untuk video, ada mode timelapse serta Movie Frame untuk membuat video sinematik. Fitur foto dan video POCO M3 sangat menarik di kelas entry level.
3. Layar
Pengguna ponsel entry level umumnya harus puas dengan layar HD+ dan resolusi 720p. Namun, POCO M3 sudah mengantongi layar 6.53 inci dengan resolusi FHD+ atau 1080p, serta kerapatan 394 piksel per inci.
Untuk bermain gim atau menonton streaming, layarnya terasa tajam dan luas. Apalagi, ditunjang dual stereo speakers yang lantang. Kegiatan hiburan terasa menyenangkan.
Begitupun bezelnya, tipis. Karena screen-to-body ratio POCO M3 mencapai 90,34%. Layar depannya pun sudah diproteksi Corning Gorilla Glass 3.
Fitur penunjang lainnya adalah TĂśV Rheinland untuk perlindungan dari sinar biru di mata, serta sertifikasi Widevine L1 agar pengalaman menonton konten di Netflix jauh lebih nyaman. Jelas soal layar, POCO M3 berada di atas kompetitornya.
4. Performa
Untuk kelas entry level, performa sangat penting. Sebab, Snapdragon 400 atau Mediatek dan RAM 2GB/3GB yang digunakan di ponsel entry level umumnya hanya bisa melakukan fungsi-fungsi “basic”.
Adapun POCO M3 memakai Snapdragon 662 yang biasa digunakan smartphone kelas mid-range. Bahkan, hasil benchmark AnTuTu-nya mencapai 191.161 atau lebih tinggi dibanding Snapdragon 665.
Pengguna bisa memilih opsi RAM 4GB atau 6GB dengan teknologi LPDDR4X. Adapun penyimpanan internal 64GB/128 GB sudah mengadopsi UFS 2.2 yang lebih cepat dibanding eMMC yang biasa dipakai di kelas entry level.
Sebagai tambahan, POCO M3 juga memakai 2+1 SIM Card tray, serta kartu memori hingga 512 GB.
5. Desain
Bisa dibilang desain akan jadi salah satu faktor terbesar konsumen dalam memilih POCO M3. Sebab, desain ponsel ini catchy sekali.
Terlihat dari modul kamera belakang mencolok, juga logo POCO yang dominan. Jelas akan mencuri perhatian saat diletakkan di atas meja. Tonjolan kamera kurang dari 1 milimeter membuat nyaman saat POCO M3 dimasukkan ke kantong celana atau diletakkan di atas permukaan meja.
Warna kuning POCO Yellow juga sangat mengundang perhatian. Unik dan lucu. Terlihat seperti karakter di gim viral Among Us. Warna lainnya, ada Power Black dan Cool Blue.
Di kover belakang, tekstur kulit khas membuat POCO M3 nyaman digenggam tanpa khawatir sidik jari tertinggal. Lalu, masih ada sensor sidik jari di tombol samping. Juga nyaman dijangkau jari.
Bobot POCO M3 hanya 198 gram, sehingga tidak terlalu berat. Fitur lainnya juga lengkap. Misalnya selot 3.5 mm jack headphone serta sensor IR blaster.
Kesimpulan
Membandingkan kelima fitur basic yang biasa dimiliki ponsel entry level, dapat disimpulkan bahwa POCO M3 memang paling layak beli. Layak juga mengusung tagline ”The New Entry-Level Killer”.
POCO M3 mulai bisa di pesan pada 26 Januari 2021 pukul 10 pagi di Lazada, Akulaku, Mi.com, serta sejumlah Mi Store (offline).
Harga perkenalan POCO M3 (4GB + 64GB) Rp1.799.000 dan POCO M3 (6GB + 128GB) Rp2.199.000. Sedangkan harga offline POCO M3 (4GB + 64GB) Rp1.899.000 dan POCO M3 (6GB + 128GB) Rp2.299.000.
(dan)