Startup Indonesia dan Malaysia Jalin Kolaborasi dengan Global Market-Fit Programme
Senin, 28 November 2022 - 19:18 WIB
JAKARTA - Ekosistem startup Indonesia berkolaborasi dengan startup Malaysia melalui Global Market-Fit Programme Indonesia 2022. Program ini untuk memberdayakan ekosistem startup di kedua negara agar berkembang menjadi lebih kuat.
Kolaborasi ini difasilitasi KUMPUL.ID dengan Malaysian Research Accelerator for Technology & Innovation (MRANTI). KUMPUL.ID mengundang startup Malaysia terpilih, yaitu Qmed Asia, IoT SATA, Fuciphagus, LOLA Application, GPS Fleet, Shoppegram, dan Ngeam Engineering Works dalam kegiatan Validation Trip ke Indonesia.
“Kolaborasi ini menarik, agar kita bisa berkembang menjadi lebih kuat bersama, serta terhubung dengan ekosistem startup terutama di regional Asia Pasifik. Jadi program seperti ini menjadi penting,” jelas Faye Wongso, selaku Co-Founder dan CEO dari KUMPUL.ID, Senin (28/11/2022).
Validation Trip ini juga mengajak startup Malaysia terpilih untuk bertemu langsung dengan calon partner maupun kolaborator untuk mulai bersinergi dengan bisnis dan ekosistem di Indonesia. Rangkaian kegiatan Global Market-Fit Programme Indonesia diakhiri melalui sesi terakhir Demo Day yang bertepatan dengan program diskusi panel dan speed dating di XenSpace, Jakarta.
Diskusi panel mengundang para pembicara dari berbagai bidang, yaitu Kamalia Aziz selaku Global Innovation Xchange dari MRANTI, Lauren Adams selaku Australian Trade and Investment Commissioner, dan Faye Wongso selaku Co-Founder & CEO dari KUMPUL.ID. Diskusi panel membahas tren teknologi dan inovasi di berbagai negara, khususnya Asia Pasifik.
Pada sesi Demo Day peserta startup Malaysia terpilih diundang melakukan pitching di hadapan para venture capitalist, investor dan penggerak industri Indonesia lainnya. “Kami di MRANTI memberikan dukungan kepada berbagai startup (Malaysia) yang sudah hadir hari ini di Indonesia untuk bisa dapatkan akses pasar lebih luas,” jelas Kamalia Aziz.
Terkait perbedaan inovasi pada teknologi yang ada di tiap negara Asia Pasifik, Australia memiliki pasar dan teknologi yang lebih matang. Menurut Lauren Adams, ada hal yang bisa diperhatikan untuk mendukung tren teknologi ini untuk terus berkembang di tiap negara, salah satunya adalah peran para penggerak industri di tiap negara.
“Perusahaan-perusahaan besar bisa ambil peran dalam mendukung beragam teknologi yang bermunculan. Selain invest ke inovasi teknologi yang bisa menyelesaikan permasalahan sehari-hari, namun juga kepada enterprise dan infrastruktur teknologi modern” jelas Lauren Adams.
Melalui rangkaian kegiatan Global Market-Fit Programme Indonesia diharapkan menciptakan kolaborasi antara ekosistem startup Indonesia dan Malaysia. Kemudian, membuka ruang diskusi yang lebih besar untuk ciptakan potensi kerja sama menguntungkan terhadap industri startup dua negara.
Kolaborasi ini difasilitasi KUMPUL.ID dengan Malaysian Research Accelerator for Technology & Innovation (MRANTI). KUMPUL.ID mengundang startup Malaysia terpilih, yaitu Qmed Asia, IoT SATA, Fuciphagus, LOLA Application, GPS Fleet, Shoppegram, dan Ngeam Engineering Works dalam kegiatan Validation Trip ke Indonesia.
“Kolaborasi ini menarik, agar kita bisa berkembang menjadi lebih kuat bersama, serta terhubung dengan ekosistem startup terutama di regional Asia Pasifik. Jadi program seperti ini menjadi penting,” jelas Faye Wongso, selaku Co-Founder dan CEO dari KUMPUL.ID, Senin (28/11/2022).
Validation Trip ini juga mengajak startup Malaysia terpilih untuk bertemu langsung dengan calon partner maupun kolaborator untuk mulai bersinergi dengan bisnis dan ekosistem di Indonesia. Rangkaian kegiatan Global Market-Fit Programme Indonesia diakhiri melalui sesi terakhir Demo Day yang bertepatan dengan program diskusi panel dan speed dating di XenSpace, Jakarta.
Diskusi panel mengundang para pembicara dari berbagai bidang, yaitu Kamalia Aziz selaku Global Innovation Xchange dari MRANTI, Lauren Adams selaku Australian Trade and Investment Commissioner, dan Faye Wongso selaku Co-Founder & CEO dari KUMPUL.ID. Diskusi panel membahas tren teknologi dan inovasi di berbagai negara, khususnya Asia Pasifik.
Pada sesi Demo Day peserta startup Malaysia terpilih diundang melakukan pitching di hadapan para venture capitalist, investor dan penggerak industri Indonesia lainnya. “Kami di MRANTI memberikan dukungan kepada berbagai startup (Malaysia) yang sudah hadir hari ini di Indonesia untuk bisa dapatkan akses pasar lebih luas,” jelas Kamalia Aziz.
Terkait perbedaan inovasi pada teknologi yang ada di tiap negara Asia Pasifik, Australia memiliki pasar dan teknologi yang lebih matang. Menurut Lauren Adams, ada hal yang bisa diperhatikan untuk mendukung tren teknologi ini untuk terus berkembang di tiap negara, salah satunya adalah peran para penggerak industri di tiap negara.
“Perusahaan-perusahaan besar bisa ambil peran dalam mendukung beragam teknologi yang bermunculan. Selain invest ke inovasi teknologi yang bisa menyelesaikan permasalahan sehari-hari, namun juga kepada enterprise dan infrastruktur teknologi modern” jelas Lauren Adams.
Melalui rangkaian kegiatan Global Market-Fit Programme Indonesia diharapkan menciptakan kolaborasi antara ekosistem startup Indonesia dan Malaysia. Kemudian, membuka ruang diskusi yang lebih besar untuk ciptakan potensi kerja sama menguntungkan terhadap industri startup dua negara.
(wib)
tulis komentar anda