Terjemahkan Kata Palestina dan Alhamdulillah Jadi Teroris, Instagram Minta Maaf

Sabtu, 21 Oktober 2023 - 23:00 WIB
loading...
Terjemahkan Kata Palestina dan Alhamdulillah Jadi Teroris, Instagram Minta Maaf
Meta meminta maaf atas kesalahan penerjemahan dan langsung memperbaikinya. (Foto: Gizmodo)
A A A
JAKARTA - Pengguna Instagram melaporkan bio mereka yang mencantumkan kata Palestina dan Alhamdulillah, diterjemahkan otomatis sebagai teroris Palestina. Pihak Meta pun meminta maaf atas insiden ini.

“Kami sungguh-sungguh meminta maaf atas kejadian ini,” kata juru bicara Meta kepada Gizmodo, Sabtu (21/10/2023).

Pihak Meta pun berjanji memperbaiki masalah terjemahan bahasa Arab yang tidak pantas tadi. Masalah ini pertama kali dilaporkan oleh 404 Media pada Kamis (19/10/2023). Seorang pengguna TikTok, Khan Man mengunggah tentang pengalamannya dengan bug terjemahan otomatis. Ketika dia menekan fitur “lihat terjemahan” pada bio Instagram-nya, terjemahan otomatis ini terjadi.

Pengguna Instagram lainnya juga membuat tuduhan terhadap Meta karena membatasi atau menyembunyikan akun yang menyebutkan Palestina di platformnya.



Kepala Divisi Instagram, Adam Mosseri, mengatakan bahwa tindakan itu terlalu berisiko terhadap nama besar platform tersebut.

"Tidak ada kesengajaaan kami untuk membatasi masukan dari pengguna," katanya dalam sebuah postingan blog pada hari Rabu sebelum insiden terjemahan otomatis dilaporkan.

Saat ini, Tim Meta memperkenalkan serangkaian langkah untuk mengatasi peningkatan konten berbahaya yang menyebar di platform. Meta bahkan mengklaim telah mendirikan pusat operasi khusus dengan staf ahli yang lancar berbahasa Arab dan Ibrani mengingat konflik terbaru antara Israel dan Hamas.



Perusahaan ini baru-baru ini memperbaiki bug yang mempengaruhi cerita yang membagikan reel atau unggahan, sehingga tidak memungkinkan tampil dengan benar di cerita orang dan secara signifikan mengurangi jangkauan. Meta mengatakan bug tersebut tidak ada hubungannya dengan materi konten dan diperbaiki sesegera mungkin.

Meta mengklaim memiliki jaringan pemeriksa fakta pihak ketiga terbesar dari setiap platform. Namun, perusahaan teknologi ini mengakui dalam postingan bahwa mereka dapat melakukan kesalahan dalam moderasi konten, sehingga mereka menawarkan proses banding bagi pengguna yang tidak setuju dengan keputusan tersebut.
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1333 seconds (0.1#10.140)