Lark Satu Teknologi Penggerak Bisnis Saat Perusahaan Terapkan Kerja Hybrid
Kamis, 23 Desember 2021 - 15:33 WIB
"Pada kenyataannya, tuntutan ekosistem hibrida ini memaksa perusahaan untuk memikirkan kembali semua sistem dan pengaturan dasar yang ada. Dalam prosesnya, persoalan ini bukan hanya menjadi masalah terkait IT tapi juga masuk dalam ranah SDM. Dengan fungsi dan fitur yang terpadu, Lark, aplikasi kolaborasi dan komunikasi all-in-one, mengintegrasikan tugas, proses kerja, dokumen, dan data dengan mulus untuk memberikan konektivitas dan keamanan tinggi kepada para pengguna." jelas Suryanto Lee.
Lebih lanjut Suryanto Lee, memaparkan sebuah survei Global Talent Trend 2021 yang dilakukan oleh JobStreet, BCG, dan The Network pada November-Desember 2020 terhadap lebih dari 33.000 responden yang mayoritas berusia 20-40 tahun dan berpendidikan Sarjana (S1), menemukan bahwa karyawan di Indonesia sangat menyukai pengaturan kerja secara hybrid atau hibrida.
Ketika survei ini dilakukan, 54% dari total responden melaporkan bahwa mereka bekerja dari rumah (WFH) atau hibrida, sedangkan 46% dituntut bekerja sepenuhnya dari kantor (WFO). Namun, apabila mereka diizinkan untuk memilih, 91% responden memilih untuk bekerja dari rumah atau hibrida sementara sembilan persen lebih suka bekerja sepenuhnya dari kantor (WFO).
"Lark menawarkan kepada perusahaan kemampuan untuk beralih ke teknologi digital dengan lebih lancar, lebih mudah, dan dengan cara yang sangat hemat biaya. Melalui teknologi digital, Lark mengotomatisasi proses kerja dan mengurangi tugas yang biasanya harus dilakukan secara berulang-ulang." tegas Suryanto Lee.
Dengan gamblang Suryanto Lee, menegaskan bahwa teknologi merupakan aspek nomor satu dalam mode kerja hibrida. Teknologi yang terintegrasi dan mumpuni sangat penting untuk mendorong produktivitas karyawan dan perusahaan, meskipun tim tidak berada di satu tempat.
Perusahaan harus memastikan infrastruktur yang tersedia memadai untuk mendukung kebutuhan kerja karyawan, baik yang bekerja di kantor maupun dari jarak jauh. Salah satu elemen kunci dalam proses transformasi teknologi digital adalah pilihan dan penggunaan aplikasi kerja.
“Pandemi ini menjadi tantangan besar bagi manajemen perusahaan karena perlu adanya penerapan paradigma dan metodologi baru untuk menciptakan tim yang efektif, kompak, dan produktif yang tidak hanya mampu melanjutkan bisnis seperti sediakala, tetapi juga mampu berkembang di masa depan, saat dunia memasuki era pasca-Covid.” pungkasnya.
Melihat apa yang disampaikan Suryato Lee, SINDOnews menilai Lark merupakan patform kolaborasi dengan berbagai fitur yang terintegrasi. Hal ini menjadi keunggulan saat perusahaan menerapkan kerja hybrid dan aktivitas bisnis bisa berjalan dengan teknologi yang bisa digunakan siapapun dengan hanya menggunakan satu teknologi yakni Lark.
Dan berdasarkan hasil survei Global Talent Trend 2021 mempertegas Lark membantu perusahaan mencapai produktivitas yang optimal. Perusahaan pengguna Lark mengakui efisiensi kerja yang lebih besar tanpa perlu menggunakan bermacam-macam solusi atau banyak teknologi, sehingga menghemat waktu dan biaya.
Lebih lanjut Suryanto Lee, memaparkan sebuah survei Global Talent Trend 2021 yang dilakukan oleh JobStreet, BCG, dan The Network pada November-Desember 2020 terhadap lebih dari 33.000 responden yang mayoritas berusia 20-40 tahun dan berpendidikan Sarjana (S1), menemukan bahwa karyawan di Indonesia sangat menyukai pengaturan kerja secara hybrid atau hibrida.
Ketika survei ini dilakukan, 54% dari total responden melaporkan bahwa mereka bekerja dari rumah (WFH) atau hibrida, sedangkan 46% dituntut bekerja sepenuhnya dari kantor (WFO). Namun, apabila mereka diizinkan untuk memilih, 91% responden memilih untuk bekerja dari rumah atau hibrida sementara sembilan persen lebih suka bekerja sepenuhnya dari kantor (WFO).
"Lark menawarkan kepada perusahaan kemampuan untuk beralih ke teknologi digital dengan lebih lancar, lebih mudah, dan dengan cara yang sangat hemat biaya. Melalui teknologi digital, Lark mengotomatisasi proses kerja dan mengurangi tugas yang biasanya harus dilakukan secara berulang-ulang." tegas Suryanto Lee.
Dengan gamblang Suryanto Lee, menegaskan bahwa teknologi merupakan aspek nomor satu dalam mode kerja hibrida. Teknologi yang terintegrasi dan mumpuni sangat penting untuk mendorong produktivitas karyawan dan perusahaan, meskipun tim tidak berada di satu tempat.
Perusahaan harus memastikan infrastruktur yang tersedia memadai untuk mendukung kebutuhan kerja karyawan, baik yang bekerja di kantor maupun dari jarak jauh. Salah satu elemen kunci dalam proses transformasi teknologi digital adalah pilihan dan penggunaan aplikasi kerja.
“Pandemi ini menjadi tantangan besar bagi manajemen perusahaan karena perlu adanya penerapan paradigma dan metodologi baru untuk menciptakan tim yang efektif, kompak, dan produktif yang tidak hanya mampu melanjutkan bisnis seperti sediakala, tetapi juga mampu berkembang di masa depan, saat dunia memasuki era pasca-Covid.” pungkasnya.
Melihat apa yang disampaikan Suryato Lee, SINDOnews menilai Lark merupakan patform kolaborasi dengan berbagai fitur yang terintegrasi. Hal ini menjadi keunggulan saat perusahaan menerapkan kerja hybrid dan aktivitas bisnis bisa berjalan dengan teknologi yang bisa digunakan siapapun dengan hanya menggunakan satu teknologi yakni Lark.
Dan berdasarkan hasil survei Global Talent Trend 2021 mempertegas Lark membantu perusahaan mencapai produktivitas yang optimal. Perusahaan pengguna Lark mengakui efisiensi kerja yang lebih besar tanpa perlu menggunakan bermacam-macam solusi atau banyak teknologi, sehingga menghemat waktu dan biaya.
tulis komentar anda