Pakai Sistem INS, Sekali Pencet Iran Bisa Lenyapkan Israel dari Tanah Palestina
loading...
A
A
A
TEHERAN - Terkuak kuatnya pertahanan wilayah Iran sehingga sulit ditembus musuh karena menggunakan sistem Navigasi Inersia (INS). Navigasi yang menggunakan sensor komputer, gerak (accelerometers) dan sensor rotasi.
Iran menggunakan sistem teknologi ini pada rudal jarak jauh terbaru yang dijuluki Kheibarshekan atau penghancur kastil. Jangkauan rudal ini disebut bisa mencapai wilayah Israel.
Iran mengembangkan sistem navigasi inersia (INS) untuk meningkatkan akurasi navigasi pesawat. INS menggunakan sensor inersia untuk mengukur rotasi dan percepatan pesawat, dan kemudian menggunakan informasi ini untuk menghitung posisi pesawat.
INS lebih akurat daripada sistem navigasi berbasis GPS saja, karena tidak bergantung pada sinyal GPS yang dapat terganggu oleh cuaca .
Iran telah mengembangkan INS untuk digunakan di pesawat tempur, helikopter, dan pesawat tanpa awak. INS Iran diperkirakan memiliki akurasi yang sebanding dengan INS buatan Barat.
Pengembangan INS Iran adalah bagian dari upayanya untuk meningkatkan kemampuan militernya. INS dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi serangan udara dan untuk meningkatkan kemampuan pesawat untuk beroperasi dalam kondisi cuaca buruk.
Berikut adalah beberapa detail tentang sistem navigasi inersia Iran:
1. INS Iran menggunakan sensor inersia yang terdiri dari giroskop dan accelerometer.
2. Giroskop mengukur rotasi pesawat, dan accelerometer mengukur percepatan pesawat.
3. Informasi dari sensor inersia digunakan untuk menghitung posisi pesawat.
4. INS Iran diperkirakan memiliki akurasi yang sebanding dengan INS buatan Barat.
5. INS Iran digunakan di pesawat tempur, helikopter, dan pesawat tanpa awak.
6. Pengembangan INS Iran adalah bagian dari upaya Iran untuk meningkatkan kemampuan militernya.
TeknologI ini digunakan pada kendaraan seperti kapal, pesawat terbang, kapal selam, rudal, dan pesawat ruang angkasa.
Merujuk keterangan di situs Garda Sepah News, rudal itu memiliki jangkauan 1.450 kilometer dengan akurasi yang tepat. Sementara itu, Israel terletak di 1.000 kilometer dari perbatasan barat Iran.
"Kemampuan manuver dan kecepatan ekstrem memungkinkan mencapai target dalam radius 1.450 kilometer," demikian keterangan di situs itu, seperti dikutip AFP..
Desain rudal baru itu sedikit berbeda dari rudal yang lain. Berat rudal Kheibarshekan juga dikurangi tiga kilogram dari rudal lainnya. Selain itu, rudal ini memiliki kecepatan lebih tinggi untuk mencapai target.
Sebelumnya, tepatnya pada 24 Desember lalu, Iran menembakkan 16 rudal balistik untuk mengakhiri latihan militer. Para jenderal mengatakan penembakan rudal itu merupakan peringatan terhadap musuh bebuyutan mereka, Israel.
Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) mengatakan, Iran memiliki sekitar 20 jenis rudal balistik serta rudal jelajah dan drone.
Kemampuan rudal Iran sendiri bervariasi. Jenis Qiam-1 memiliki jangkauan 800 kilometer, sementara Ghadar-1 bisa menjangkau hingga 1.800 kilometer.
Iran menggunakan sistem teknologi ini pada rudal jarak jauh terbaru yang dijuluki Kheibarshekan atau penghancur kastil. Jangkauan rudal ini disebut bisa mencapai wilayah Israel.
Iran mengembangkan sistem navigasi inersia (INS) untuk meningkatkan akurasi navigasi pesawat. INS menggunakan sensor inersia untuk mengukur rotasi dan percepatan pesawat, dan kemudian menggunakan informasi ini untuk menghitung posisi pesawat.
INS lebih akurat daripada sistem navigasi berbasis GPS saja, karena tidak bergantung pada sinyal GPS yang dapat terganggu oleh cuaca .
Iran telah mengembangkan INS untuk digunakan di pesawat tempur, helikopter, dan pesawat tanpa awak. INS Iran diperkirakan memiliki akurasi yang sebanding dengan INS buatan Barat.
Pengembangan INS Iran adalah bagian dari upayanya untuk meningkatkan kemampuan militernya. INS dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi serangan udara dan untuk meningkatkan kemampuan pesawat untuk beroperasi dalam kondisi cuaca buruk.
Berikut adalah beberapa detail tentang sistem navigasi inersia Iran:
1. INS Iran menggunakan sensor inersia yang terdiri dari giroskop dan accelerometer.
2. Giroskop mengukur rotasi pesawat, dan accelerometer mengukur percepatan pesawat.
3. Informasi dari sensor inersia digunakan untuk menghitung posisi pesawat.
4. INS Iran diperkirakan memiliki akurasi yang sebanding dengan INS buatan Barat.
5. INS Iran digunakan di pesawat tempur, helikopter, dan pesawat tanpa awak.
6. Pengembangan INS Iran adalah bagian dari upaya Iran untuk meningkatkan kemampuan militernya.
TeknologI ini digunakan pada kendaraan seperti kapal, pesawat terbang, kapal selam, rudal, dan pesawat ruang angkasa.
Merujuk keterangan di situs Garda Sepah News, rudal itu memiliki jangkauan 1.450 kilometer dengan akurasi yang tepat. Sementara itu, Israel terletak di 1.000 kilometer dari perbatasan barat Iran.
"Kemampuan manuver dan kecepatan ekstrem memungkinkan mencapai target dalam radius 1.450 kilometer," demikian keterangan di situs itu, seperti dikutip AFP..
Desain rudal baru itu sedikit berbeda dari rudal yang lain. Berat rudal Kheibarshekan juga dikurangi tiga kilogram dari rudal lainnya. Selain itu, rudal ini memiliki kecepatan lebih tinggi untuk mencapai target.
Sebelumnya, tepatnya pada 24 Desember lalu, Iran menembakkan 16 rudal balistik untuk mengakhiri latihan militer. Para jenderal mengatakan penembakan rudal itu merupakan peringatan terhadap musuh bebuyutan mereka, Israel.
Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) mengatakan, Iran memiliki sekitar 20 jenis rudal balistik serta rudal jelajah dan drone.
Kemampuan rudal Iran sendiri bervariasi. Jenis Qiam-1 memiliki jangkauan 800 kilometer, sementara Ghadar-1 bisa menjangkau hingga 1.800 kilometer.
(wbs)