Meminimalisir Koban dari Rakyat Sipil, Rusia Siapkan Aplikasi Pelacak Tentara Ukraina
loading...
A
A
A
MOSCOW - Agar rakyat sipil dan anak-anak tak menjadi korban, Rusia siapkan aplikasi smartphone yang dapat melacak pergerakan tentara Ukraina.
Aplikasi ini merupakan hasil pengembangan dari teknologi yang pertama kali digunakan lebih dari seabad yang lalu di Perang Dunia 1.
Dihimpun dari Forbes, Jumat (27/1/2023) aplikasi bekerja dengan membawa konsep yang diciptakan oleh William Lawrence Bragg, ilmuwan pemenang Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1915 lalu. Di mana ia menggunakan mikrofon untuk mengidentifikasi musuh.
Diketahui, konsep pelacakan Bragg adalah dengan menggunakan mikrofon jarak jauh untuk secara otomatis merekam tembakan jarak jauh melalui galvanometer, dengan pena meninggalkan jejak pada gulungan kertas yang tidak tergulung mirip dengan seismograf.
Mikrofon Bragg terbuat dari kotak amunisi tua dan dibungkus kain untuk menghilangkan suara frekuensi tinggi seperti angin. Meskipun terlihat sederhana dan jauh dari peralatan digital canggih, pada akhirnya ini bisa menemukan posisi menembak dalam jarak 10 meter.
Rusia dilaporkan sudah menyiapkan lebih dari USD12 juta atau Rp180 miliar untuk mengembangkan aplikasi tersebut. Pendekatan menggunakan empat smartphone dengan aplikasi khusus yang terletak empat hingga enam kilometer ke belakang dari garis depan.
Nantinya data yang didapat dari mikrofon smartphone dikirim ke komputer tablet pusat dengan aplikasi lain untuk menghitung posisi tembakan. Menjadikan fitur microfon di smartphone jauh lebih berguna dari yang dikira sebelumnya.
Sistem pelacakan Rusia yang baru ini meskipun terlihat canggih namun diakui Rusia tidak sepenuhnya dapat diandalkan. Para pengembang aplikasi mengatakan bahwa itu mungkin saja mengalami kesalahan yang tidak terduga.
Hasil dari kondisi atmosfer, atau pantulan suara dari fitur medan, dianggap bisa mempengaruhi tingkat akurasi. Dengan begitu masih dibutuhkan drone untuk mengintai area tersebut dan mengonfirmasi sebelum serangan diluncurkan.
Aplikasi ini merupakan hasil pengembangan dari teknologi yang pertama kali digunakan lebih dari seabad yang lalu di Perang Dunia 1.
Dihimpun dari Forbes, Jumat (27/1/2023) aplikasi bekerja dengan membawa konsep yang diciptakan oleh William Lawrence Bragg, ilmuwan pemenang Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1915 lalu. Di mana ia menggunakan mikrofon untuk mengidentifikasi musuh.
Diketahui, konsep pelacakan Bragg adalah dengan menggunakan mikrofon jarak jauh untuk secara otomatis merekam tembakan jarak jauh melalui galvanometer, dengan pena meninggalkan jejak pada gulungan kertas yang tidak tergulung mirip dengan seismograf.
Mikrofon Bragg terbuat dari kotak amunisi tua dan dibungkus kain untuk menghilangkan suara frekuensi tinggi seperti angin. Meskipun terlihat sederhana dan jauh dari peralatan digital canggih, pada akhirnya ini bisa menemukan posisi menembak dalam jarak 10 meter.
Rusia dilaporkan sudah menyiapkan lebih dari USD12 juta atau Rp180 miliar untuk mengembangkan aplikasi tersebut. Pendekatan menggunakan empat smartphone dengan aplikasi khusus yang terletak empat hingga enam kilometer ke belakang dari garis depan.
Nantinya data yang didapat dari mikrofon smartphone dikirim ke komputer tablet pusat dengan aplikasi lain untuk menghitung posisi tembakan. Menjadikan fitur microfon di smartphone jauh lebih berguna dari yang dikira sebelumnya.
Sistem pelacakan Rusia yang baru ini meskipun terlihat canggih namun diakui Rusia tidak sepenuhnya dapat diandalkan. Para pengembang aplikasi mengatakan bahwa itu mungkin saja mengalami kesalahan yang tidak terduga.
Hasil dari kondisi atmosfer, atau pantulan suara dari fitur medan, dianggap bisa mempengaruhi tingkat akurasi. Dengan begitu masih dibutuhkan drone untuk mengintai area tersebut dan mengonfirmasi sebelum serangan diluncurkan.
(wbs)