Diprotes Selebritas Hollywood, Facebook Tutup Mata

Jum'at, 18 September 2020 - 06:35 WIB
loading...
Diprotes Selebritas...
Foto: dok/Reuters
A A A
NEW YORK - Kim Kardashian membekukan akun media sosialnya, baik di Facebook maupun Instagram, pekan lalu. Ada apa? Pertanyaan ini wajar mengingat dengan puluhan juta pengikut Kim bisa mendapatkan keuntungan berlimpah dari akun medsos tersebut.

Walaupun pembekuan hanya berlangsung 24 jam, jagat maya di Amerika Serikat kian guncang karena langkah Kardashian diikuti selebritas papan atas Hollywood seperti Kerry Washington, Jennifer Lawrence, dan Sacha Baron Cohen. Aktor Leonardo DiCaprio dan penyanyi Katy Perry pun mengambil langkah serupa. (Baca: Pejabat Publik Diminta Terbuka Apabila Terpapar Covid-19)

Langkah kontroversi yang mereka ambil ternyata sebagai bentuk protes dan kampanye yang dilakukan bersama kelompok pemerhati hak sosial menyerukan perusahaan medsos untuk menghentikan penyebaran ujaran kebencian dan propaganda. Mereka menganggap selama ini medsos tidak serius memperhatikan persoalan tersebut.

“Misinformasi dalam media sosial memiliki dampak serius terhadap pemilu kita dan mengabaikan demokrasi kita,” kata Kardashian, dilansir Reuters. "Saya tidak bisa duduk dan diam saja sementara platform ini terus memungkinkan penyebaran kebencian, propaganda, dan misinformasi yang dibuat oleh kelompok-kelompok untuk menuai perpecahan dan memecah-belah Amerika.".

Kardashian merupakan selebritas AS yang memiliki pengaruh kuat. Sebelumnya dia pernah menyuarakan perubahan sosial, termasuk isu perubahan iklim, kepada 188 juta pengikutnya di media sosial. Dia juga ikut melobi reformasi sistem keadilan bagi rakyat AS, khususnya warga kulit hitam dan kaum Hispanik. Aktor Ashton Kutcher, yang memiliki jutaan pengikut, dan juga bergabung dengan boikot, mengatakan perangkat ini tidak dibuat untuk menyebarkan kebencian dan kekerasan. (Baca juga: Meremehkan Dosa Awal Datangnya Musibah dan Bencana)

"Saya tidak bisa diam saja sementara platform ini menutup mata terhadap grup-grup dan kiriman-kiriman yang menyebarkan disinformasi penuh kebencian," ucap Katy Perry dilansir BBC.

Bagaimana dampak protes para pesohor itu terhadap perusahaan medsos? Mereka bergeming. Walaupun boikot terbilang kuat, langkah tersebut tidak cukup mampu menggerus ”warga medsos”. Apalagi posisi mereka saat ini tengah kuat-kuatnya karena diuntungkan pandemi corona yang memaksa banyak perusahaan membangun brand di media sosial.

Wakil Presiden Facebook untuk Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, Nicola Mendelsohn, mengungkapkan bahwa banyak klien yang kini membutuhkan ruang online. Mendelsohn mengungkapkan, Facebook telah meluncurkan program penguatan branding bagai perusahaan. "Namun, pandemi memaksa kita melakukan itu," katanya.

Saat ini Facebook memiliki sembilan juta pengiklan. Boikot itu tidak memiliki dampak finansial kepada Facebook. “Selalu menjadi tantangan ke depan bagi kita,” ujar Mendelsohn berkomentar mengenai boikot media sosial. Apalagi, Facebook juga sudah memperbarui kebijakan tentang ujaran kebencian dan meningkatkan dialog dengan kelompok organisasi sipil. (Baca juga: Karpet Merah Terbentang untuk Kampus Asing)

Penyelenggara kampanye #StopHateforProfit, yang diluncurkan pada Juni, menuduh Facebook dan Instagram tidak berbuat cukup banyak untuk menghentikan ujaran kebencian dan disinformasi. Mereka fokus pada Facebook, yang juga memiliki Instagram dan WhatsApp, tahun lalu menarik pendapatan iklan hampir USD70 miliar (Rp1,1 triliun).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5324 seconds (0.1#10.140)