Turki Minta Google Hapus Konten Online Tak Pantas dalam 10 Tahun

Minggu, 26 November 2023 - 09:01 WIB
loading...
Turki Minta Google Hapus...
Pemerintah Turki meminta penghapusan total 90.400 halaman web dan konten lainnya dari Google dalam 10 tahun terakhir. Foto/stockholmcf
A A A
ANKARA - Pemerintah Turki meminta penghapusan total 90.400 halaman web dan konten lainnya dari Google dalam 10 tahun terakhir. Turki adalah negara keempat, setelah Rusia, Korea Utara, dan India, yang paling sering meminta penghapusan konten dari Google .

Menurut lapor Turkish Minute, mengutip Voice of America (VOA) edisi Turki serta data dari laporan perusahaan jaringan pribadi virtual, Surfshark, Turki mengajukan 18.900 permintaan penghapusan 90.400 halaman web dan konten lainnya dalam 10 tahun. Jumlah ini setara dengan rata-rata 5 buah konten online per hari.

Pihak berwenang Turki dalam beberapa tahun terakhir telah memberlakukan pembatasan terhadap situs web, akun media sosial, dan postingan yang meliput berita yang mengkritik Presiden Recep Tayyip Erdoğan dan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Situasi ini kemudian menimbulkan tuduhan bahwa kebebasan berekspresi di Turki telah dibatasi.



Sebuah laporan dari platform Free Web Turkey juga menunjukkan pada akhir Oktober bahwa akses ke setidaknya 40.536 URL milik domain, postingan media sosial, dan akun media sosial diblokir di Turki pada tahun 2022. Fakta ini dijadikan tanda meningkatnya sensor oleh Partai AKP yang berkuasa.

Kemunduran kebebasan internet di Turki juga didokumentasikan dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh Freedom House yang berbasis di AS pada awal Oktober yang menunjukkan bahwa kebebasan internet di Turki terus menurun selama dekade terakhir. Negara tersebut kembali masuk dalam peringkat “tidak bebas” mengenai kebebasan online.
Turki Minta Google Hapus Konten Online Tak Pantas dalam 10 Tahun


Dalam laporan Freedom on the Net tahun 2023 dari Freedom House, Turki memiliki skor 30 pada indeks 100 poin dengan skor didasarkan pada skala 0 (paling tidak bebas) hingga 100 (paling bebas). Namun, pemerintah Turki beralasan pengajuan penghapusan terkait keamanan nasional dan pencemaran nama baik, sebanyak 7.600 permintaan.

Dikutip dari laman Stockholmcf, Minggu (26/11/2023), ada 150 negara telah mengajukan total 335.000 permintaan penghapusan ke Google dalam 10 tahun terakhir. Permintaan ini mencakup penghapusan 3.870.000 situs web dan halaman berbeda yang diklaim “tidak pantas.”



Pada periode yang sama, Rusia mengajukan total 215.000 permintaan penghapusan konten ke Google, atau mencakup 85% dari seluruh permintaan. Korea Utara berada di urutan kedua, mengajukan 27.000 permintaan penghapusan konten ke Google dan India berada di posisi ketiga dengan 20.000 permintaan.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa “keamanan nasional” adalah alasan paling umum yang digunakan oleh pemerintah untuk menghapus konten yang tidak diinginkan. Angkanya sebesar 27%, diikuti oleh “hak cipta” (19%) dan “pencemaran nama baik” (10%).

Menurut laporan tersebut, jumlah permintaan di seluruh dunia telah meningkat sekitar 13 kali lipat, meningkat dari 7.000 setiap tahun menjadi 91.000 dalam 10 tahun terakhir. Jumlah itu setara dengan 249 permintaan per hari dari semula sekitar 19 permintaan per hari.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Google Chrome Akan Hilang...
Google Chrome Akan Hilang dari Perangkat Android?
Nokia Gagal Melakukan...
Nokia Gagal Melakukan Panggilan Telepon Pertama di Bulan
Konten Telegram Kini...
Konten Telegram Kini Bisa Disebar lewat Google Cast
YouTube Perketat Aturan...
YouTube Perketat Aturan Soal Konten Judi Online
Fenomena Gelombang Ombak...
Fenomena Gelombang Ombak Laut Berbentuk Kotak Terjadi di Turki
SafetyCore Fitur untuk...
SafetyCore Fitur untuk Menangkal Konten Berbahaya Diperkenalkan
Rusia Kembali Denda...
Rusia Kembali Denda Google karena Tidak Taat Aturan
Lawan DeepSeek! Google...
Lawan DeepSeek! Google Rilis Gemini 2.0, bisa Coding Sampai Nulis Puisi!
5 Mesin Pencari Pengganti...
5 Mesin Pencari Pengganti Google yang Sedang Naik Daun
Rekomendasi
MNC Sekuritas dan Sucor...
MNC Sekuritas dan Sucor AM Edukasi Pasar Modal Syariah di Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
6 Alasan Israel Tidak...
6 Alasan Israel Tidak Masuk Jadi Anggota NATO, Salah Satunya Ogah Ribut dengan Rusia
Sinopsis Sinetron Terbelenggu...
Sinopsis Sinetron Terbelenggu Rindu, Jumat 14 Maret 2025: Rekaman CCTV Ditemukan, Noah Terancam
Berita Terkini
5 Negara yang Alami...
5 Negara yang Alami Gerhana Bulan Total di Bulan Maret 2025, dari Benua Amerika hingga Afrika
32 menit yang lalu
Google Chrome Akan Hilang...
Google Chrome Akan Hilang dari Perangkat Android?
34 menit yang lalu
Patogen Misterius yang...
Patogen Misterius yang Dikaitkan dengan Kutukan Mumi Terkuak
4 jam yang lalu
Sebagian Besar Kerak...
Sebagian Besar Kerak Bumi yang Hilang Ditemukan, di Sini Letaknya
4 jam yang lalu
China Luncurkan AI Baru...
China Luncurkan AI Baru Manus, Pintar Analisis Pasar Saham
8 jam yang lalu
Terjadi di Zaman Nabi,...
Terjadi di Zaman Nabi, Fenomena Alam Ini Jadikan Organ Tubuh seperti Kaca
12 jam yang lalu
Infografis
Bahlil Beri Sinyal Ojek...
Bahlil Beri Sinyal Ojek Online Tak Dapat BBM Subsidi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved