Google Siapkan Rp14,8 Triliun untuk Bayar Konten Penerbit Berita
loading...
A
A
A
JAKARTA - Google akan mulai membayar outlet media tertentu untuk menampilkan konten yang sudah dikurasi pada aplikasi beritanya. (Baca juga: Tinjau Graha Wisata TMII, Wawali Jaktim: Sudah Bisa Dipakai Isolasi )
Langkah itu diambil untuk menjawab industri yang menuduh mesin telusur dan raksasa teknologi lainnya menggunakan konten secara tidak adil selama bertahun-tahun.
Google bahkan telah menyisihkan lebih dari Rp14,8 triliun untuk menutupi tiga tahun pertama program. Lalu akan memperpanjang program lebih dari itu, demikian dilansir dari laman Bloomberg, Kamis (1/10/2020).
Raksasa mesin pencarian itu akan membayar penerbit untuk memberikan uraian pada aplikasi berita, dan memberikan akses gratis kepada pembaca ke artikel paywall tertentu.
Produk Google News Showcase mulai diluncurkan Kamis lalu di Brasil dan Jerman . Ini akan menampilkan panel cerita bermerek yang dikurasi oleh penerbit mitra.
Tindakan ini memungkinkan mereka untuk menyoroti konten menggunakan garis waktu, poin, dan artikel berita terkait. "Panel juga akan ditautkan langsung ke situs web penerbit berita," kata Google.
Perusahaan teknologi seperti Google dan Facebook telah menghadapi tekanan dari eksekutif berita dan regulator di seluruh dunia. Mereka mendesak platform tersebut untuk membayar hak untuk menjadi pembawa artikel berita.
Penerbit berpendapat bahwa jurnalisme mereka adalah hal yang menarik pengguna ke platform Google. Ssementara dua raksasa terknologi tersebut memperoleh sebagian besar uang iklan online.
Peluncuran ini didasarkan pada program lisensi yang diumumkan Google pada bulan Juni untuk membayar penerbit terhadap konten berkualitas tinggi. "Google News Showcase memungkinkan penerbit menyusun cerita tentang berita yang penting, mengembangkan hubungan yang lebih dalam dengan pembaca, dan memberikan aliran pendapatan baru untuk pelaporan penting," kata Brad Bender, Wakil Presiden Google.
Lebih dari 200 publikasi di Jerman, Brasil, Argentina, Kanada, Inggris dan Australia telah mendaftar ke program News Showcase. Bender mengatakan, pendanaan tidak akan dapat mencakup semua organisasi berita karena tidak semua penerbit menghasilkan volume dan jenis konten yang diperlukan untuk produk ini.
Google sedang memutuskan dengan siapa akan bermitra berdasarkan pasar, dengan fokus pada surat kabar atau media dengan sumber yang sudah terpercaya, serta kantor berita lokal dan regional.
Biaya lisensi akan disusun sebagai biaya tetap selama jangka waktu tertentu. Ini akan dinegosiasikan tergantung pada jumlah konten yang disediakan penerbit.
“Dengan News Showcase dan integrasi baru konten editorial media seperti Der Spiegel, Google menunjukkan bahwa mereka serius dalam mendukung jurnalisme berkualitas di Jerman,” tutur Stefan Ottlitz, Kepala Pengembangan Produk di Der Spiegel.
Meski demikian, tidak semua penerbit berita yakin dengan program baru Google ini. "Dengan meluncurkan produk, mereka dapat menentukan syarat dan ketentuan, merusak undang-undang yang dirancang untuk menciptakan kondisi untuk negosiasi yang adil, sambil mengklaim bahwa mereka membantu mendanai produksi berita," kritik Angela Mills Wade, Direktur Eksekutif Dewan Penerbit Eropa.
Menurut Wade, pernyataan tersebut merujuk pada arahan hak cipta Uni Eropa yang memungkinkan kantor berita mencari pembayaran dari situs internet yang menampilkan artikel mereka.
Google mengatakan, News Showcase akan diluncurkan pertama kali di aplikasi Android-nya dan kemudian di iOS, Discover, dan layanan pencarian. News Showcase ini tidak akan mendapatkan peringkat atau tampilan preferensial di aplikasi atau hasil penelusuran. (Baca juga: Menyandingkan realme 7 vs Vivo V20 SE, Siapa Lebih Baik? )
Langkah itu diambil untuk menjawab industri yang menuduh mesin telusur dan raksasa teknologi lainnya menggunakan konten secara tidak adil selama bertahun-tahun.
Google bahkan telah menyisihkan lebih dari Rp14,8 triliun untuk menutupi tiga tahun pertama program. Lalu akan memperpanjang program lebih dari itu, demikian dilansir dari laman Bloomberg, Kamis (1/10/2020).
Raksasa mesin pencarian itu akan membayar penerbit untuk memberikan uraian pada aplikasi berita, dan memberikan akses gratis kepada pembaca ke artikel paywall tertentu.
Produk Google News Showcase mulai diluncurkan Kamis lalu di Brasil dan Jerman . Ini akan menampilkan panel cerita bermerek yang dikurasi oleh penerbit mitra.
Tindakan ini memungkinkan mereka untuk menyoroti konten menggunakan garis waktu, poin, dan artikel berita terkait. "Panel juga akan ditautkan langsung ke situs web penerbit berita," kata Google.
Perusahaan teknologi seperti Google dan Facebook telah menghadapi tekanan dari eksekutif berita dan regulator di seluruh dunia. Mereka mendesak platform tersebut untuk membayar hak untuk menjadi pembawa artikel berita.
Penerbit berpendapat bahwa jurnalisme mereka adalah hal yang menarik pengguna ke platform Google. Ssementara dua raksasa terknologi tersebut memperoleh sebagian besar uang iklan online.
Peluncuran ini didasarkan pada program lisensi yang diumumkan Google pada bulan Juni untuk membayar penerbit terhadap konten berkualitas tinggi. "Google News Showcase memungkinkan penerbit menyusun cerita tentang berita yang penting, mengembangkan hubungan yang lebih dalam dengan pembaca, dan memberikan aliran pendapatan baru untuk pelaporan penting," kata Brad Bender, Wakil Presiden Google.
Lebih dari 200 publikasi di Jerman, Brasil, Argentina, Kanada, Inggris dan Australia telah mendaftar ke program News Showcase. Bender mengatakan, pendanaan tidak akan dapat mencakup semua organisasi berita karena tidak semua penerbit menghasilkan volume dan jenis konten yang diperlukan untuk produk ini.
Google sedang memutuskan dengan siapa akan bermitra berdasarkan pasar, dengan fokus pada surat kabar atau media dengan sumber yang sudah terpercaya, serta kantor berita lokal dan regional.
Biaya lisensi akan disusun sebagai biaya tetap selama jangka waktu tertentu. Ini akan dinegosiasikan tergantung pada jumlah konten yang disediakan penerbit.
“Dengan News Showcase dan integrasi baru konten editorial media seperti Der Spiegel, Google menunjukkan bahwa mereka serius dalam mendukung jurnalisme berkualitas di Jerman,” tutur Stefan Ottlitz, Kepala Pengembangan Produk di Der Spiegel.
Meski demikian, tidak semua penerbit berita yakin dengan program baru Google ini. "Dengan meluncurkan produk, mereka dapat menentukan syarat dan ketentuan, merusak undang-undang yang dirancang untuk menciptakan kondisi untuk negosiasi yang adil, sambil mengklaim bahwa mereka membantu mendanai produksi berita," kritik Angela Mills Wade, Direktur Eksekutif Dewan Penerbit Eropa.
Menurut Wade, pernyataan tersebut merujuk pada arahan hak cipta Uni Eropa yang memungkinkan kantor berita mencari pembayaran dari situs internet yang menampilkan artikel mereka.
Google mengatakan, News Showcase akan diluncurkan pertama kali di aplikasi Android-nya dan kemudian di iOS, Discover, dan layanan pencarian. News Showcase ini tidak akan mendapatkan peringkat atau tampilan preferensial di aplikasi atau hasil penelusuran. (Baca juga: Menyandingkan realme 7 vs Vivo V20 SE, Siapa Lebih Baik? )
(iqb)