Sampai di Mars, Manusia Bisa Bernafas dengan Alat Ini
loading...

Versi ringkas MOXIE akan jadi modal manusia membuat oksigennya sendiri di Mars.
A
A
A
AMERIKA - Jika manusia akan mengunjungi Mars , mereka butuh membuat beberapa sumber daya penting saat berada di sana. Selain oksigen untuk bertahan cukup lama dan menjelajah, juga mengisi kembali untuk perjalanan pulang yang panjang. BACA JUGA: Laptop MSI Pertama Gunakan Intel Gen 11 Tiger Lake di Indonesia!
Ilmuwan meyakini permukaan Mars pernah di aliri air. Ada danau es yang diperkirakan bersembunyi di bawah permukaan Mars yang berbatu, kering dan tidak memiliki oksigen.
Menggali permukaan Mars terlalu menantang. Maka, ilmuwan berpikir cara lain untuk mendapatkan oksigen. Karena planet merah itu sebenarnya punya bahan mentah untuk yang bisa dimanfaatkan.
![Sampai di Mars, Manusia Bisa Bernafas dengan Alat Ini]()
Misi Mars 2020 yang diluncurkan pada Juli perangkat eksperimen dengan nama MOXIE. Yakni, Mars Oxygen In-Situ Resource Utilization Experiment.
MOXIE adalah sebuah kotak yang tidak lebih besar dari pemanggang roti yang diklaim dapat menghasilkan oksigen dari CO2 di atmosfer Mars. MOXIE yang memiliki berat 17,1 kg akan dibawa di depan Mars Rover. Alat itu nantinya akan digunakan untuk membuat oksigen untuk keperluan manusia bernapas.
Ada juga versi MOXIE jauh lebih besar yang dibutuhkan untuk membuat bahan bakar oksigen cair untuk roket.
![Sampai di Mars, Manusia Bisa Bernafas dengan Alat Ini]()
”Ketika kami mengirim manusia ke Mars, kami ingin mereka bisa kembali lagi dengan aman. Karena itu, mereka butuh roket untuk terbang kembali dari planet itu. Propelan oksigen cair adalah sesuatu yang bisa kami buat di sana dan tidak harus dibawa bersama kami. Salah satu idenya adalah membawa tangki oksigen kosong dan mengisinya di Mars,” ujar Michael Hecht, kepala riset NASA.
BACA JUGA: Begini Cara Huawei Menarik Konsumen Agar Terjerumus ke Ekosistem Mereka
Studi baru yang dipimpin oleh Pralay Gayen di Universitas Washington di St. Louis, Missouri telah menguji MOXIE dengan sumber daya local Mars. Yakni, air garam perklorat yang diyakini ada di tanah Mars di beberapa lokasi.
Alat tersebut dapat memisahkan air dalam air garam tersebut, menghasilkan oksigen dan hidrogen murni.
![Sampai di Mars, Manusia Bisa Bernafas dengan Alat Ini]()
Garam perklorat (ClO4), memang banyak dijumpai di Mars. Garam-garam ini memiliki afinitas terhadap molekul air dan dapat mengumpulkan uap air seiring waktu, berubah menjadi air garam dengan suhu beku yang sangat rendah.
Ilmuwan meyakini ada jumlah yang cukup besar air asin di bawah permukaan wilayah kutub utara Mars, dan jumlah yang lebih kecil yang kadang-kadang muncul di lereng perbukitan Mars.
Untuk menguji apakah manusia dapat memanfaatkan sumber daya ini, para peneliti membangun perangkat elektrolisis yang mereka jalankan dalam kondisi mirip Mars. Mereka menggunakan katoda platina-karbon standar dan anoda timbal-rutenium-oksigen khusus yang dikembangkan para peneliti sebelumnya.
Ilmuwan mencampur konsentrasi magnesium perklorat air garam dan mengisinya di wadah itu dengan CO2 murni dengan atmosfer mirip Mars. Semuanya disimpan pada -36 derajat celcius. Saat dinyalakan, air garam mengalir melalui perangkat, membelah menjadi gas oksigen murni yang ditangkap di sisi anoda dan gas hidrogen murni di sisi katoda.
![Sampai di Mars, Manusia Bisa Bernafas dengan Alat Ini]()
Dari ujicoba, MOXIE bekerja sangat baik, menghasilkan 25 kali lebih banyak oksigen daripada yang dapat dikelola oleh perangkat sebelum-sebelumnya.
MOXIE membutuhkan sekitar 300 watt daya untuk bekerja. Dan hanya butuh 12 watt, untuk bisa menghasilkan oksigen yang cukup untuk bernapas.
Selain itu, MOXIE juga menghasilkan hidrogen yang dapat digunakan dalam sel bahan bakar untuk menghasilkan listrik.
Kesimpulannya, MOXIE lebih kecil dan lebih ringan, dan dapat di akses secara luas.
Sekarang, perangkat ini tentu saja perlu melalui uji coba jangka panjang, untuk memastikan bahwa kinerja tidak menurun seiring waktu.
Membran yang memisahkan sisi katoda dan anoda harus di operasikan dengan hati-hati untuk mencegah kotor karena CO2, misalnya. Jika kelangsungan hidup Anda bergantung pada perangkat yang Anda bawa ke Mars, kegagalan fungsi bukanlah pilihan.
Ilmuwan meyakini permukaan Mars pernah di aliri air. Ada danau es yang diperkirakan bersembunyi di bawah permukaan Mars yang berbatu, kering dan tidak memiliki oksigen.
Menggali permukaan Mars terlalu menantang. Maka, ilmuwan berpikir cara lain untuk mendapatkan oksigen. Karena planet merah itu sebenarnya punya bahan mentah untuk yang bisa dimanfaatkan.

