Zenius: Pembelajaran Aktif dan Belajar Ulang 20 Menit Kunci Lulus UTBK

Senin, 25 Januari 2021 - 12:35 WIB
loading...
A A A
Dengan melibatkan diri dalam interaksi yang lebih berkualitas dengan materi pembelajaran mereka, siswa dapat memperkuat pemahaman dasar mereka dan mampu menghubungkan materi yang baru dipelajari dengan apa yang mereka dapat sebelumnya secara lebih mendalam, sehingga bisa mengembangkan kemampuan mereka untuk berpikir kritis.

“UTBK merupakan ujian keterampilan berpikir dan penguasaan konsep, sehingga penting bagi siswa untuk terlibat dalam pembelajaran aktif. Kami menemukan bahwa sekitar 80% dari 15.000 pengguna Zenius yang lulus UTBK Juli lalu telah menggunakan metode pembelajaran aktif,” beber CEO Zenius Rohan Monga.

Rata-rata, masing-masing dari mereka juga menjawab sekitar 400 pertanyaan atau sekitar 13 pertanyaan per video konsep yang ada di Zenius. Hal ini menunjukkan jika metode pembelajaran aktif adalah hal penting untuk menentukan kesuksesan siswa.

Zenius: Pembelajaran Aktif dan Belajar Ulang 20 Menit Kunci Lulus UTBK

“Lebih jauh, kami juga menemukan siswa yang lulus UTBK akan menjawab soal-soal mulai dari soal dengan keterampilan berpikir tingkat rendah (lower-order thinking skills/LOTS) hingga soal yang lebih sulit dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skills/HOTS),” ungkapya.

Penerapan prinsip pembelajaran aktif juga sejalan dengan artikel berjudul “The Neuroscience of Active Learning” oleh Claire Hoogendoorn dari New York City College of Technology.

Hoogendoorn berpendapat bahwa memecahkan masalah secara aktif membantu siswa untuk mengaktifkan bagian otak yang terlibat dalam fungsi eksekutif (misalnya korteks prefrontal) yang tidak bekerja optimal dalam pembelajaran pasif.

Rohan juga mengatakan, mereka yang berhasil dalam ujian UTBK juga menerapkan metode ‘spaced repetition’ atau pengulangan berjarak, di mana mereka cenderung belajar dalam waktu yang singkat pada setiap sesi daripada memaksakan diri untuk belajar berjam-jam.

Temuan ini juga didukung oleh studi Cornell University yang menemukan bahwa rentang perhatian siswa berkurang setelah belajar selama 15-20 menit. Artinya, semakin lama siswa belajar di setiap sesi, fokus mereka akan mudah terpecah dan mereka mudah lelah, sehingga efisiensi belajar mereka akan berkurang.



Periode waktu belajar yang tetap akan membuat siswa untuk melakukan lebih banyak hal dalam periode yang lebih singkat dan dengan tambahan waktu istirahat setelah sesi belajar selama 20 menit, siswa akan dapat menjaga otak mereka tetap segar dan siap untuk menghadapi lebih banyak tantangan dan meningkatkan kemampuan mengingat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5080 seconds (0.1#10.140)