Miris, Remaja Dibawah 19 Tahun Rata-rata Berhutang Rp2,3 Juta ke Pinjol
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tren menggunakan pinjaman online (pinjol) ternyata sudah sangat dekat dengan masyarakat Indonesia. Tidak hanya yang sudah bekerja atau berkeluarga, bahkan juga mereka yang masih berusia belasan tahun.
Ini terlihat dari riset terbaru INDEF yang menunjukkan bahwa remaja yang berusia belasan tahun sudah menggunakan pinjol dengan pinjaman mencapai jutaan rupiah.
“Proliferasi pinjaman online di Indonesia telah membuat negara ini mengalami pertumbuhan luar biasa dalam industri pinjaman online ,” ujar Nailul Huda, M.E, Peneliti Center of Digital Economy and SME, INDEF.
“Populasi dewasa muda Indonesia sering kali terjebak oleh kecenderungan impulsif atau keinginan akan kepuasan instan, mendorong mereka untuk mengejar pinjaman yang cepat dan mudah tanpa mempertimbangkan risiko yang terkait,” bebernya.
Nailul mengatakan, ada banyak faktor yang menyebabkan muda-mudi Indonesia terjebak dalam utang. Mirisnya, tidak terbatas pada kebutuhan mendesak.
”Pemicunya adalah kebiasaan pengeluaran berlebihan, tekanan ekonomi, pembiayaan pendidikan, dan tingkat literasi pinjaman yang rendah,” ungkapnya.
Selain itu, gaya hidup juga menjadi faktor penting yang menyebabkan masalah utang, yang tidak hanya berdampak pada kalangan dewasa muda, tetapi juga masyarakat pada umumnya.
Pada Juni 2023, pinjaman rata-rata untuk pemuda di bawah 19 tahun mencapai Rp2,3 juta, sementara untuk usia 20-34 tahun adalah Rp2,5 juta, padahal pendapatan rata-rata pemuda hanya Rp2 juta per bulan.
“Masalah ini semakin memprihatinkan karena pendapatan pemuda lebih rendah daripada utang mereka dari pinjaman online. Oleh karena itu, diperlukan tindakan konkret untuk mengatasi maraknya pinjaman online ilegal,” beber Nailul.
Kemajuan teknologi yang terus berlanjut selama bertahun-tahun telah memainkan peranan penting dalam membentuk praktik keuangan dari berbagai generasi.
Ini terlihat dari riset terbaru INDEF yang menunjukkan bahwa remaja yang berusia belasan tahun sudah menggunakan pinjol dengan pinjaman mencapai jutaan rupiah.
“Proliferasi pinjaman online di Indonesia telah membuat negara ini mengalami pertumbuhan luar biasa dalam industri pinjaman online ,” ujar Nailul Huda, M.E, Peneliti Center of Digital Economy and SME, INDEF.
Digunakan untuk Kebutuhan yang Tidak Mendesak
Menurut Nailul, pinjaman online telah mengubah akses masyarakat Indonesia terhadap kredit. Sebab, sangat mudah didapatkan. Namun, tren ini tidak selalu sejalan dengan pertumbuhan literasi keuangan di kalangan penduduknya, terutama di kalangan dewasa muda.“Populasi dewasa muda Indonesia sering kali terjebak oleh kecenderungan impulsif atau keinginan akan kepuasan instan, mendorong mereka untuk mengejar pinjaman yang cepat dan mudah tanpa mempertimbangkan risiko yang terkait,” bebernya.
Nailul mengatakan, ada banyak faktor yang menyebabkan muda-mudi Indonesia terjebak dalam utang. Mirisnya, tidak terbatas pada kebutuhan mendesak.
”Pemicunya adalah kebiasaan pengeluaran berlebihan, tekanan ekonomi, pembiayaan pendidikan, dan tingkat literasi pinjaman yang rendah,” ungkapnya.
Selain itu, gaya hidup juga menjadi faktor penting yang menyebabkan masalah utang, yang tidak hanya berdampak pada kalangan dewasa muda, tetapi juga masyarakat pada umumnya.
Lonjakan Belanja Online Pasca Pandemi
Pesatnya pertumbuhan pinjaman online di Indonesia bisa dilihat paska pandemi. Pada Desember 2022, naiknya mencapai 71 persen. Kebanyakan datang dari kalangan remaja yang cenderung konsumtif.Pada Juni 2023, pinjaman rata-rata untuk pemuda di bawah 19 tahun mencapai Rp2,3 juta, sementara untuk usia 20-34 tahun adalah Rp2,5 juta, padahal pendapatan rata-rata pemuda hanya Rp2 juta per bulan.
“Masalah ini semakin memprihatinkan karena pendapatan pemuda lebih rendah daripada utang mereka dari pinjaman online. Oleh karena itu, diperlukan tindakan konkret untuk mengatasi maraknya pinjaman online ilegal,” beber Nailul.
Generasi Tua Hindari Hutang, yang Muda Suka Berhutang
Faktor lain yang memicu peningkatan prevalensi pinjaman online di kalangan dewasa muda Indonesia adalah perubahan perilaku dari generasi sebelumnya ke generasi muda saat ini.Kemajuan teknologi yang terus berlanjut selama bertahun-tahun telah memainkan peranan penting dalam membentuk praktik keuangan dari berbagai generasi.