Misi Mars 2020 yang diluncurkan pada Juli perangkat eksperimen dengan nama MOXIE. Yakni, Mars Oxygen In-Situ Resource Utilization Experiment.
MOXIE adalah sebuah kotak yang tidak lebih besar dari pemanggang roti yang diklaim dapat menghasilkan oksigen dari CO2 di atmosfer Mars. MOXIE yang memiliki berat 17,1 kg akan dibawa di depan Mars Rover. Alat itu nantinya akan digunakan untuk membuat oksigen untuk keperluan manusia bernapas.
Ada juga versi MOXIE jauh lebih besar yang dibutuhkan untuk membuat bahan bakar oksigen cair untuk roket.

”Ketika kami mengirim manusia ke Mars, kami ingin mereka bisa kembali lagi dengan aman. Karena itu, mereka butuh roket untuk terbang kembali dari planet itu. Propelan oksigen cair adalah sesuatu yang bisa kami buat di sana dan tidak harus dibawa bersama kami. Salah satu idenya adalah membawa tangki oksigen kosong dan mengisinya di Mars,” ujar Michael Hecht, kepala riset NASA.
BACA JUGA: Begini Cara Huawei Menarik Konsumen Agar Terjerumus ke Ekosistem Mereka
Studi baru yang dipimpin oleh Pralay Gayen di Universitas Washington di St. Louis, Missouri telah menguji MOXIE dengan sumber daya local Mars. Yakni, air garam perklorat yang diyakini ada di tanah Mars di beberapa lokasi.
Alat tersebut dapat memisahkan air dalam air garam tersebut, menghasilkan oksigen dan hidrogen murni.

Garam perklorat (ClO4), memang banyak dijumpai di Mars. Garam-garam ini memiliki afinitas terhadap molekul air dan dapat mengumpulkan uap air seiring waktu, berubah menjadi air garam dengan suhu beku yang sangat rendah.
Ilmuwan meyakini ada jumlah yang cukup besar air asin di bawah permukaan wilayah kutub utara Mars, dan jumlah yang lebih kecil yang kadang-kadang muncul di lereng perbukitan Mars.
Untuk menguji apakah manusia dapat memanfaatkan sumber daya ini, para peneliti membangun perangkat elektrolisis yang mereka jalankan dalam kondisi mirip Mars. Mereka menggunakan katoda platina-karbon standar dan anoda timbal-rutenium-oksigen khusus yang dikembangkan para peneliti sebelumnya.
Ilmuwan mencampur konsentrasi magnesium perklorat air garam dan mengisinya di wadah itu dengan CO2 murni dengan atmosfer mirip Mars. Semuanya disimpan pada -36 derajat celcius. Saat dinyalakan, air garam mengalir melalui perangkat, membelah menjadi gas oksigen murni yang ditangkap di sisi anoda dan gas hidrogen murni di sisi katoda.

Dari ujicoba, MOXIE bekerja sangat baik, menghasilkan 25 kali lebih banyak oksigen daripada yang dapat dikelola oleh perangkat sebelum-sebelumnya.
MOXIE membutuhkan sekitar 300 watt daya untuk bekerja. Dan hanya butuh 12 watt, untuk bisa menghasilkan oksigen yang cukup untuk bernapas.
Selain itu, MOXIE juga menghasilkan hidrogen yang dapat digunakan dalam sel bahan bakar untuk menghasilkan listrik.
Kesimpulannya, MOXIE lebih kecil dan lebih ringan, dan dapat di akses secara luas.
Sekarang, perangkat ini tentu saja perlu melalui uji coba jangka panjang, untuk memastikan bahwa kinerja tidak menurun seiring waktu.
Membran yang memisahkan sisi katoda dan anoda harus di operasikan dengan hati-hati untuk mencegah kotor karena CO2, misalnya. Jika kelangsungan hidup Anda bergantung pada perangkat yang Anda bawa ke Mars, kegagalan fungsi bukanlah pilihan.
(dan)
Lihat Juga :