Samudra Atlantik Meluas, Ini Penyebabnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Luas Samudra Atlantik makin bertambah setiap tahunnya. Para peneliti akhirnya menemukan alasannya.
Peta Observatorium Bumi NASA versi buatan Joshua Stevens memerlihatkan lempeng tektonik di bawah Amerika, Eropa, dan Afrika terpisah seiring dengan semakin luasnya Samudra Atlantik.
Sebuah studi pada 2021 menunjukkan bahwa material panas yang tidak biasa, yang terletak 410 mil di bawah tanah, naik dan memaksa lempeng-lempeng tersebut terpisah.
“Inilah yang membuat hasil ini menarik karena benar-benar tidak terduga,” kata seorang pakar dilansir dari Business Insider, Sabtu (26/8/2023).
Proses itulah yang membuat Samudra Atlantik bertambah lebar 1,5 inchi setiap tahunnya. Lantaran lempeng tektonik yang menopang benua Amerika terpisah dari lempeng tektonik di bawah Eropa dan Afrika.
Namun bagaimana dan mengapa hal ini terjadi masih menjadi misteri bagi para ilmuwan, karena Atlantik tidak memiliki lempeng subduksi yang padat seperti yang dimiliki Pasifik.
Sebuah studi pada 2021 yang diterbitkan dalam jurnal Nature menunjukkan bahwa kunci perluasan Atlantik terletak di bawah barisan pegunungan bawah laut yang besar di tengah lautan.
Kumpulan puncak yang sebagian besar berada di bawah laut dikenal sebagai Punggung Bukit Atlantik Tengah (Mid-Atlantic Ridge/MAR), memisahkan wilayah Utara. Lempeng Amerika dari Lempeng Eurasia, dan Lempeng Amerika Selatan dari Lempeng Afrika. Kumpulan sebagian besar puncak bawah laut, yang dikenal sebagai Punggung Bukit Atlantik Tengah (MAR), memisahkan lempeng Amerika Utara dari lempeng Eurasia, dan lempeng Amerika Selatan dari lempeng Afrika.
Para peneliti menemukan bahwa material dari dalam bumi naik ke permukaan di bawah MAR, mendorong lempeng di kedua sisi celah tersebut. Para peneliti di balik penelitian ini menemukan bahwa material dari dalam bumi naik ke permukaan di bawah MAR, mendorong lempeng di kedua sisi celah tersebut dan mengakibatkan dasar laut Atlantik menyebar.
“Dorongan dari mantel bawah ke atas dan terus naik ke permukaan biasanya dikaitkan dengan tempat-tempat lokal di Bumi, seperti Islandia, Hawaii, dan Yellowstone, dan bukan dengan pegunungan di tengah laut,” kata Matthew Aguis, ahli seismologi di Roma Tre University dan salah satu penulis studi tersebut kepada Insider.
Seringkali, material yang mencoba bergerak dari mantel bawah ke mantel atas terhalang oleh sekelompok batuan padat yang dikenal sebagai zona transisi mantel, yang terletak antara 255 mil dan 410 mil di bawah tanah.
Namun Agius dan rekan-rekannya memperkirakan bahwa di bawah MAR, suhu di bagian terdalam zona transisi tersebut lebih tinggi dari perkiraan, sehingga membuat zona tersebut lebih tipis di wilayah tersebut. Itu sebabnya material di sana lebih mudah naik ke dasar laut dibandingkan di bagian lain Bumi.
Peta Observatorium Bumi NASA versi buatan Joshua Stevens memerlihatkan lempeng tektonik di bawah Amerika, Eropa, dan Afrika terpisah seiring dengan semakin luasnya Samudra Atlantik.
Sebuah studi pada 2021 menunjukkan bahwa material panas yang tidak biasa, yang terletak 410 mil di bawah tanah, naik dan memaksa lempeng-lempeng tersebut terpisah.
“Inilah yang membuat hasil ini menarik karena benar-benar tidak terduga,” kata seorang pakar dilansir dari Business Insider, Sabtu (26/8/2023).
Proses itulah yang membuat Samudra Atlantik bertambah lebar 1,5 inchi setiap tahunnya. Lantaran lempeng tektonik yang menopang benua Amerika terpisah dari lempeng tektonik di bawah Eropa dan Afrika.
Namun bagaimana dan mengapa hal ini terjadi masih menjadi misteri bagi para ilmuwan, karena Atlantik tidak memiliki lempeng subduksi yang padat seperti yang dimiliki Pasifik.
Sebuah studi pada 2021 yang diterbitkan dalam jurnal Nature menunjukkan bahwa kunci perluasan Atlantik terletak di bawah barisan pegunungan bawah laut yang besar di tengah lautan.
Kumpulan puncak yang sebagian besar berada di bawah laut dikenal sebagai Punggung Bukit Atlantik Tengah (Mid-Atlantic Ridge/MAR), memisahkan wilayah Utara. Lempeng Amerika dari Lempeng Eurasia, dan Lempeng Amerika Selatan dari Lempeng Afrika. Kumpulan sebagian besar puncak bawah laut, yang dikenal sebagai Punggung Bukit Atlantik Tengah (MAR), memisahkan lempeng Amerika Utara dari lempeng Eurasia, dan lempeng Amerika Selatan dari lempeng Afrika.
Para peneliti menemukan bahwa material dari dalam bumi naik ke permukaan di bawah MAR, mendorong lempeng di kedua sisi celah tersebut. Para peneliti di balik penelitian ini menemukan bahwa material dari dalam bumi naik ke permukaan di bawah MAR, mendorong lempeng di kedua sisi celah tersebut dan mengakibatkan dasar laut Atlantik menyebar.
“Dorongan dari mantel bawah ke atas dan terus naik ke permukaan biasanya dikaitkan dengan tempat-tempat lokal di Bumi, seperti Islandia, Hawaii, dan Yellowstone, dan bukan dengan pegunungan di tengah laut,” kata Matthew Aguis, ahli seismologi di Roma Tre University dan salah satu penulis studi tersebut kepada Insider.
Seringkali, material yang mencoba bergerak dari mantel bawah ke mantel atas terhalang oleh sekelompok batuan padat yang dikenal sebagai zona transisi mantel, yang terletak antara 255 mil dan 410 mil di bawah tanah.
Namun Agius dan rekan-rekannya memperkirakan bahwa di bawah MAR, suhu di bagian terdalam zona transisi tersebut lebih tinggi dari perkiraan, sehingga membuat zona tersebut lebih tipis di wilayah tersebut. Itu sebabnya material di sana lebih mudah naik ke dasar laut dibandingkan di bagian lain Bumi.
(msf)