Persulit Suku Cadang, India Usir Pabrikan Ponsel Asal China
loading...
A
A
A
Di awal 2020, Oppo juga menyatakan akan memperluas lini produksinya di India. Bahkan menggandakan kapasitas produksinya pada akhir tahun.
"Impian India" Melayang
Untuk kedua kalinya, perusahaan smartphone China memangkas pasokannya di India. Penyebabnya, sistem bea cukai otomatis yang diterapkan Pemerintah India.
Sistem bea cukai otomatis adalah komponen utama dari rencana 'Turant Custom'. Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi kepabeanan melalui teknologi informasi. Namun, karena implementasi awal, dalam operasi sebenarnya ada penyimpangan petugas Bea Cukai yang menyebabkan durasi sekarang adalah dari 8 hingga 10 hari.
Kondisi ini direspons Asosiasi Ponsel Cerdas dan Elektronik India (ICEA) untuk meminta semua operator dan entitas manufaktur membuka jalur hijau, tanpa mengambil rute penilaian izin pabean otomatis. "Hanya dengan cara ini, kami dapat dengan cepat mengisi kembali kapasitas dan meningkatkan kelangsungan bisnis," kata Pankaj Mohindroo, Ketua ICEA.
Anggota ICEA termasuk merek-merek seperti Xiaomi, VIVO, OPPO, Apple, Foxconn, Lava, Micromax, dan Karbonn. ICEA menjelaskan, di bawah sistem evaluasi bea cukai otomatis yang baru, barang mungkin berada di Pelabuhan A. Tetapi data file yang diunggah ke sistem bea cukai akan secara acak ditugaskan ke Evaluation Officer (AO) Pelabuhan B dengan algoritma.
Anggota ICEA menyatakan, petugas evaluasi akan bolak-balik beberapa kali dan memeriksa berbagai dokumen secara detail. "Ini telah meningkatkan waktu pengurusan bea cukai menjadi 8-12 hari, rata-rata enam sampai tujuh hari. Ini telah mengganggu seluruh rencana mereka," kata Mohindro.
Saat ini, ICEA sedang mengupayakan pengecualian untuk produk elektronik guna menghindari rute bea cukai otomatis. Sehingga akan mengurangi waktu pengurusan bea cukai.
Media melaporkan pada 5 Agustus lalu bahwa Biro Standar India (BIS) menunda persetujuan impor suku cadang ponsel pintar dan perangkat TV. Jadi perusahaan China termasuk Xiaomi dan OPPO diperkirakan akan terpengaruh.
Pada bulan April lalu, India mengumumkan bahwa mulai 1 Oktober, mereka akan menerapkan inspeksi sertifikasi wajib BIS pada 12 produk, termasuk headset dan keyboard Bluetooth. 'India Today' menyatakan Pemerintah India sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan pembatasan impor pada lebih dari 370 komoditas China. Regulasi ini diharapkan akan dilaksanakan pada Maret 2021.
Pemerintah India sebelumnya telah mendorong dan menarik investasi China. Namun sekarang mereka meningkatkan upayanya untuk 'memisahkan' dari China dalam rantai industri ponsel cerdas. Hal ini tentunya menyenangkan bagi perusahaan Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Taiwan.
"Impian India" Melayang
Untuk kedua kalinya, perusahaan smartphone China memangkas pasokannya di India. Penyebabnya, sistem bea cukai otomatis yang diterapkan Pemerintah India.
Sistem bea cukai otomatis adalah komponen utama dari rencana 'Turant Custom'. Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi kepabeanan melalui teknologi informasi. Namun, karena implementasi awal, dalam operasi sebenarnya ada penyimpangan petugas Bea Cukai yang menyebabkan durasi sekarang adalah dari 8 hingga 10 hari.
Kondisi ini direspons Asosiasi Ponsel Cerdas dan Elektronik India (ICEA) untuk meminta semua operator dan entitas manufaktur membuka jalur hijau, tanpa mengambil rute penilaian izin pabean otomatis. "Hanya dengan cara ini, kami dapat dengan cepat mengisi kembali kapasitas dan meningkatkan kelangsungan bisnis," kata Pankaj Mohindroo, Ketua ICEA.
Anggota ICEA termasuk merek-merek seperti Xiaomi, VIVO, OPPO, Apple, Foxconn, Lava, Micromax, dan Karbonn. ICEA menjelaskan, di bawah sistem evaluasi bea cukai otomatis yang baru, barang mungkin berada di Pelabuhan A. Tetapi data file yang diunggah ke sistem bea cukai akan secara acak ditugaskan ke Evaluation Officer (AO) Pelabuhan B dengan algoritma.
Anggota ICEA menyatakan, petugas evaluasi akan bolak-balik beberapa kali dan memeriksa berbagai dokumen secara detail. "Ini telah meningkatkan waktu pengurusan bea cukai menjadi 8-12 hari, rata-rata enam sampai tujuh hari. Ini telah mengganggu seluruh rencana mereka," kata Mohindro.
Saat ini, ICEA sedang mengupayakan pengecualian untuk produk elektronik guna menghindari rute bea cukai otomatis. Sehingga akan mengurangi waktu pengurusan bea cukai.
Media melaporkan pada 5 Agustus lalu bahwa Biro Standar India (BIS) menunda persetujuan impor suku cadang ponsel pintar dan perangkat TV. Jadi perusahaan China termasuk Xiaomi dan OPPO diperkirakan akan terpengaruh.
Pada bulan April lalu, India mengumumkan bahwa mulai 1 Oktober, mereka akan menerapkan inspeksi sertifikasi wajib BIS pada 12 produk, termasuk headset dan keyboard Bluetooth. 'India Today' menyatakan Pemerintah India sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan pembatasan impor pada lebih dari 370 komoditas China. Regulasi ini diharapkan akan dilaksanakan pada Maret 2021.
Pemerintah India sebelumnya telah mendorong dan menarik investasi China. Namun sekarang mereka meningkatkan upayanya untuk 'memisahkan' dari China dalam rantai industri ponsel cerdas. Hal ini tentunya menyenangkan bagi perusahaan Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Taiwan.