Kampanye Protokol Kesehatan Dilarang Kendor Gara-gara Vaksin Datang

Senin, 14 Desember 2020 - 02:55 WIB
loading...
Kampanye Protokol Kesehatan Dilarang Kendor Gara-gara Vaksin Datang
Ketua Umum DPP IKAL Lemhannas Jenderal TNI (Purn), Agum Gumelar, saat mengikuti Webinar Nasional mengangkat tema, Pandemi Covid-19 dan Ancaman Ketahanan Nasional: Solusi Komprehensit Melindungi Segenap Bangsa Indonesia. Foto/ist
A A A
JAKARTA - Vaksin COVID-19 sudah tiba secara bertahap di Indonesia. Namun masyarakat diminta tetap mengedepankan protokol kesehatan demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona.

Peringatan ini disampaikan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas (IKAL-Lemhannas) dalam Webinar Nasional mengangkat tema, Pandemi Covid-19 dan Ancaman Ketahanan Nasional: "Solusi Komprehensit Melindungi Segenap Bangsa Indonesia".

Ketua Umum DPP IKAL Lemhannas Jenderal TNI (Purn), Agum Gumelar, meminta seluruh alumni Lemhannas lebih peduli kepada keselamatan dan kesehatan masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan 3 M. Yakni, memakai masker secara benar dan terus menerus, mencuci tangan dengan air dan sabun secara berkala atau handsanitizer serta menjaga jarak, dan tidak berkerumun jika bertemu satu dengan lainnya. (Baca juga: Kominfo Tegaskan Kembali Pentingnya Kedaulatan Data di Indonesia )

"IKAL Lemhannas tidak boleh apatis tetapi harus aktif, responsif, dan kontributif memberi masukan positif berikut solusi terbaik kepada Presiden di tingkat pusat dan para kepala daerah di provinsi, kabupaten dan kota di masa COVID-19 ini," kata Agum Gumelar dalam sambutannya di webinar.

Webinar turut mengundang narasumber utama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, Sekretaris Eksekutif Satgas Penanggulangan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Raden Pardede, dan peneliti senior LIPI Prof Siti Zuhro.

Kegiatan ini sendiri diadakan oleh Bidang Humas dan Telematika yang dipimpin Rosita Niken Widiastuti, yang kini Staf Khusus Menkominfo. Sebelumnya dia adalah salah satu dirjen dan pernah menjabat sebagai Dirut RRI.

Lebih lanjut Agum Gumelar, mengatakan, pandemik adalah bencana kemanusiaan yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Sejak 2 Maret 2020 masuk ke Tanah Air, sampai sekarang pandemik belum berakhir. Para ahli juga tidak mengetahui kapan virus mematikan itu bisa berakhir.

"Di penghujung tahun 2020, beberapa daerah justru terdapat kecenderungan bertambahnya jumlah penduduk terpapar akibat ketidakdisiplinan masyarakat mematuhi PSBB secara utuh. Ini adalah fakta yang harus dipecahkan bersama-sama Alumni Lemhannas," kata mantan Menhub ini.

Dijelaskan Agum, pada sistem sosial budaya yang di dalamnya mengandung unsur penting seperti gagasan, nilai, dan norma yang ada pada masyarakat harus diproduksi secara positif demi memecahkan persoalan pandemik dan pemulihan ekonomi nasional. Bukan sebaliknya memberikan narasi-narasi hoax yang memperlemah imun masyarakat dan berakibat pada ketahanan nasional.

Dia pun merespons positif dan memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah yang berhasil mendatangkan vaksin Sinovac untuk segera digunakan untuk menerangi COVID-19. Yang juga penting untuk dilakukan pemerintah dan harus didukung alumni Lemhannas adalah bagaimana mengawal keamanan, efektivitas, dan mutu vaksin serta aspek kehalalannya. Dengan demikian, ketika sudah disuntikkan ke masyarakat tidak terjadi polemik.

"Selain itu apabila kita mampu memproduksi vaksin sendiri, itu akan sangat baik sehingga tidak harus tergantung kepada negara lain. Juga untuk menghemat biaya," papar Agum.

Sementara itu, Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, mengungkapkan, persoalan Covid-19 harus dilihat dari semua sudut atau perspektif luas. "Sebagai antigen atau virus (lawan) yang tidak ,terlihat maka diperlukan perangkat untuk dapat menangkap keberadaannya dan memantau pergerakannya," ujarnya.

Dalam hal ini penemuan kasus (test atau case finding) dan tracing adalah perangkatnya. Ini bisa diketahui melalui kegiatan di pelayanan kesehatan dan surveilance.

Dari sudut pertahanan mengantisipasi serangan, kata Terawan, harus dilakukan peningkatan imunitas dan disiplin protokol kesehatan (3M) yang ketat dalam setiap aktivitas dengan adaptasi kebiasaan baru.

"Apabila pertahanan ditembus, mencegah jangan sampai terjadi kerusakan yang lebih besar. Yang sakit ringan dicegah jangan sampai berat, yang berat jangan sampai meninggal. Jadi diperlukan treatment yang tepat," tandas mantan Dirut RSAD Gatsu ini.

Menkes menambahkan, di sisi yang lain beredarnya hoax, perilaku tidak taat aturan, dan egoisme menjadikan bertambahnya ancaman tersebut. Pandemik yang berlangsung lama akan makin merusak semua segi kehidupan di masyarakat dan melemahkan ketahanan nasional.

"Seberapa kuat ketahanan kita di bidang kesehatan dalam menahan invasi virus ini? Melihat jumlah tenaga kesehatan yang memenuhi syarat (usia dan komorbid), fasilitas kesehatan dari bawah sampai rujukan, laboratorium penunjang). Begitu juga dengan ketahanan ekonomi kita. Ancaman terhadap stabilitas sistem keuangan, kepercayaan investor sampai kondisi perekonomian rakyat keseluruhan terkait lapangan kerja dan penurunan konsumsi rumah tangga," tuturnya.

Raden Pardede, menegaskan, prioritas anggaran untuk kesehatan dan pemulihan ekonomi masyarakat menjadi sangat penting. "Stimulus pemerintah dalam cakupan ekonomi, bansos dan UU Cipta Kerja menjadi portofolio ikut menopang perbaikan keadaan masyarakat saat digempur Pandemi COVID-19," ujarnya.

Terkait dengan birokrasi penanganan pandemik, Siti Zuhro mengingatkan perlunya kebersamaan dan keselarasan kebijakan publik antara pusat dan daerah serta sinergisitas antarkementerian dan lembaga. "Dibutuhkan juga penguatan urusan pemerintahan umum. Praktek desentralisasi dalam otonomi daerah yang mengesampingkan kepentingan politik itu yang menjadi penentu solusi mutakhir melindungi segenap bangsa Indonesia serangan pandemi yang tak berkesudahan dan mengancam ketahanan nasional kita," sarannya. (Baca juga: Ditahan Imbang Fulham, Liverpool Batal Senggol Tottenham )
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2184 seconds (0.1#10.140)