Ulah Hacker, Data 1 Miliar Warga China Dijual Bebas
Kamis, 07 Juli 2022 - 08:55 WIB
BEIJING - Seorang hacker berhasil mencuri sebanyak 1 juta data pribadi warga China. Ini mencakup nama, alamat, tempat lahir, nomor ID nasional, nomor ponsel, hingga detail catatan kriminal.
Sayangnya hingga saat ini belum diketahui siapa pelaku pencurain data-data tersebut. Namun dicurigai ini dilakukan oleh seorang pengguna internet anonim dengan nama 'ChinaDan'.
Ia diduga kuat menjadi aktor pencurian data karena baru-baru ini dirinya memposting lebih dari 23TB data di forum peretas Breach Forum, seperti dilansir dari Metro50, Kamis (7/7/2022).
Data-data tersebut dijual oleh ChinaDan dengan harga 10 Bitcoin atau setara Rp 3 miliar. Sialnya, data telah diverifikasi oleh wartawan dari Wall Street Journal dan dikatakan bahwa data itu adalah asli.
Verifikasi dilakukan dengan cara menelepon lusinan orang yang datanya beredar. Dan ditemukan bahwa sembilan dari sepuluh data yang dijual tersebut di antaranya adalah data pribadi yang benar-benar asli.
Para pakar melihat data 1 miliar warga China ini bisa bocor karena adanya bug dalam sistem data pemerintah China. Mereka juga menilai bajwa peretasan ini merupakan yang terbesar dan terburuk sepanjang sejarah.
Untuk diketahui, pencurian data skala besar ini terjadi tak lama setelah China mengesahkan undang-undang baru yang mengatur bagaimana informasi dan data pribadi ditangani.
Undang-undang Perlindungan Informasi Pribadi China mewajibkan badan pemerintah untuk melindungi informasi warga negara namun sayang negara telah gagal melakukannya. Ini merupakan pukulan telak bagi pemerintah China.
Sayangnya hingga saat ini belum diketahui siapa pelaku pencurain data-data tersebut. Namun dicurigai ini dilakukan oleh seorang pengguna internet anonim dengan nama 'ChinaDan'.
Ia diduga kuat menjadi aktor pencurian data karena baru-baru ini dirinya memposting lebih dari 23TB data di forum peretas Breach Forum, seperti dilansir dari Metro50, Kamis (7/7/2022).
Data-data tersebut dijual oleh ChinaDan dengan harga 10 Bitcoin atau setara Rp 3 miliar. Sialnya, data telah diverifikasi oleh wartawan dari Wall Street Journal dan dikatakan bahwa data itu adalah asli.
Verifikasi dilakukan dengan cara menelepon lusinan orang yang datanya beredar. Dan ditemukan bahwa sembilan dari sepuluh data yang dijual tersebut di antaranya adalah data pribadi yang benar-benar asli.
Para pakar melihat data 1 miliar warga China ini bisa bocor karena adanya bug dalam sistem data pemerintah China. Mereka juga menilai bajwa peretasan ini merupakan yang terbesar dan terburuk sepanjang sejarah.
Untuk diketahui, pencurian data skala besar ini terjadi tak lama setelah China mengesahkan undang-undang baru yang mengatur bagaimana informasi dan data pribadi ditangani.
Undang-undang Perlindungan Informasi Pribadi China mewajibkan badan pemerintah untuk melindungi informasi warga negara namun sayang negara telah gagal melakukannya. Ini merupakan pukulan telak bagi pemerintah China.
(wbs)
tulis komentar anda